

Kanker masih menjadi penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian tertinggi nomor dua di dunia. Dari laporan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) saja, di 2018 tercatat ada lebih dari 17 juta kasus dan 9,5 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia.
Sedangkan di Indonesia, data Globocan pada 2018 mencatatkan jumlah kasus baru kanker mencapai 348.809 kasus dengan estimasi kematian sebanyak 207.210 jiwa. Hal ini menjadikan kanker sebagai penyakit tidak menular dengan tingkat kematian tertinggi ketiga di Tanah Air, setelah penyakit jantung dan stroke.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kanker tidak boleh diremehkan. Bila tidak segera ditangani, sel-sel kanker bisa menyerang organ vital lain yang penting untuk kinerja tubuh. Di sisi lain, gejala awal kanker kerap tidak terlihat oleh penderitanya dan baru disadari saat sudah mencapai stadium lanjut.
Pengobatan kanker juga bisa dibilang tidak murah dan perlu waktu yang lama. Meski begitu, kita bisa meminimalisir risiko kanker dengan penanganan yang optimal bila tanda-tandanya sudah diketahui sejak awal. Ini dia cara yang bisa kita lakukan deteksi dini kanker:
1. Perhatikan tanda-tanda tidak normal di tubuh
Kanker merupakan penyakit yang disebabkan adanya mutasi genetik sehingga menyebabkan tumbuhnya sel abnormal secara tidak terkendali di tubuh. Setelah beberapa waktu, biasanya juga akan muncul benjolan di beberapa bagian tubuh disertai penurunan daya tahan tubuh yang cepat.
Jadi, bila muncul benjolan tidak normal di bagian tubuh tertentu yang terasa makin membesar dan nyeri saat disentuh, Anda patut waspada dan harus segera melakukan pemeriksaan lanjutan kepada ahlinya di rumah sakit.
2. Telusuri riwayat keluarga
Kanker bisa diturunkan secara genetik. Dilansir American Cancer Society, kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak disebabkan karena keturunan. Bahkan persentase kasus kanker akibat mutasi gen yang diturunkan orang tua ke anaknya mencapai 5-10 persen.
Meskipun ada faktor pendukung lain seperti gaya hidup yang tidak sehat, mutasi akibat paparan hingga paparan radiasi, tidak ada salahnya menelusuri riwayat kanker di antara anggota keluarga untuk mendeteksi risiko kanker yang mungkin mengancam kita di kemudian hari.
3. Deteksi dini kanker
Pemeriksaan kanker tidak harus menunggu gejala dan tanda-tandanya muncul. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kanker juga merupakan salah satu jenis penyakit yang bisa diturunkan secara genetik, sehingga skrining atau deteksi dini kanker bisa menjadi cara mendeteksi risiko kanker sejak dini.
Deteksi dini untuk setiap jenis kanker tentu memiliki prosedur yang berbeda. Misalnya deteksi kanker payudara bisa melalui prosedur SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) di rumah setiap bulan, atau mamografi dengan memeriksakan munculnya sel kanker dengan sinar X dosis rendah yang direkomendasikan untuk orang berusia 50 tahun ke atas.
Ada juga tes untuk mendeteksi adanya kanker serviks melalui prosedur pap smear dengan cara mengambil sedikit jaringan serviks lalu dibawa ke laboratorium untuk memeriksa kondisi leher rahim. Dilansir healthline, tingkat keakuratan prosedur pap smear sangat tinggi, yakni hingga 80 persen. Sebaiknya tes ini juga dilakukan setelah memasuki usia 21 tahun secara berkala hingga umur 65 tahun.
4. Lakukan perlindungan maksimal untuk diri sendiri dan keluarga
Kanker bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, baik orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan tidak sedikit pula seseorang yang masih muda dan terlihat sehat, ternyata didiagnosa menderita kanker.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengobatan untuk penyakit kanker memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar. Tidak hanya berdampak pada penderita kanker, keluarga pun bisa ikut berdampak hingga harus menjual aset bila tidak ada persiapan finansial yang memadai.
Siapkan perlindungan optimal agar aset terjaga, apalagi bila diketahui ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker juga. Jangan ragu memberikan perlindungan untuk diri sendiri dan keluarga melalui asuransi untuk penyakit kanker.
Asuransi kanker ini bisa menjadi jaminan selama proses berobat jalan hingga rawat inap di rumah sakit. Nah, di usianya yang ke 25 tahun, Prudential mengajak kita untuk lebih peduli terhadap risiko kanker dan berani menghadapinya melalui kampanye PRU25. Salah satunya memberi perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga untuk menghadapi risiko kanker yang tidak terduga.
Jadi, tidak perlu takut lagi melakukan deteksi dini kanker dan memiliki proteksi asuransi demi perlindungan kesehatan dan finansial di masa depan, kan? Jangan lupa juga untuk tetap semangat, karena kanker bukan menjadi penghalang untuk mengejar mimpi dan harapan di masa depan. Seperti kisah tiga sosok penyintas kanker ini. Yuk, simak kisah inspiratifnya melalui video berikut ini!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Prudential