Jenis Masker dan Respirator untuk Lindungi Pernapasan

4 Maret 2020 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turis mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran penyebaran coronavirus novel COVID-19 di kawasan Pyramide du louvre di Paris. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Turis mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran penyebaran coronavirus novel COVID-19 di kawasan Pyramide du louvre di Paris. Foto: STEPHANE DE SAKUTIN / AFP
ADVERTISEMENT
Konfirmasi kasus virus corona yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada Senin, 2 Maret 2020, membuat antisipasi publik terhadap virus corona semakin meningkat. Salah satu antisipasi tersebut adalah dengan menggunakan masker atau respirator.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengamatan kumparan, beberapa netizen melaporkan penggunaan masker dan respirator yang tak lazim digunakan untuk sehari-hari. Masker ini menutup keseluruhan wajah si pemakai, lengkap dengan selang udara untuk menjaga kualitas udara yang dihirup.
Meski tampak tidak umum ditemukan sehari-hari, penggunaan respirator semacam ini dapat dipahami. Sebabnya, virus corona dapat menular hanya melalui tetesan kecil air liur (droplet) dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang dengan penyakit COVID-19 batuk atau buang napas.
Lantas, apa saja jenis masker dan respirator yang digunakan untuk bertahan hidup dalam situasi darurat? kumparan telah merangkumnya melalui daftar berikut ini.

Masker bedah

Masker bedah adalah salah satu jenis masker yang ditujukan untuk memberikan perlindungan kepada pengguna terhadap tetesan besar, percikan, atau semprotan cairan tubuh atau cairan berbahaya lainnya. Masker ini juga dapat melindungi pernapasan pasien dari emisi dan polusi di sekitarnya.
Penumpang transjakarta memakai masker untuk melindungi dirinya dari wabah virus corona. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Meski masker bedah bermanfaat secara praktis untuk dipakai sehari-hari, masker ini tidak memberikan tingkat perlindungan yang andal dari partikel udara yang lebih kecil. Masker ini pun tidak memiliki kerapatan yang ketat, dan bakal meninggalkan celah atau rongga jika pengguna bernapas.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, masker bedah tidak dianggap sebagai salah satu alat perlindungan pernapasan. Jangka waktu pemakaian masker bedah harus diganti setiap kali habis digunakan.

Particulate respirators atau N95

Respirator partikulat (particulate respirators) adalah respirator yang paling sederhana, paling murah, tetapi merupakan jenis yang paling kurang dalam melindungi penggunanya. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), respirator ini hanya melindungi partikel.
Ilustrasi orang memakai masker N95. Foto: Shutter Stock
Artinya, masker jenis ini tidak melindungi penggunanya terhadap bahan kimia, gas, atau uap, dan hanya ditujukan untuk tingkat bahaya rendah. Respirator partikulat lebih ditujukan untuk membersihkan partikel dari udara saat penggunanya bernapas, dan dengan demikian ia disebut sebagai ‘respirator pemurni udara’.
Adapun masker N95 adalah salah satu jenis respirator ini. Masker N95 umumnya digunakan oleh petugas medis di rumah sakit untuk melindungi diri dari pasien yang telah terinfeksi. Menurut CDC, masker N95 dapat menyaring 95 persen partikel udara besar dan kecil yang dihirup oleh penggunanya.
ADVERTISEMENT

Chemical Cartridge atau Gas Mask Respirator

Selain respirator partikulat, masker gas juga dikenal sebagai ‘respirator pemurni udara’. Sebabnya, masker ini dapat menyaring dan membersihkan gas kimia serta partikel ketika penggunanya bernapas. Respirator ini terdiri dari masker wajah, filter atau kartrid, dan tali pengikat penutup muka ke kepala.
Ilustrasi masker gas air mata. Foto: Pixabay
Melalui resporator jenis ini, udara yang dihirup pengguna terlebih dahulu disaring oleh filter. Adapun filter tersebut, menurut catatan CDC, mampu menghilangkan partikel seperti senjata biologis, hingga bahan kimia seperti arang.
Bagaimanapun, masker gas hanya efektif jika digunakan dengan kartrid atau filter yang benar. Pengguna juga harus teliti dalam memilih filter yang mereka gunakan. Sebabnya, ada kartrid ‘all-in one’ yang dapat melindungi terhadap semua zat, tetapi ada pula filter yang khusus hanya dapat melindungi terhadap zat tertentu saja.
ADVERTISEMENT

Powered Air-Purifying Respirator (PAPR)

Respirator pemurni udara bertenaga (Powered Air-Purifying Respirator/PAPR) merupakan versi yang lebih maju ketimbang masker gas. Sebabnya, respirator ini menggunakan kipas untuk meniupkan udara melalui filter ke pengguna. Oleh karena itu, respirator bertenaga ini lebih memudahkan penggunanya untuk bernapas ketimbang masker gas.
Ilustrasi PAPR. Foto: eBay
Untuk mengaktifkan kipas, masker ini membutuhkan baterai. Selain itu, masker ini juga menggunakan filter yang sama seperti masker gas. Jadi, pengguna disarankan untuk tahu jenis bahaya yang mereka hadapi sebelum memasangkan filter yang tepat ke respirator ini.

Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA)

Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA) adalah respirator yang umumnya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran. Respirator ini memiliki tangki udara mereka sendiri untuk memasok udara bersih ke pengguna, sehingga dapat menjamin udara yang dihirup pengguna aman dari zat berbahaya di sekitar mereka.
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar gudang petasan di jalan Asemka, Jakarta, Jumat (21/6). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Meski lebih aman dari jenis masker dan respirator sebelumnya, SCBA punya bobot yang berat. Alat ini biasanya punya bobot berkisar 14 kg atau lebih.
ADVERTISEMENT
Selain berat, pengguna juga perlu pelatihan khusus untuk dapat menggunakan dan merawat alat ini. Tangki udaranya pun terbatas, dengan durasi penggunaan sekitar satu jam atau kurang, tergantung pada seberapa kencang dan bagaimana penggunanya bernapas.