Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jokowi dan Cerita di Balik Nama Vaksin IndoVac Buatan Bio Farma
26 Oktober 2022 18:31 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
BUMN farmasi Bio Farma telah memproduksi vaksin Covid-19 bernama IndoVac, yang dikembangkan dan diproduksi oleh mereka sendiri di Tanah Air. Ada kisah menarik di balik pemberian nama vaksin tersebut.
ADVERTISEMENT
Nama IndoVac diberikan oleh Presiden Joko Widodo, kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir. Nama ini diberikan Jokowi pada September 2022.
Setelah mendapatkan nama vaksin tersebut, Bio Farma mengajukan IndoVac ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan akhirnya mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) pada 28 September 2022 sebagai vaksin premier untuk menekan penyakit Covid -19 pada remaja, atau 18 tahun ke atas.
"Nama IndoVac diberikan oleh Pak Presiden Jokowi pada September 2022. Setelah itu, kami ajukan IndoVac ke BPOM dan berhasil mendapatkan EUA," kata Honesti dalam pertemuan dengan editor kesehatan media massa di Jakarta, Rabu (26/10).
Presiden Jokowi memuji sepak terjang SDM Bio Farma yang sukses melahirkan IndoVac. Dalam peluncuran vaksin IndoVac pada 13 Oktober lalu, Jokowi bilang gerakan "senyap" Bio Farma ini menjadi contoh baik bagi semua pihak.
ADVERTISEMENT
Ia meminta Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri BUMN, Erick Thohir, terus mengawal produksi hingga manajemen vaksin IndoVac agar bisa memenuhi kebutuhan Indonesia, dan dapat diekspor ke negara lain sebagai hibah maupun sebagai business-to-business.
"Jadi Menteri BUMN, Menkes, dorong terus Bio Farma sehingga nanti akan betul-betul menghasilkan sebuah revenue yang semakin besar bagi negara. Dan kita memiliki kemandirian berdikari betul dalam urusan vaksin," jelas dia.
Pengembangan vaksin IndoVac dimulai sejak April 2021 ketika Baylor College of Medicine di Houston, Amerika Serikat, memberi sampel vacine research seed. Vaksin ini dikembangkan dengan metode protein rekombinan yang bukan berasal dari hewan (non-animal origin), di mana hal ini akan menguntungkan IndoVac sebagai vaksin yang halal dan suci.
ADVERTISEMENT
Bio Farma menggelontorkan dana internal Rp 300 miliar untuk uji klinis IndoVac. Mereka telah menyuntikkan IndoVac ke 4.050 relawan dan hasil evikasinya menunjukkan setara dengan vaksin merek lain yang memiliki evikasi di atas 80 persen.
Saat ini, Bio Farma masih menanti EUA dari BPOM agar IndoVac bisa menjadi vaksin booster untuk Covid-19 bagi remaja dan dewasa. Tim riset Bio Farma menegaskan IndoVac bisa melawan virus corona varian Wuhan, Delta, dan baru-baru ini juga diuji ke varian Omicron, yang hasilnya menunjukkan tingkat kemanjuran yang baik.
Sejumlah relawan yang menerima vaksin IndoVac hanya mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang tergolong ringan. "Hanya nyeri lokal di tempat suntikkan, dan pegal-pegal," kata Rini Mulia Sari, dr., M.Kes., salah seorang peneliti Bio Farma yang terlibat dalam pengembangan IndoVac.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Oktober 2022, Bio Farma melanjutkan uji klinis IndoVac sebagai vaksin booster terhadap 300 relawan dewasa yang sebelumnya menerima Sinovac sebagai vaksin primer, dan 300 relawan dewasa yang menerima AstraZeneca sebagai vaksin primer.
Honesti menargetkan EUA IndoVac sebagai vaksin booster remaja bisa didapatkan pada akhir Oktober 2022.
Bio Farma mengeklaim telah memproduksi 1,7 juta dosis IndoVac. Kapasitas produksinya ditargetkan mencapai 120 juta dosis per tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri.
Menurut rencana, IndoVac akan diberikan secara gratis kepada masyarakat Indonesia sebagai bagian dari program pemerintah dalam menangani Covid-19. IndoVac juga akan diekspor ke negara Afrika seperti Nigeria, Zimbabwe, hingga Mozambik.
Bio Farma saat ini merupakan produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara dan produsen vaksin terbesar kelima di dunia. Vaksin yang diproduksi mulai dari polio, difteri, meningitis, flu, campak, hingga Covid-19.
ADVERTISEMENT
Live Update