Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kabar Baik, Moderna Mulai Uji Klinis Vaksin HIV Pakai mRNA
2 Februari 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menggunakan teknologi mRNA, Moderna mencoba mengembangkan vaksin untuk HIV, virus yang menyerang sistem imun. Penelitian yang sudah dilakukan sejak 2021 ini sekarang sudah masuk ke uji knilinkal fase 1.
Kamis (27/1) lalu Moderna mengumumkan sudah mulai memvaksinasi peserta uji klinikal fase 1 percobaan vaksin HIV eksperimental mRNA ini. Uji coba ini dilaksanakan bekerja sama dengan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI), organisasi penelitian saintifik nirlaba.
“Kami telah melihat bukti konsep yang menjanjikan untuk penargetan germline di IAVI G001,” ujar William Schief, salah satu penelti dari IAVI “kami dapat mempercepat produksi bahan uji klinis dengan sangat cepat karena teknologi Moderna”.
Uji klinis ini—yang diberi label IAVI G002—adalah tidak lanjut dari percobaan tahun sebelumnya (IAVI G001) di mana vaksin HIV mRNA yang dibentuk berhasil memancing 97 persen respons imun dari sel imun B di tubuh manusia. Sel B ini diketahui penting dan krusial untuk perlawanan menghadapi virus HIV, termasuk untuk pengembangan vaksin.
ADVERTISEMENT
Fase 1 uji klinis ini akan melibatkan 56 orang, dan akan berlangsung sampai 2023. Semuanya peserta ikut dalam kondisi sehat dan negative HIV. 48 di antaranya akan satu atau dua dosis vaksin mRNA dan juga akan mendapat dosis booster. 8 orang sisanya hanya mendapat vaksin booster.
Layaknya uji klinis fase 1 vaksin lain, vaksin mRNA HIV Moderna ini bertujuan memastikan keamanan dari vaksin dengan mengamati reaksi tubuh dalam jangka waktu beberapa bulan.
Vaksin ini bekerja dengan mendorong sel darah putih berubah menjadi antibodi yang dapat menetralisir HIV. Dilansir dari ABC News, mRNA akan mengajarkan sel-sel tubuh cara membuat protein yang memicu respons imun.
Penelitian seputar vaksin HIV sudah berlangsung sejak 1980. Namun banyak vaksin yang sudah diuji klinis, tumbang di tengah jalan karena tidak memenuhi kriteria. Vaksin Thai RV144, mencapai fase akhir uji klinis tapi hanya menunjukkan 31 persen pengurangan risiko, di mana tidak terlalu jauh dengan grup placebo.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan virus lain, HIV sulit ditargetkan karena langsung menyerang sistem imun. Tidak hanya itu, HIV juga selalu bermutasi untuk mengganti protein luarnya untuk untuk menghindar dari patroli antibodi. Oleh sebab ini, pengembangan vaksin HIV sangat sulit dilakukan.