Kabar Duka, Magawa Si Tikus Pemburu Ranjau Mati

12 Januari 2022 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Magawa, tikus peraih medali emas.  Foto: People Dispensary for Sick Animals (PDSA).
zoom-in-whitePerbesar
Magawa, tikus peraih medali emas. Foto: People Dispensary for Sick Animals (PDSA).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabar duka datang dari dunia hewan. Magawa, si tikus pintar yang mendedikasikan hidupnya untuk berburu ranjau di Kamboja mati pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Hal itu diumumkan oleh organisasi nirlaba Belgia yang melatih Magawa, Anti-Personnel Landmines Removal Product Development (APOPO). Magawa adalah spesies tikus berkantung raksasa Afrika, bagian dari program "HeroRAT" yang dijalankan APOPO.
Dia mengemban tugas yang sangat berbahaya, yakni mendeteksi ranjau darat dan mengendus penyakit tuberkulosis. Selama karirnya di APOPO, Magawa telah menemukan 100 ranjau yang terpasang saat Perang Vietnam. Ia disebut-sebut menjadi tikus paling sukses sepanjang sejarah APOPO.
Tikus yang mampu mendeteksi ranjau darat. Foto: People Dispensary for Sick Animals (PDSA).
Berkat jasanya, Magawa mendapat penghargaan medali emas dari People's Dispensary for Sick Animals untuk tindakan keberanian dan kepahlawanan pada 2020. Dari 30 hewan yang pernah menerima medali emas, Magawa adalah tikus pertama.
“Warisannya akan hidup selama beberapa dekade mendatang, dalam kehidupan yang telah dia selamatkan melalui pekerjaannya yang luar biasa dalam mendeteksi ranjau darat di Kamboja,” kata Buckingham, seperti dikutip The New York Times.
ADVERTISEMENT
Magawa sendiri lahir di Tanzania pada November 2013. Ia mendapatkan pelatihan khusus dari APOPO untuk mendeteksi bau zat kimia di dalam alat peledak. Magawa kemudian dikirim ke Siem Reap di Kamboja untuk ditugaskan di sana pada 2016.
Magawa, seekor tikur yang bisa deteksi ranjau berada di Siem Reap, Kamboja. Foto: PDSA UK / via REUTERS
Menurut HALO Trust, diperkirakan ada 4 hingga 6 juta ranjau darat diletakkan di Kamboja antara 1975 dan 1998, serta telah menyebabkan lebih dari 64.000 korban. Adapun ranjau darat berasal dari sisa-sisa serangan AS selama Perang Vietnam.
Ketika beraksi, Magawa dapat membersihkan area seukuran lapangan tenis dari ranjau hanya dalam waktu 30 menit. Sebagai pembanding, jika itu dikerjakan manusia, butuh empat hari untuk menyelesaikannya. Saat menemukan ranjau itu, tikus pintar ini akan menandai letak ranjau dengan cakarnya di tanah.
ADVERTISEMENT
"Magawa akan meninggalkan warisan abadi dalam kehidupan yang dia selamatkan sebagai tikus pendeteksi ranjau darat di Kamboja," kata APOPO sebagaimana dikutip The New York Times.