Kakek 77 Tahun Pimpin Sekte Seks, Cuci Otak Perempuan Agar Rela Dicabuli

23 Juli 2020 6:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang kakek berusia 77 tahun menjadi dalang di balik sekte seks yang ada di Italia. Kakek yang memiliki julukan 'The Doctor' melakukan doktrin dan cuci otak para pengikutnya agar rela menjadi budak seks.
ADVERTISEMENT
Korbannya adalah gadis-gadis belia yang masih polos atau perempuan kaya. Biasanya, ia akan merayu para korban di tempat-tempat seperti sekolah dansa, tempat pembuatan minuman herbal, toko kerajinan, atau tempat penerbitan.
Ia akan melakukan aksi pencucian otak kepada korban agar mereka mau menerima perilaku cabul si kakek, seperti kekerasan seksual dan pelecehan lainnya. Ia juga menghasut korbannya agar percaya padanya dan bergabung ke dalam anggota sekte.
Polisi melakukan penggerebekan terhadap kelompok sekte yang berbasis di kota Novara dekat Milan itu. Mereka mendapati fakta bahwa sekte itu memiliki struktur piramida.
Anggota yang paling percaya dan setia dengan 'The Doctor' menempati kedudukan paling tinggi. Sementara yang masih ragu-ragu perada di kedudukan yang lebih rendah.
Ilustrasi perbudakan. Foto: Pixabay
Salah satu anggota yang paling setia terhadap 'The Doctor' adalah seorang psikolog. Ia menjadi pembantu si kakek untuk mengidentifikasi perempuan-perempuan mana saja yang bisa didoktrin.
ADVERTISEMENT
Sesama anggota sekte itu saling menyebut satu sama lain sebagai 'binatang buas'. Mereka tidak diizinkan untuk mengetahui apalagi sampai menyebut nama pemimpin mereka.
Polisi menyebut bahwa sekte tersebut diperkirakan sudah ada selama 30 tahun. Semua perempuan yang menjadi anggotanya diminta untuk memutus hubungan dengan keluarganya untuk bergabung dengan sekte seks itu.
Mereka kemudian akan dipekerjakan oleh 'The Doctor' dengan memutuskan pekerjaan apa yang paling cocok untuk mereka. Beberapa dari anggota itu juga diberikan rumah sehingga kelangsungan hidup mereka sepenuhnya bergantung pada si kakek.
Si kakek juga akan mendikte gerakan mereka dan dengan siapa mereka dapat berinteraksi. Si kakek mengancam akan mengeluarkan mereka dari keanggotaan jika mereka menolak.
Sistem kepercayaan di sekte ini didasarkan pada mistik gaya Celtic yang mencakup "praktik magis" dan "tempat-tempat peri”. Para wanita dicuci otaknya agar tunduk pada perlakuan seksual di kakek.
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dia akan "menyalakan api batin mereka" dan memberi akses ke "dunia ajaib, fantastis, dan rahasia". Video yang dirilis polisi dari sebuah sanggar tari menunjukkan sekelompok wanita bertelanjang dada mengenakan rok pendek menari di taman dalam salah satu ritual.
ADVERTISEMENT
Selain menjalani tes 'keimanan' ini, para gadis itu juga diminta untuk membayar biaya keanggotaan. Uang itu digunakan untuk membiayai sekte agar bisa terus berjalan.
Polisi sudah menyelidiki sekte seks ini selama dua tahun setelah salah satu mantan anggota seks melaporkan bahwa dirinya telah disembunyikan dan diperlakukan sebagai budak seks. Selain di Novara, polisi juga melakukan penggerebekan di Milan dan Pavia.
Belum diketahui berapa banyak anggota yang terlibat dalam sekte seks ini dan peran apa yang mereka mainkan. Mereka juga masih menyelidiki ada berapa banyak uang di belakang sekte ini.

Mirip kasus sekte Islam dan feminisme sesat Harun Yahya

Kasus ini mengingatkan publik pada sekte yang dipimpin Harun Yahya atau Adnan Oktar, seorang penulis buku 'Atlas Penciptaan' yang menentang teori evolusi Charles Darwin. Ia memiliki sekte keagamaan berbasis kreasionisme Islam serta feminisme.
ADVERTISEMENT
Sekte itu memiliki ratusan anggota perempuan yang disebut dengan ‘kitten’. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan terpelajar dari universitas ternama di Turki. Semua perempuan itu adalah korban cuci otak Harun Yahya yang mengatasnamakan feminisme.
Harun Yahya bersama para kitten Foto: Instagram @semraozgiraya9
Harun Yahya yang mengklaim selalu ikuti ajaran Al-Quran, namun ia memiliki pandangan berbeda soal perempuan. Penampilan dan laku para 'kitten' seakan antitesis dari bagaimana seorang wanita Muslimah seharusnya berpenampilan.
Mereka berpenampilan bak Barbie dengan rambut panjang pirang, pakaian mini, tubuh sintal, dengan dandanan yang menor dengan gincu merona. Beberapa bahkan hanya berbikini. Mereka berjoget, menari perut nan sensual, di tengah ceramah agama Harun Yahya di stasiun televisinya pribadinya.
Soal perempuan, ia memiliki pandangan bahwa aurat wanita yang harus ditutupi hanyalah puting dan daerah kemaluan, sehingga memakai pakaian seksi diperbolehkan dalam agama Islam. Lebih lanjut dia mengatakan, wanita adalah perwujudan Tuhan yang indah.
ADVERTISEMENT
Pada ceramah Oktober 2011, Harun Yahya mengatakan wanita itu harus tampil cantik dengan dandanan, lengkap dengan bedak dan gincu, agar tidak terlihat seperti lelaki. Dia menentang wanita berpakaian serba hitam dan tidak terlihat menarik. Hal ini, kata dia, adalah perintah Allah kepada para wanita.
Harun Yahya bersama para kitten Foto: Instagram @duyguuzunofficial
Harun Yahya ditangkap pada Rabu (12/7) bersama dengan 235 pengikutnya. Organisasi Harun Yahya disebut telah melakukan berbagai kejahatan, di antaranya adalah pelecehan seksual anak, hubungan seksual dengan anak di bawah umur, penculikan, pengemplangan pajak, dan pelanggaran undang-undang terorisme Turki.
Menurut pengakuan mantan kitten, mereka memang terlihat cantik di layar kaca, tapi sebenarnya mereka terpenjara dan kerap jadi korban pelecehan seksual hingga perkosaan. Oleh organisasi ulama di Turki, Diyanet, Harun Yahya dianggap sakit jiwa karena menggabungkan ceramah agama dengan tari perut para kitten.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.