Kapan Anak-anak Akan Berhenti Percaya pada Santa Claus?

19 Desember 2018 8:05 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Santa Claus (Foto: Shutter Stock )
zoom-in-whitePerbesar
Santa Claus (Foto: Shutter Stock )
ADVERTISEMENT
Salah satu tokoh yang diingat anak-anak pada saat Natal tiba adalah Santa Claus, atau juga dikenal dengan nama Sinterklas. Claus ditunggu kehadirannya oleh anak-anak pada saat malam Natal karena ia diceritakan akan datang dan membawa hadiah Natal untuk anak-anak yang baik.
ADVERTISEMENT
Dr Chris Boyle, profesor pendidikan inklusif dan psikologi, saat ini tengah melakukan penelitian mengenai kepercayaan anak-anak pada Santa Claus. Penelitian ini juga ingin mengetahui pada umur berapa mereka berhenti percaya pada tokoh berjanggut panjang tersebut.
Hasil akhir penelitian ini baru akan dipublikasikan pada tahun 2019, namun, hasil sementaranya telah diumumkan untuk menjaring lebih banyak yang berpartisipasi pada survei ini. Sejauh ini, sudah ada 1.200 jawaban dari seluruh dunia yang diterima oleh peneliti.
Walau belum Natal, Santa Claus pun tidak ketinggalan untuk ikut berpartisipasi.  (Foto: REUTERS/Brendan McDermid)
zoom-in-whitePerbesar
Walau belum Natal, Santa Claus pun tidak ketinggalan untuk ikut berpartisipasi. (Foto: REUTERS/Brendan McDermid)
Rata-rata, anak-anak berusia delapan tahun saat mereka mengetahui bahwa Santa Claus hanyalah mitos.
“Sangat menarik untuk mendengar mengapa anak-anak mulai percaya Santa Claus hanya tokoh fiktif. Penyebab utamanya adalah tindakan orang tua yang tidak sengaja atau disengaja, tetapi beberapa anak mulai mencari kebenaran itu sendiri saat mereka menjadi lebih tua,” kata Boyle dikutip dari IFL Science.
ADVERTISEMENT
Studi yang ini tidak hanya diikuti oleh anak-anak namun juga orang dewasa yang mengandalkan kenangan akan masa lalu mereka.
Sebanyak 30 persen responden bahkan merasa kepercayaan mereka pada orang dewasa terganggu setelah mereka mengetahui kalau Santa Claus tidak pernah datang ke rumah dan membawa hadiah untuk mereka. Sebanyak 15 persen merasa dikhianati oleh orang tuanya dan 10 persen mengatakan mereka merasa marah.
Dari sisi orang tua, sebanyak 72 persen orang tua mengaku dengan senang hati mengatakan pada anak-anaknya kalau Santa itu nyata dan 31 persen bahkan rela berbohong soal Santa bila anak-anaknya mulai ragu.
Prajurit TNI berseragam santa claus (Foto: Twitter/@Puspen_TNI)
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit TNI berseragam santa claus (Foto: Twitter/@Puspen_TNI)
Ada banyak alasan yang menjadikan anak-anak mulai ragu pada Santa Claus, salah satunya adalah karena mereka terbangun di tengah malam dan melihat ayahnya sedang menyembunyikan hadiah. Bahkan ada yang mulai mempertanyakan bagaimana caranya Santa Claus bisa mengirimkan begitu banyak hadiah dalam semalam.
ADVERTISEMENT
Meski mulai mengetahui bahwa bukan Santa Claus yang memberikan hadiah, sebanyak 65 persen peserta mengatakan mereka pura-pura tidak tahu hal itu karena takut tidak diberi hadiah lagi.