Kapan Matahari Padam atau Mati? Ini Penjelasan Peneliti

21 Desember 2021 9:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permukaan Matahari. Foto: LoganArt via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permukaan Matahari. Foto: LoganArt via Pixabay
ADVERTISEMENT
Tak ada yang abadi, semua akan punah dan mati, termasuk Matahari. Inilah yang dikemukakan oleh para peneliti baru-baru ini, di mana mereka telah membuat pemodelan matematika dan astronomi untuk memprediksi kapan Matahari mati.
ADVERTISEMENT

Jadi, kapan itu akan terjadi?

Peneliti bilang, saat ini Matahari sedang berada dalam fase yang dikenal “main sequence”, di mana fusi nuklir hidrogen memungkinkan dia untuk memancarkan energi sehingga memberikan tekanan yang cukup untuk menjaga bintang agar tidak runtuh karena massanya sendiri.
Berdasarkan hasil perhitungan dan serangkaian penelitian, para ilmuwan memperkirakan bahwa Matahari akan mati dalam rentang waktu miliaran tahun ke depan, tepatnya sekitar 5 miliar tahun dari sekarang.
Dijelaskan NASA, setelah Matahari membakar sebagian besar hidrogen di intinya, ia akan bertransisi ke fase berikutnya sebagai raksasa merah. Pada titik ini, kira-kira 5 miliar tahun di masa depan, matahari akan berhenti menghasilkan panas melalui fusi nuklir, dan intinya akan menjadi tidak stabil serta berkontraksi.
ADVERTISEMENT
Seekor burung terbang saat matahari terbenam di Saint-Brevin-les-Pins. Foto: Loic Venance/AFP
Sementara bagian luar matahari yang masih mengandung hidrogen akan memuai, bersinar merah ketika ia mulai mendingin. Ekspansi ini secara bertahap akan menelan planet-planet tetangga matahari, Merkurius dan Venus, serta mendorong angin matahari ke titik di mana mereka menghancurkan medan magnet Bumi dan atmosfer.
Bagaimanapun, kematian Matahari bukanlah berita baik bagi kehidupan yang ada di Bumi. Dalam sebuah studi tahun 2014 yang terbit di Geophysical Research Letters, ketika ekspansi Matahari hari terjadi, lautan Bumi akan mulai menguap. Dalam beberapa juta tahun kemudian, Matahari bakal mulai memakan sisa-sisa batuan Bumi.
Setelah itu, Matahari akan menggabungkan helium yang tersisa dari fusi hidrogen menjadi karbon dan oksigen, sebelum akhirnya runtuh, meninggalkan nebula planet yang indah di lapisan luar saat ia menyusut menjadi bangkai bintang seukuran Bumi yang sangat padat, atau dikenal sebagai katai putih.
ADVERTISEMENT
Prediksi usia Matahari mati–sekitar 4,6 miliar hingga 4,7 miliar tahun– ini diperkuat oleh hasil penanggalan radioaktif dari meteorit tertua yang pernah diketahui, terbentuk dari nebula surya yang sama, piringan gas dan debu berputar, yang memunculkan matahari dan benda-benda planet di sistem tata surya.