Kastil Berusia 1.800 Tahun di Turki Porak-poranda Diguncang Gempa 7,8 Magnitudo

8 Februari 2023 18:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kastil Gaziantep, bangunan bersejarah era Romawi di Wilayah Anatolia Tenggara Turki. Foto:  Halit Omer/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kastil Gaziantep, bangunan bersejarah era Romawi di Wilayah Anatolia Tenggara Turki. Foto: Halit Omer/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2) berkekuatan 7,8 magnitudo, telah meluluhlantakkan banyak bangunan di kota Turkiye. Tak hanya rumah dan gedung, gempa juga merusak Kastil Gaziantep, bangunan bersejarah era Romawi di Wilayah Anatolia Tenggara Turki.
ADVERTISEMENT
Dalam foto yang tersebar di media sosial, terlihat bagaimana sebagian besar dinding kastil yang terbuat dari batu runtuh dari lereng bukit. Beberapa benteng di bagian timur, selatan, dan tenggara kastil juga hancur lebur diguncang gempa. Tak jauh dari kastil, kubah dan dinding timur Masjid Sirvani yang dibangun abad ke-17 juga runtuh.
Kastil Gaziantep sendiri dianggap sebagai salah satu benteng paling terpelihara di Turki. Dibangun pada abad ke-2 dan ke-3 Masehi, tepatnya ketika Kekaisaran Romawi memerintah Anatolia yang jadi Turki saat ini.
Kastil Gaziantep dibangun di sebuah bukit di jantung kota Gaziantep. Kastil ini berbentuk lingkaran dengan diameter 100 meter, mempunyai 12 menara dan 36 bastion. Struktur bangunan kemudian diperluas dan direnovasi di bawah kasiran Bizantium Justinian I pada abad ke-6 Masehi. Pada 1557, kastil kembali direnovasi di bawah pemerintahan Suleiman Agung selama Kekaisaran Ottoman.
ADVERTISEMENT
Namun, gempa 7,8 magnitudo yang melanda Mediterania Timur pada Senin (6/2) pukul 04.17 pagi telah membuat kastil Gaziantep porak-poranda. Kerusakan kastil diperparah oleh gempa susulan yang terjadi 11 menit setelah gempa utama dengan kekuatan 6,7 magnitudo dan gempa kedua berkekuatan 7,6 magnitudo terjadi kurang dari 12 jam kemudian.
Sampai saat ini, skala kehancuran masih diteliti. Yang jelas, Turki dan Suriah telah mengalami kerusakan parah akibat gempa tersebut. Menurut Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay, total korban meninggal dunia akibat gempa per Selasa (8/2) telah mencapai lebih dari 5.000 orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa hari atau minggu ke depan.
Turki sendiri memang dikenal sebagai wilayah aktif secara geologis. Ini karena lokasinya berada di persimpangan antara tektonik Anatolia, Arab, dan Afrika.
ADVERTISEMENT
“Gempa Bumi terjadi ketika bagian-bagian patahan yang terkunci tiba-tiba 'pecah', mengakibatkan lempengan bergerak cepat selama peristiwa kegagalan katastropik. Gempa susulan punya kekuatan lebih rendah, terjadi saat kerak Bumi mengendap dan kembali ke posisi barunya,” ujar Dr Catherine Mottram, Dosen Senior Geologi Struktural dan Tektonik di University of Portsmouth sebagaimana dikutip Science Alert.