Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Sempat menjadi trending topic di berbagai media sosial, akhirnya keramaian tentang babi ngepet di Kelurahan Bedahan, Sawangan, Depok, terkuak. Keberadaan babi ngepet itu kini dipastikan hoaks.
ADVERTISEMENT
Pelaku utama penyebar hoaks tersebut adalah seorang ustaz di lingkungan sekitar bernama Adam Ibrahim (44). Adam kini mendekam di tahanan Polsek Sawangan dan dijerat Pasal 14 14 ayat 1 dan atau ayat 2 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar mengatakan, motif ustaz Adam sebarkan hoaks babi ngepet karena ingin tenar. Ustaz Adam ini ingin memiliki legitimasi sebagai tokoh masyarakat dan spiritual di kalangan warga setempat.
Sebelumnya, sosok hewan yang diduga babi ngepet itu berhasil ditangkap warga pada Selasa (27/4) pukul 00.30 WIB. Setelah babi tertangkap, warga dibuat kaget melihat tubuh hewan itu menyusut. Ditemukan pula sebuah kalung yang melingkar pada tubuhnya. Seiring dengan tubuh babi yang terus menyusut, kalung tersebut terlepas dari tubuh babi ngepet.
Saking tenarnya, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sampai ikut bicara untuk meluruskan isu babi ngepet di Depok. Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI , Taufiq Purna Nugraha, mengatakan bahwa dari analisis visual, hewan tersebut dapat dipastikan seekor babi hutan.
ADVERTISEMENT
Ia pun menegaskan, dalam kacamata zoologi, tidak ada istilah babi ngepet. “Kalau dari jenisnya seperti Sus Scrofa (Babi hutan). Cukup umum,” katanya saat dihubungi kumparan, Rabu (28/4).
Dijelaskan dalam sebuah makalah yang ditulis oleh peneliti dari Universitas Andalas, babi hutan atau Sus Scrofa tersebar luas di seluruh benua, kecuali Antartika. Di Indonesia, spesies babi hutan menyebar di hampir seluruh kepulauan. Hewan ini dapat berkembang biak dengan cepat dengan jumlah anak yang dilahirkan lebih banyak ketimbang ungulata lainnya.
Mereka aktif di siang dan malam hari dengan puncak aktivitas sore menjelang malam dan fajar. Babi hutan kerap berkubang alias melumuri permukaan tubuh dengan lumpur sebagai perilaku alimahnya. Ini bertujuan untuk melindungi tubuh dari lalat, pengaturan suhu tubuh, pembersihan ekto-parasit, pembersihan luka pada kulit, dan tingkah laku seksual.
Mengingat keberadaannya yang berlimpah di alam liar, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menetapkan spesies ini ke dalam status least concern atau tidak terancam.
ADVERTISEMENT
Lalu, bisakah tubuh babi menyusut? Taufiq menjawab bahwa hal itu bisa saja terjadi kendati tidak bisa dalam waktu cepat atau dengan kata lain memerlukan proses yang cukup lama.
"Dari sudut pandang ilmiah, masa otot dan lemak bisa saja menyusut. Demikian juga dengan rangka tubuh masa tulang bisa menurun karena pengeroposan misalnya di usia senja. Tetapi memakan waktu yang lebih lama lagi," tambahnya.
Ia melihat foto tersebut dan menyebut hewan itu hanya terlihat kurus. "Ini hanya terlihat menjadi lebih kurus. Bukan menyusut secara ekstrem. Karena secara anatomi tidak memungkinkan," pungkasnya.