news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kasus Demi Lovato: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Overdosis?

25 Juli 2018 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demi Lovato (Foto: REUTERS/Mike Blake)
zoom-in-whitePerbesar
Demi Lovato (Foto: REUTERS/Mike Blake)
ADVERTISEMENT
Penyanyi serta mantan artis cilik, Demi Lovato, dikabarkan mengalami overdosis. Ia diduga overdosis akibat mengkonsumsi narkoba jenis heroin sehingga harus dilarikan dari sebuah rumah di Hollywood Hills ke rumah sakit terdekat pada Selasa (24/7) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Kabar ini tentu mengejutkan para penggemarnya. Apalagi pada 21 Juni lalu, Demi Lovato sudah membuat ‘janji’ untuk berusaha menjauhkan diri dari narkoba dan alkohol dalam lagunya yang berjudul ‘Sober’.
Bagi para pengguna obat-obatan terlarang, risiko overdosis memang akan selalu menghantui mereka. Overdosis terjadi ketika seseorang menggunakan obat apa pun, tidak hanya obat-obatan terlarang, melebihi dosis hingga mengakibatkan keracunan bahkan kematian.
Saat menggunakan narkoba, baik itu dengan cara ditelan (pil) ataupun dengan cara disuntik, zat-zat di dalam narkoba itu akan tersebar melalui sinapsis, titik temu antara sel saraf satu dengan yang lainnya, kemudian menuju jantung dan paru-paru. Dari sini, zat-zat berbahaya dalam narkoba tersebar bersama dengan darah. Darah yang dipompa oleh tubuh kini mengandung narkoba.
Ilustrasi overdosis (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi overdosis (Foto: Pixabay)
Apa yang akan dirasakan saat darah tersebut masuk ke otak? Dilansir Vice Tonic, hal pertama yang akan dirasakan adalah kebahagiaan karena zat opioid memasuki wilayah otak yang bernama nucleus accumbens, tempat hormon kebahagiaan, hormon dopamin diproduksi.
ADVERTISEMENT
Di dalam otak, terdapat neurotransmiter, senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara sel saraf, yang disebut sebagai gamma-aminobutyric acid (GABA). GABA memiliki fungsi untuk menghambat reaksi-reaksi dan tanggapan neurologis yang tidak menguntungkan, termasuk reaksi yang ditimbulkan akibat terlalu banyak dopamin dalam otak.
Akibat adanya molekul opioid, GABA tidak dapat berfungsi dengan sempurna sehingga dopamin pun ‘membanjiri’ otak sehingga pengguna narkoba akan merasakan ketenangan, tapi juga paranoia dan merasa energinya bergejolak.
Opioid kemudian mulai masuk ke dalam sistem yang mengendalikan tidur dan pernapasan. Akibatnya, napas pun akan menjadi sangat lambat bahkan bisa berhenti sewaktu-waktu.
Demi Lovato (Foto: REUTERS/Shannon Stapleton)
zoom-in-whitePerbesar
Demi Lovato (Foto: REUTERS/Shannon Stapleton)
Karena napas tidak teratur, level oksigen dalam tubuh pun menurun dan menyebabkan detak jantung tidak teratur. Karena itulah, pada beberapa orang yang sedang overdosis, mereka bisa terkena serangan jantung.
ADVERTISEMENT
Semakin lama, otak tidak mampu merespon sinyal untuk bernapas dengan baik sehingga akhirnya jantung serta paru-paru mulai rusak. Selain itu, oksigen pun jadi semakin sedikit sehingga otak kekurangan oksigen yang bila tidak tertolong akan mengakibatkan kerusakan otak.
Kadang-kadang orang yang sedang overdosis juga akan mengeluarkan busa dari mulutnya atau tersedak karena terjadi edema paru, kondisi akumulasi cairan di rongga udara dan parenkim paru sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Apabila cepat mendapatkan pertolongan atau masih beruntung, orang yang mengalami overdosis dapat diselamatkan dengan penanganan medis. Dalam kasus Demi Lovato sendiri, mengutip People, beruntung nyawa Demi dapat diselamatkan setelah diberikan Narcan, obat darurat untuk penanganan overdosis.