Kasus Langka! Pita Suara Remaja Lumpuh Gara-gara Covid

24 Desember 2023 15:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasus pertama kelumpuhan pita suara akibat infeksi virus covid menimpa seorang remaja.   Foto: SciePro/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kasus pertama kelumpuhan pita suara akibat infeksi virus covid menimpa seorang remaja. Foto: SciePro/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus langka menimpa seorang remaja berusia 15 tahun. Pita suara gadis tersebut lumpuh akibat terinfeksi COVID-19. Ini menjadi kasus pertama dari komplikasi penyakit akibat covid yang dilaporkan terjadi pada remaja.
ADVERTISEMENT
Selama hampir 4 tahun sejak COVID-19 muncul, sudah semakin jelas bahwa infeksi ini menyerang orang dengan cara yang berbeda-beda. Bagi sebagian orang, terutama buat mereka yang tidak divaksin, infeksi Covid bisa menyebabkan penyakit yang berbahaya hingga menyebabkan kematian. Sementara bagi yang lain, infeksi awal Covid mungkin terasa ringan tapi bisa menyebabkan efek jangka panjang. Namun, ada juga orang yang terinfeksi corona tidak menunjukkan gejala apapun.
Bukan sekadar patogen pernapasan, saat ini kita tahu bahwa SARS-CoV-2 dapat memengaruhi banyak organ dan sistem lain dalam tubuh. Laporan kasus terbaru yang terbit di jurnal Pediatrics, menambah bukti seputar kemungkinan neurologis COVID-19 pada anak-anak dan orang dewasa, dengan merinci kasus kelumpuhan pita suara pada remaja berusia 15 tahun yang dirawat di Massachusetts General Hospital.
ADVERTISEMENT
Gadis yang tidak disebutkan namanya itu pertama kali dilarikan ke unit gawat darurat setelah mengalami sesak napas, sekitar dua minggu setelah terinfeksi corona. Gejala akut infeksi telah hilang dalam waktu lima hari, tapi di hari kesembilan setelah didiagnosis positif corona, dia mulai kesulitan bernapas.
Pasien diketahui punya riwayat penyakit asma, sehingga dia diobati dengan steroid dan obat-obatan supaya napasnya bisa lebih lancar. Dia juga dirawat inap di rumah sakit agar kesehatan bisa dipantau. Pemeriksaan laring (kotak suara) menunjukkan adanya gangguan pergerakan kedua pita suarnaya.
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
Dari sini pasien menjalani banyak tes, termasuk pemeriksaan darah, CT Scan, dan fungsi lumbal. Tim medis juga berkonsultasi dengan spesialis di beberapa disiplin ilmu, termasuk patologi basa wicara. Ketika terapi wicara dan suntikan Botox tidak meredakan gejala, dokter akhirnya memutuskan bahwa pasien membutuhkan trakeostomi.
ADVERTISEMENT
Trakeostomi adalah tindakan pembedahan untuk membuat lubang di trakea atau batang tenggorokan agar dapat dipasang tabung pernapasan. Butuh waktu 15 bulan sampai petugas medis melepas trakeostomi tepat saat pasien lulus SMA.
Menurut dr. Christopher Hartnick, direktur dari Division of Pediatric Otolaryngology and Pediatric Airway, Voice, and Swallowing Center, di Mass Eye and Ear, Amerika Serikat, kasus kelumpuhan pita suara akibat infeksi virus bukanlah hal yang langka, termasuk pada orang dewasa yang terinfeksi corona. Namun ini menjadi kasus pertama yang terjadi pada remaja.
“Melihat seorang siswa sekolah menengah yang muda, sehat, dan bersemangat, tiba-tiba kehilangan salah satu saraf kranialnya yang penting sehingga mereka tidak dapat bernapas, adalah hal yang sangat tidak biasa dan memerlukan beberapa analisis,” kata Hartnick.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 15 juta kasus infeksi SARS-CoV-2 pada anak-anak. Meski komplikasi seperti ini jarang terjadi, para ahli medis sepakat bahwa kita harus tetap waspada terhadap segala kemungkinan.
“Mengingat betapa umum virus ini menyerang anak-anak, potensi komplikasi yang baru diketahui ini harus dipertimbangkan pada setiap anak yang menderita penyakit ini, seperti eluhan bernapas, berbicara, atau menelan setelah diagnosis COVID-19 baru-baru ini,” ujar dr. Danielle Reny Larrow, penulis utama studi dan residen di Department of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, di Mass Eye and Ear, sebagaimana dikutip IFL Science.