Kasus Polio Ditemukan di Purwakarta, Bukti Virus Polio Masih Gentayangan

29 Maret 2023 17:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penderita polio. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penderita polio. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kasus polio kembali ditemukan di Indonesia. Kali ini menimpa seorang anak berusia empat tahun di Purwakarta, Jawa Barat, yang didiagnosis positif polio tipe 2 VDPV pada 14 Maret 2023.
ADVERTISEMENT
Anak itu mengalami Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau lumpuh layu pada kaki kirinya. Saat ini, si anak telah dibawa ke rumah sakit umum untuk menjalani fisioterapi dan pemeriksaan lebih lanjut.
Kasus polio di Purwakarta ini muncul hanya berselang empat bulan dari temuan kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh.
Menurut Dikcy Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia, ditemukannya kasus polio di Indonesia membuktikan bahwa virus polio masih gentayangan dan menjadi ancaman bagi anak-anak yang hidup di lingkungan dengan sanitasi buruk.
Faktanya, secara global kasus polio memang kembali meningkat, terutama di negara-negara berkembang. Ini karena dampak buruk pandemi yang membuat semua lapisan masyarakat termasuk pemerintah fokus terhadap penanganan COVID-19 dan mengesampingkan program vaksinasi primer lain, salah satunya polio.
Bidan Puskesmas Cisimeut memberikan vaksin polio kepada seorang anak Suku Baduy di Kampung Cisadane, Lebak, Banten, Jumat (26/8/2022) malam. Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Selain lingkungan buruk, minimnya deteksi dini juga menjadi faktor kenapa polio terus menyebar. Ditambah orang yang tidak bergejala atau asimtomatik telah menjadi carrier, menyebarkan virus lewat tinja yang dibuang sehingga mencemari air atau makanan. Parahnya lagi, virus polio ini memiliki sifat yang sangat infeksius alias mudah menular.
Maka selama sanitasi lingkungan buruk, kesehatan lingkungan buruk, penataan airnya juga buruk, kasus polio di Indonesia akan sulit hilang.
“Untuk meng-eradikasi (memerangi) suatu penyakit dalam hal ini polio dengan yang begitu efektif mudah menular, artinya cakupan persentase dari populasi untuk divaksinasi itu harus tinggi, harus di atas 94 hingga 95 persen,” kata Dikcy saat dihubungi kumparanSAINS, Rabu (29/3).
Namun, ini akan menjadi tantangan besar untuk Indonesia. Keterbatasan fasilitas, sarana, dan kemampuan dalam menangani kesehatan masih menjadi problem nyata yang kini dihadapi.
ADVERTISEMENT
“Itulah sebabnya kenapa polio ini adalah penyakit yang prevalen di negara berkembang di mana akses pada kesehatan, transportasi, infrastruktur juga masih minim atau menjadi tantangan,” papar Dicky
“Faktor ini yang membuat akhirnya menjadi semakin sulit juga untuk menjangkau daerah-daerah remote atau terpencil sehingga masuk kepada kelompok yang undershirt population dengan minimnya cakupan vaksinasi.”
Bagaimanapun, polio masih harus diwaspadai terutama bagi orang tua yang memiliki anak kecil. Sebab, jika anak terkena polio, ini bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup dan tidak bisa disembuhkan.