Kasus Sifilis Melonjak Tak Terkendali di AS, Naik 937% dalam 1 Dekade

2 Februari 2024 14:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan terinfeksi sifilis. Foto: New Africa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan terinfeksi sifilis. Foto: New Africa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus sifilis, penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema pallidum, mengalami lonjakan di Amerika Serikat (AS). Isu sifilis, atau bisa juga disebut penyakit raja singa, dilaporkan mengalami peningkatan, terutama di negara bagian Texas hingga Louisiana.
ADVERTISEMENT
National Coalition of STD Directors mengungkap AS tengah menghadapi epidemi infeksi menular seksual (IMS) yang sulit dikendalikan. Peringatan ini muncul setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merilis laporan data tahunan mengenai IMS.
“Sekali lagi, lebih dari 2,5 juta kasus klamidia, gonore, dan sifilis dilaporkan di Amerika Serikat,” papar CDC di situs resmi mereka.
IMS yang paling umum di AS pada 2022 adalah klimidia. Namun belakangan ini terjadi peningkatan sifilis dan sekarang menjadi perhatian khusus pejabat kesehatan di sana. Menurut data CDC, kasus sifilis telah meningkat sebesar 80 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Faktanya, sifilis tidak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga mengancam nyawa bayi. Jika seorang anak tertular sifilis dari ibunya saat hamil atau melahirkan, ini bisa disebut dengan sifilis kongenital. Lebih dari 3.700 kasus sifilis dilaporkan secara resmi di AS pada 2022, dengan peningkatan 937 persen dalam satu dekade terakhir.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotik. Kabar buruknya, sampai infeksi penyakit ini didiagnosis dan diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan permanen bagi tubuh manusia. Sifilis sangat berbahaya pada bayi, dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan, kejang, bahkan kematian.
Ilustrasi infeksi pada alat kelamin. Foto: Tiko Aramyan/shutterstock
Pada orang dewasa, sifilis menyebar melalui hubungan seks vagina, anal, atau oral, dan akan berkembang secara bertahap. Tahap primer biasanya berupa luka di sekitar mulut atau alat kelamin. Sedangkan tahap sekunder dapat memicu ruam pada tubuh dan gejala mirip flu, antara lain demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
Ketika sifilis masuk tahap primer dan sekunder, ini adalah masa di mana penyakit sangat mudah menular. Sifilis jarang berkembang ke tahap ketiga yang dapat berdampak pada organ dan berakibat fatal.
ADVERTISEMENT
Fakta bahwa sifilis tahap awal meningkat sekitar 10 persen setiap tahunnya merupakan kabar yang memprihatinkan karena bisa mengancam kesehatan bayi secara luas. Hanya dalam satu tahun, kasus sifilis kongenital meningkat hingga 31 persen di AS. Anak kulit hitam atau Afrika-Amerika terkena dampak yang lebih parah.
Meski hampir setiap negara bagian AS melaporkan kasus sifilis bawaan pada 2022, Texas, California, Arizona, Florida, dan Louisiana menjadi negara bagian yang mewakili 57 persen dari seluruh laporan.
“Tragisnya, infeksi ini mengakibatkan 282 bayi lahir dalam keadaan meninggal pada 2022,” tulis Laura Bachmann, Direktur CDC untuk pencegahan PMS.
Dampak buruk ini tidak bisa dihindari. Namun, deteksi dan pengobatan sifilis yang cepat selama kehamilan dapat mencegah 88 persen kasus sifilis pada bayi dan ibu.
Ilustrasi sifilis. Foto: enuengneng/Shutterstock

Kenapa Sifilis Mewabah di AS?

Menurut Bachmann, pada dasarnya infeksi sifilis merupakan hal yang umum terjadi di AS. Namun dalam beberapa dekade terakhir, penyakit sifilis berdampak sangat parah.
ADVERTISEMENT
Keadaan darurat kesehatan –akibat COVID-19– yang terjadi belakangan ini telah mengalihkan berbagai program kesehatan lain, sehingga mengancam kesehatan orang-orang yang sudah terkena IMS. Inilah yang menyebabkan kasus IMS melonjak.
CDC menyerukan semua pakar kesehatan masyarakat yang berperan dalam pencegahan IMS untuk segera melakukan inovasi dan kolaborasi. Sebab, suara mereka telah diikuti oleh banyak asosiasi kesehatan, termasuk National Association of County and City Health Officials (NACCHO), American Sexual Health Association, American Academy of Family Physicians, dan National Coalition of STD Directors (NCSDDC).
“Data STI terbaru CDC menunjukkan bahwa negara kita sedang menghadapi krisis kesehatan masyarakat yang memburuk dengan cepat dan taruhannya nyawa,” tulis NCSDDC dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Science Alert.
ADVERTISEMENT
“IMS–terutama sifilis– akan terus berkembang di luar kendali sampai pemerintah dan Kongres menyediakan dana yang dibutuhkan masyarakat untuk menyediakan layanan pemeriksaan, pengobatan, dan pencegahan paling dasar.”
Presiden AS, Joe Biden, telah menyusun rencana multi-lembaga untuk mengatasi kasus IMS yang meningkat di AS. Kendati pendanaan untuk upaya mengatasi masalah tersebut masih belum pasti.
Direktur NCSDDC, David Harvey, pernah memperingatkan Biden pada tahun lalu bahwa jika dia terus memotong dana kesehatan, maka upaya mencegah IMS pasti akan gagal.