news-card-video
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kata Seismolog soal Penyebab Gempa Bumi di Turki yang Tewaskan Ribuan Orang

8 Februari 2023 6:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga dan tim penyelamat mencari korban gempa yang tertimpa bangunan di Diyarbakir, Turki, Senin (6/2/2023). Foto: Sertac Kayar/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga dan tim penyelamat mencari korban gempa yang tertimpa bangunan di Diyarbakir, Turki, Senin (6/2/2023). Foto: Sertac Kayar/Reuters
ADVERTISEMENT
Gempa bumi dahsyat mengguncang Turki, tepatnya di wilayah Kahramanmaras, Provinsi Gaziantep, dekat perbatasan Suriah, pada Senin (6/2) kemarin. Data seismograf pengukur goncangan tanah yang disebabkan gelombang gempa menunjukkan kekuatannya mencapai 7,8 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Gelombang seismik ditangkap oleh sensor di seluruh dunia, termasuk Inggris. Ini membuat bangunan di wilayah pusat gempa porak poranda, mulai dari rumah hingga gedung bertingkat. Tak hanya di Turki, beberapa wilayah terdekat seperti Suriah juga mengalami kerusakan parah. Korban jiwa yang ditimbulkan juga tidak sedikit.
Berdasarkan data terakhir, lebih dari 4.000 orang di Turki dan Suriah meninggal dunia dan diperkirakan masih ada ribuan orang lainnya yang tertimbun bangunan.

Mengapa gempa ini bisa terjadi?

Jenny Jenkins, seismolog yang merupakan asisten profesor di Departemen Ilmu Bumi di Durham University, menjelaskan di The Conversation bahwa Turki memang wilayah rawan gempa karena terletak di persimpangan tiga lempeng tektonik yang membentuk kerak Bumi: Lempeng Anatolia, Arab, dan Afrika. Lempeng Arab bergerak ke utara menuju Eropa, menyebabkan lempeng Anatolia–yang melewati Turki– terdorong ke arah barat.
Arab menabrak Eurasia dan mendorong Anatolia ke barat. Suriah menabrak Eropa dan menekan Turkiye. Foto: Mikenorton/NASA/Wiki/CC BY-SA
Pergerakan lempeng tektonik ini membangun tekanan pada zona patahan di perbatasan. Ketika tekanan itu robek dan melepaskan energi secara tiba-tiba, ini menyebabkan gempa bumi dan getaran di tanah.
ADVERTISEMENT
Gempa pada Senin (6/2) kemarin kemungkinan besar terjadi di salah satu patahan yang menandai batas antara lempeng Anatolia dan Arab: Patahan Anatolia Timur atau patahan Transformasi Laut Mati.
“Ini adalah ‘strike-slip fault’ yang berarti mereka mengakomodasi beberapa gerakan lempeng yang bergerak melewati satu sama lain,” tulis Jenkins.

Gempa bumi kali ini lebih besar

Menurut Jenkins, wilayah Turki dan sekitarnya memang sering dilanda gempa setiap tahunnya. Seperti yang dikatakan tadi, ini karena pergerakan lempeng yang melintas wilayah tersebut.
Namun gempa terbaru ini jauh lebih besar dari gempa-gempa sebelumnya. Penyebabnya karena energi yang dilepaskan juga sangat besar.
Berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), tiga gempa bumi dengan kekuatan di atas 6 magnitudo pernah mengguncang wilayah tersebut sejak 1970. Dengan kekuatan 7,8 magnitudo, gempa kali ini dua kali lebih besar dari gempa sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Seismolog modern menggunakan skala magnitudo untuk mewakili jumlah energi yang dilepaskan gempa bumi. Skala ini non-linier: Setiap langkah mewakili 32 kali lebih banyak energi yang dilepaskan. Itu artinya, gempa berkekuatan 7,8 magnitudo telah melepaskan energi sekitar 6.000 kali lebih besar dari pada gempa bumi berkekuatan 5 magnitudo yang biasanya mengguncang daerah Turki.
Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo ini kemungkinan besar telah terjadi pergerakan di area sepanjang kira-kira 190 km dengan lebar 25 km. Ini artinya, goncangan akan dirasakan sangat luas. Goncangan hebat hingga dahsyat diperkirakan akan terasa oleh lebih dari 610.000 orang di daerah yang jauhnya 80 km dari pusat gempa.
Guncangan ringan akan dirasakan di Ibu Kota Turki Istanbul yang berjarak sekitar 815 km dari lempengan, termasuk Baghdad di Irak (800 km), dan Kairo di Mesir (950 km).
ADVERTISEMENT
Jenkins mengatakan setelah gempa Bumi besar memang selalu ada rentetan gempa susulan dengan kekuatan lebih kecil. Gempa susulan ini bisa berlanjut selama berhari-hari hingga bertahun-tahun setelah gempa awal.
Jadi, bagi WNI yang ada di Turki, tetap waspada, ya. Karena kemungkinan besar masih akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil, dan intensitasnya terus menurun.
-----
Dapatkan informasi paling trending dan terpercaya seputar entertainment, bola & sport, tekno & sains, dan otomotif setiap saat hanya di kumparanPLAY! Klik di sini.