Katak Betina Ini akan Makan Pasangan Kawinnya, kalau Suara Pejantan Jelek

25 Juli 2024 10:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Katak lonceng hijau dan emas (Litoria aurea) betina dewasa memangsa katak rawa belang muda (Limnodynastes peronii). Foto: John Gould dan Chad T. Beranek/University of Newcastle
zoom-in-whitePerbesar
Katak lonceng hijau dan emas (Litoria aurea) betina dewasa memangsa katak rawa belang muda (Limnodynastes peronii). Foto: John Gould dan Chad T. Beranek/University of Newcastle
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musim kawin katak lonceng hijau dan emas (Litoria aurea) ternyata bisa mengancam nyawa si jantan. Sebab, sang betina akan memakannya, jika suara pejantan kurang memuaskan.
ADVERTISEMENT
Fakta baru ini ditemukan tim peneliti saat mengamati katak lonceng hijau dan emas di Pulau Kooragang di New South Wales, Australia. Penemuannya sudah dipublikasikan di jurnal Ecology and Evolution per 12 Juni 2024.
Sekelompok ilmuwan yang dipimpin John Gould dari University of Newcastle, Australia, mendengar pekikan bernada tinggi saat penelitian. Setelah ditelusuri, suara tersebut berasal dari Litoria aurea jantan yang lagi dilahap oleh katak betina.
Sang betina yang berukuran lebih besar menyeret pejantan ke dalam sebuah lubang di tepi kolam. Meski salah satu kakinya sudah ditelan oleh katak betina, si jantan masih bisa melarikan diri.
"Anda kadang-kadang mendengarnya di lapangan, dan itu sering kali merupakan katak yang dimangsa," kata Gould, dikutip dari Live Science.
ADVERTISEMENT
"Katak jantan benar-benar berusaha mencegah hal ini terjadi, jadi dia berpegangan pada apa pun di sekitarnya, seperti ranting di tanah, agar tidak terseret."
Katak lonceng hijau dan emas (Litoria aurea) betina dewasa berusaha memangsa katak lonceng hijau dan emas jantan dewasa. Foto: John Gould dan Chad T. Beranek/University of Newcastle
Peristiwa tersebut mendorong Gould dan tim untuk membandingkan pengamatan mereka di lapangan pada malam hari selama tiga musim kawin berturut-turut dengan studi lain soal kanibalisme seksual.
Kanibalisme pada amfibi sudah sering ditemukan peneliti. Namun, kebanyakan kasus hanya melibatkan katak dewasa memakan katak muda atau kecebong, biasanya berkumpul di area yang sama.
Soal kanibalisme katak lonceng hijau dan emas, Gould menduga betina tidak senang dengan suara nyanyian katak jantan, sehingga ia memilih untuk menjadikannya santapan. Telinga katak disebut sangat peka terhadap panggilan kawin calon pasangannya.
Dugaan berikutnya adalah dimorfik seksual. Katak betina sering kali berukuran lebih besar dibandingkan katak jantan, jadi ada kemungkinan mereka mengeksploitasi pasangannya.
ADVERTISEMENT
Katak Litoria aurea betina dapat membedakan mana katak jantan yang cocok jadi pasangan atau mangsa berdasarkan kualitas suaranya selama musim kawin. Pejantan berukuran besar dengan suara lebih dalam memiliki peluang menjadi pasangan kawin, sementara katak jantan kecil dengan kualitas suara lebih rendah berpotensi menjadi mangsa.
"(Katak jantan) tidak hanya sebagai mitra pengembangbiakan, tetapi juga berpotensi sebagai mangsa (bagi katak betina)," ujar Gould.
Katak lonceng hijau dan emas (Litoria aurea) betina dewasa memangsa katak rawa tutul dewasa (Limnodynastes tasmaniensis). Foto: John Gould dan Chad T. Beranek/University of Newcastle
Meski begitu, Gould berpendapat katak jantan yang unggul mungkin juga bisa dimangsa. Setelah betina mengeluarkan semua telurnya pasca-berkembang biak, ia mungkin akan memilih memakan pasangannya.
"Ini berisiko bagi katak jantan di luar sana," kata Gould." Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencari pasangan, tetapi mereka juga harus menanggung risiko tambahan, yaitu mungkin digunakan sebagai mangsa."
ADVERTISEMENT
Apa yang memengaruhi perilaku kanibalisme katak lonceng hijau dan emas masih perlu ditelusuri lebih dalam. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menentukan seberapa sering peristiwa ini terjadi dan bagaimana dampak bagi populasinya.