Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kaum Bumi Datar Pergi ke Antartika buat Buktikan Teori, Dapat Fakta Bumi Bulat
19 Desember 2024 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sekelompok penganut Bumi datar mencoba melakukan perjalanan ke daratan paling selatan Antartika. Tujuannya, ingin mengakhiri perdebatan tentang bentuk Bumi sesungguhnya. Namun sesampainya di sana, mereka malah menemukan teori Bumi datarnya selama ini salah.
ADVERTISEMENT
Perjalanan tersebut merupakan bagian proyek The Final Experiment yang diselenggarakan oleh Will Duffy, pendeta dari Colorado, AS, yang berharap dapat mengakhiri perdebatan tentang bentuk Bumi.
Ia menyelenggarakan ekspedisi dengan membawa empat orang penganut Bumi datar dan empat penganut Bumi bulat ke Antartika, untuk menyaksikan Matahari tengah malam di benua tersebut.
Matahari tengah malam di Antartika adalah salah satu contoh bukti Bumi berbentuk bulat karena ini hanya bisa terjadi pada bola yang miring dan berputar, di mana kemiringan sumbu selama musim panas memposisikan Kutub Selatan menghadap Matahari selama 24 jam tanpa henti.
Fenomena ini tidak mungkin terjadi pada bidang datar, seperti yang diyakini oleh kaum Bumi datar.
Penganut Bumi datar sering kali mengeklaim Perjanjian Antartika 1959 yang melarang warga sipil mengunjungi benua paling selatan adalah upaya untuk menyembunyikan bentuk Bumi yang sesungguhnya. Namun, Pendeta Duffy ingin menunjukkan anggapan tersebut tidak benar.
ADVERTISEMENT
“Saya menciptakan The Final Experiment untuk mengakhiri perdebatan ini, sekali dan untuk selamanya. Setelah kita pergi ke Antartika, tidak ada orang yang perlu membuang waktu lagi untuk memperdebatkan bentuk Bumi,” kata Duffy dalam sebuah pernyataan.
Hasilnya, sebagian penganut Bumi datar mengatakan perjalanannya ke Antartika tersebut tidak bisa menjadi bukti mutlak Bumi berbentuk bulat. Artinya, mereka bekukuh dengan keyakinannya tentang Bumi bentuknya datar. Namun, satu hal yang pasti, mereka mengakui keberadaan Matahari 24 jam.
“Terkadang kita salah dalam hidup. Saya pikir tidak ada Matahari selama 24 jam. Kenyataannya, saya cukup yakin akan hal itu [Matahari 24 jam],” kata Jeram Campanella, penganut Bumi datar dan kreator konten terkenal, dikutip IFL Science.
“Sejujurnya saya percaya tidak ada Matahari 24 jam, tapi sekarang saya percaya ada. Itu saja.”
ADVERTISEMENT
Sementara itu, penganut Bumi data yang lain bersikap lebih skeptis mengenai implikasi Matahari 24 jam. Mereka bilang fenomena tersebut tidak bisa mengesampingkan kemungkinan Bumi berbentuk datar.
“Saya tahu banyak orang ingin tahu pendapat saya tentang cara kerjanya dan sebagainya. Sedikit bocoran: Saya telah melihat demonstrasi fisik yang dapat menunjukkan cara kerjanya, tapi saya rasa beberapa data yang akan kita peroleh dari perjalanan ini akan membantu memperjelas apakah itu yang sebenarnya terjadi,” komentar Austin Whitsitt, penganut Bumi datar lainnya.