Kawah Raksasa Bekas Hantaman Meteor Ditemukan, Usianya 100 Juta Tahun

27 September 2020 15:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kawah meteorit raksasa. Foto: WikiImages via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kawah meteorit raksasa. Foto: WikiImages via Pixabay
ADVERTISEMENT
Para penambang emas di pedalaman Australia baru-baru ini berhasil menemukan kawah meteorit raksasa yang diduga terbentuk sekitar 100 juta tahun lalu oleh tabrakan meteor, tepatnya ketika zaman dinosaurus masih menjelajahi Bumi.
ADVERTISEMENT
Kawah meteorit yang kini dijuluki Ora Banda Impact Crater ini ditemukan di dekat kota Ora Banda di Australia Barat. Kawah memiliki lebar 5 kilometer. Di sana, lubang besar tercipta akibat hantaman meteor berukuran 200 meter atau setara 2 kali lapangan sepak bola.
Kawah ditemukan ketika ahli geologi di Evolution Mining, sebuah perusahaan tambang emas Australia, menemukan beberapa inti batuan yang tidak biasa di Ora Banda. Mereka kemudian memanggil Jayson Meyers, ahli geofisika yang merupakan pendiri Resource Potentials, sebuah perusahaan konsultan dan kontraktor geofisika di Perth.
Peta anomali gravitasi (kiri) dari kawah yang baru ditemukan, peta wilayah umum (kanan) Ora Banda Impact Crater. Foto: Resource Potentials
Meyers lantas memeriksa sampel inti bor dan batuan di situs tersebut. Hasilnya, dia melihat kerucut yang hancur tanda-tanda adanya bekas tabrakan meteorit. Kerucut hancur terbentuk ketika gelombang kejut bertekanan dan kecepatan tinggi dari sebuah objek besar menghantam tanah--seperti meteor atau ledakan raksasa seperti nuklir.
ADVERTISEMENT
Menurut Planetary Science Institute (PSI), sebuah grup nirlaba yang berbasis di Tucson, Arizona yang tidak terlibat dalam penelitian, gelombang kejut ini memecah batu menjadi bentuk kerucut yang unik, seperti tanda yang ditinggalkan benda keras di kaca depan mobil.
“Karena kami tahu mereka tidak melakukan uji coba nuklir di Ora Banda bukti menunjukkan bahwa kawah kuno menghantam situs tersebut,” Meyers mengatakan kepada media lokal Resourc.ly.
Peta yang menunjukkan ketinggian di lokasi benturan terjadinya kawah meteorit raksasa. Foto: Resource Potentials

Kawah meteorit raksasa dan rahasianya

Untuk memeriksa lebih lanjut, Meyers memeriksa topografi situs dan peta anomali gravitasi yang menunjukkan bagaimana medan gravitasi di situs itu berbeda dari Bumi. Anomali gravitasi apa pun yang muncul di peta dapat memberikan wawasan tentang fitur tersembunyi yang memengaruhi jumlah massa dan tarikan gravitasi di area tertentu.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis Meyer mengungkap ada kawah tabrakan yang tersembunyi dengan kerutan di tengahnya. Kerutan ini merupakan tempat batuan yang hancur akibat dari hantaman meteorit.
Citra satelit menunjukkan situs Ora Banda Impact Crater tempat kawah meteorit raksasa. Foto: Resource Potentials
Saat ini, para peneliti dari Curtin University di Perth sedang menyelidiki situs Ora Banda pada tingkat mikroskopis. Tim juga akan memeriksa apakah mineral di situs tersebut telah menguap dan mengkristal kembali di bawah tekanan tinggi atau tidak. "Energi yang dilepaskan ketika meteorit menabrak akan lebih dari energi gabungan dari setiap uji atom yang pernah dilakukan," kata Meyers, seperti dikutip Live Science.
Meyers memperkirakan, meteorit itu menghantam Bumi sekitar 250 juta hingga 40 juta tahun lalu. Jika terjadi setelah Periode Kapur berakhir atau sekitar 65 juta tahun lalu, maka meteorit ini tidak akan mengganggu kehidupan dinosaurus non-unggas karena satwa ini sudah punah.
ADVERTISEMENT