Kawanan Anjing Ajag Tertangkap Kamera di Gunung Leuser, Spesies Terancam Punah

6 November 2024 12:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing ajag (Cuon alpinus sumatrensis). Foto: PUGUH YUDHA/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing ajag (Cuon alpinus sumatrensis). Foto: PUGUH YUDHA/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kawanan anjing hutan sumatera (Cuon alpinus sumatrensis), atau biasa disebut ajag, tertangkap kamera tengah berjalan di belantara hutan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh-Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Akun Instagram milik Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser memamerkan penampakan 8 ekor ajag tengah berjalan beriringan, saling mengikuti satu sama lain. Sekilas, mereka terlihat seperti kawanan serigala yang tengah mencari mangsa, tapi memiliki warna seperti rubah.
Dilansir Mongabay, ajag berasal dari spesies Cuon alpinus. Di Indonesia, ada dua jenis ajag, yakni Cuon alpinus javanicus (anjing hutan Jawa) dan Cuon alpinus sumatrensis (anjing hutan Sumatera). Kedua hewan hidup di hutan hingga wilayah pegunungan.
Ajag punya ciri yang khas, seperti perawakannya sedang, berwarna cokelat kemerahan, bagian bawah dagu, leher, hingga ujung perutnya putih, sedangkan ekornya panjang dan berbulu tebal kehitaman. Di beberapa daerah, ajag disebut asu kikik.
Cuon alpinus tersebar di kawasan Asia, mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Rusia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam.
ADVERTISEMENT
Ajag punya lolongan keras dan jelas. Biasanya hidup berkelompok dalam lima hingga 12 individu, tergantung lingkungannya. Dalam kondisi tertentu, ia dapat hidup soliter (sendiri). Makanan favoritnya adalah kelinci, kancil, babi hutan, kijang, dan rusa.

Populasi Ajag di Indonesia

Sejauh ini, penelitian tentang ajag di Indonesia masih terbatas. Belum ada data pasti mengenai populasinya baik di Sumatera maupun Jawa. Beberapa ajag dapat ditemui di Taman Nasional Alas Purwo, Baluran, Gede Pangrango, Halimun Salak, dan Ujung Kulon. Di Sumatera, mereka bisa ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.
Pada Desember 2020 lalu, ajag pernah menghebohkan warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Anjing hutan ini diduga telah membunuh 15 kambing dan satu ekor sapi milik warga di Desa Ciangir dan Desa Cipondok, Kabupaten Kuningan.
ADVERTISEMENT
Anjing ajag punya peran penting dalam ekosistem hutan. Dalam sebuah studi disebut bahwa ajag mengendalikan populasi mangsa. Namun, salah satu ancaman keberlangsungan hidup ajag adalah menurunnya populasi hewan buruan. Ajag menyukai mangsa yang masih hidup. Tapi, terkadang juga mereka memakan sisa-sisa bangkai seperti banteng, rusa, dan babi.
Berdasarkan IUCN, populasi ajag dewasa di habitat alami di seluruh dunia diperkirakan tidak lebih dari 2.200 ekor dan diprediksi akan terus menurun. Salah satu penyebab turunnya populasi ajag adalah adanya anggapan masyarakat bahwa anjing ini merupakan hewan merugikan sehingga dijadikan satwa buruan untuk dibunuh. Selain itu, kerusakan habitat juga menjadi faktor menurunnya populasi ajag.
Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) menetapkan status ajag pada kategori terancam punah di alam liar. Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, anjing ajag adalah hewan dilindungi.
ADVERTISEMENT