Kenapa Bajak Laut Pakai Penutup Mata?

22 Agustus 2023 14:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bajak laut. Foto: Elnur/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bajak laut. Foto: Elnur/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada banyak stereotip membingungkan tentang bajak laut. Salah satu yang tertanam kuat dalam budaya populer adalah bagaimana bajak laut kerap digambarkan sebagai kelompok pemburu harta karun, punya ciri-ciri satu tangan pengait dan sahabat burung beo. Yang paling khas, satu mata ditutup menggunakan kain berlambang tengkorak manusia.
ADVERTISEMENT
Jadi, mengapa mereka digambarkan seperti ini? Apakah mereka mengalami cedera mata sehingga membutuhkan penutup? Atau apakah mereka yang ingin jadi anggota bajak laut memang harus mencederai matanya? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita bahas lebih dalam.
Satu teori tanpa bukti sejarah menyebut bahwa penutup mata yang dipakai bajak laut bukan karena mata mereka cedera, tapi untuk membantu penglihatan lebih baik ketika perang di lautan. Idenya adalah, saat berada di kapal dan pergi ke bawah geladak, mata akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan kurang cahaya.
Mengenakan penutup mata membuat bajak laut punya satu mata yang menyesuaikan dengan sinar matahari ketika berada di atas kapal. Sementara mata yang ditutup digunakan saat beralih ke lingkungan gelap. Cukup dengan melepas penutup mata ketika pergi ke bawah geladak, mereka dapat melihat dengan baik di lingkungan minim cahaya.
Ilustrasi bajak laut. Foto: Fotokvadrat/Shutterstock
Sebuah program hiburan pendidikan TV bernama MythBusters pernah mencoba membuktikan gagasan ini dalam acara khusus bajak laut pada 2007. Mereka mengirim peserta ke dokter mata untuk menguji penglihatan malam kedua matanya. Salah satu mata terpapar cahaya terang, sementara mata satu lagi ditutup.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, mata yang ditutup lebih cepat beradaptasi dengan kegelapan, dan mampu melihat jauh lebih cepat daripada mata yang terpapar cahaya terang. MythBusters menganggap mitos tersebut cukup masuk akal. Pertanyaannya, apakah penutup mata memang digunakan bajak laut zaman dulu agar penglihatan lebih tajam saat berada di lingkungan gelap?
“Tidak ada bukti sejarah bajak laut menggunakan penutup mata,” kata sejarawan bajak laut, Dr. Rebecca Simon, sebagaimana dikutip IFLScience. "Tidak ada gambar, potongan kayu, atau penyebutannya dalam sumber utama mana pun dari abad ke-17 dan ke-18."
Penjelasan yang lebih masuk akal adalah, kata Simon, penutup mata merupakan hasil fiksi populer, bukan fakta sejarah.
Ilustrasi Bajak Laut. Foto: Denis Simonov/shutterstock
"Mitos-mitos ini sebagian besar berasal dari novel, Treasure Island, oleh Robert Louis Stevenson. Antagonisnya, Long John Silver, telah menjadi model bagi banyak perompak budaya pop lainnya, seperti Jack Sparrow," jelas Simon.
ADVERTISEMENT
"Bajak laut Edward Teach (atau dikenal sebagai Blackbeard) adalah bajak laut di kehidupan nyata yang telah menjadi inspirasi bagi penulis seperti Stevenson karena betapa nyeleneh penampilannya pada saat itu (rambut panjang dan janggut dengan kembang api rokok selama serangan) dan serangan teatrikalnya (walaupun dia tidak pernah membunuh siapa pun sampai pertempuran terakhirnya)," lanjut Simon.
Penggambaran populer bajak laut berpakaian flamboyan saat ini berakar pada deskripsi awal ini, tetapi kenyataannya tidak begitu.
"Secara umum, para perompak berpakaian seperti pelaut lain pada masa itu, tetapi kondisi pakaian mereka mungkin lebih baik karena pakaian hasil merampas dari kapal lain," kata Simon. "Kapten bajak laut dan para petinggi sering mengenakan pakaian mewah untuk memamerkan keberhasilan mereka dalam pertempuran."
ADVERTISEMENT