Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
ADVERTISEMENT
Pernah makan buah berwarna biru pekat yang disebut blueberry? Di Indonesia, buah ini mungkin tidak sebanyak durian atau rambutan, tapi pertanyaannya bukan itu.
ADVERTISEMENT
Biru adalah warna langka di alam dan hanya sedikit senyawa alami yang memberikan warna ini pada makhluk hidup. Jadi, kenapa blueberry berwarna biru?
Belakangan para ilmuwan berhasil memecahkan teka-teki ini dan masalahnya bukan pada kulit buah tersebut. Dalam penelitian yang terbit pada 7 Februari 2024 di jurnal Science Advances, peneliti menemukan kristal kecil yang tersusun secara acak di lapisan lilin blueberry. Kristal tersebut menyebarkan cahaya, membuat buah ini tampak memiliki warna nila.
Warna biru diketahui jarang muncul pada makhluk hidup. Mayoritas hewan dan tumbuhan, seperti bunga bluebell, kupu-kupu, dan katak tropis, menghasilkan warna biru sebagai bagian dari kamuflase, menyamarkan tubuh dari predator. Bahkan batuan dan mineral berwarna biru seperti safir dan lazuli juga sangat sulit ditemukan.
ADVERTISEMENT
“Warna biru blueberry tidak bisa diekstraksi dengan cara diperas. Itu sebabnya kami tahu pasti ada sesuatu yang aneh dengan warna blueberry,” papar Rox Middleton, peneliti utama dari Bristol University di Inggris seperti dikutip Live Science.
Meski blueberry mengandung pigmen kuat yang disebut antosiania– biasanya berwarna ungu kemerahan–, tapi warna nila pada kulit buah tersebut sangat berbeda. Seperti kebanyakan tanaman, blueberry dilapisi lapisan tipis lilin pelindung yang berfungsi sebagai lapisan kedap air dan penghalang terhadap infeksi.
Middleton menduga, warna biru tersebut pasti berasal dari bagian luar buah. Jadi, mereka mengambil sampel lilin ini dan mengkristalkannya kembali pada selembar karton. Itu ternyata menghasilkan kristal ultra-tipis dengan warna nila khas blueberry. Ketika peneliti mengamati lebih dekat lapisan tersebut, mereka menemukan distribusi acak struktur kristal di dalam lilin yang menyebarkan sinar biru dan UV untuk menghasilkan warna khas buah blueberry.
ADVERTISEMENT
“Ini menunjukkan bahwa alam telah berevolusi menggunakan trik yang sangat rapi, lapisan ultra-tipis untuk pewarna penting,” kata Middleton. “Lebih menarik lagi bisa memproduksi warna tersebut dengan memanen lilin untuk membuat lapisan biru baru yang belum pernah dilihat sebelumnya.”
Peneliti bilang, penemuan ini membuka peluang menarik, khususnya untuk pelapis dan pewarna biru yang berkelanjutan dan biokompatibel. Ini dapat digunakan dalam segala hal mulai dari sensor, konstruksi, hingga cat otomotif.
Meski begitu, fungsi lilin ini sangat luas dan sebagian besarnya belum diketahui pada tanaman. Ini artinya, pewarna biru berpotensi memiliki banyak khasiat bermanfaat yang bahkan belum dieksplorasi oleh para peneliti.