Kenapa Gempa Bengkulu Disebut Gempa Kembar?

19 Agustus 2020 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi rumah warga yang rusak ringan akibat gempa di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi rumah warga yang rusak ringan akibat gempa di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
Rentetan gempa berkekuatan lebih dari 6 magnitudo guncang Bengkulu pada Rabu (19/8) pagi. Saking kuatnya, guncangan gempa bahkan dirasakan sejumlah warga di Singapura.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, gempa pertama terjadi pukul 05.23 WIB. Berkekuatan sebesar 6,6 magnitudo dengan episentrum di laut pada jarak 169 km arah barat daya Bengkulu di kedalaman 24 kilometer.
Sementara gempa kedua terjadi pukul 05.29 WIB dengan kekuatan yang diperbarui sebesar 6,7 magnitudo dengan episentrum di laut pada jarak 78 kilometer arah barat daya Bengkulu Utara dan kedalaman 86 kilometer. Gempa tersebut dipastikan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Dua rentetan gempa Bengkulu dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan dislokasi atau patahan batuan yang terjadi pada bidang kontak leher lempeng, tepatnya pada Segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik atau thrust fault.
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Shutterstock
Daryono menyebut, dua gempa bumi ini terjadi hanya berselang sekitar 6 menit dan termasuk dalam jenis gempa kembar atau double earthquake, karena kekuatan, waktu, dan lokasi yang hampir sama.
ADVERTISEMENT
“Gempa kembar atau double earthquake adalah peristiwa 2 gempa yang magnitudo atau kekuatannya hampir sama, dan terjadi dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan,” kata Daryono dalam keterangan resminya, Rabu (19/8).
Sederhananya begini, double earthquake terjadi ketika ada gempa susulan dengan kekuatan yang hampir sama dengan gempa awal. Gempa susulan ini terjadi pada lokasi yang berdekatan dengan waktu berselang beberapa detik, menit, atau hari berikutnya. Gempa bumi kembar merupakan peristiwa yang cukup langka dan sulit dideteksi.
Menurut Daryono, gempa kembar yang terjadi kali ini hampir mirip dengan kejadian gempa kembar di Bengkulu dan Mentawai pada 12 dan 13 September 2007 lalu.
Kala itu, Bengkulu dan Mentawai diguncang gempa dengan kekuatan 8,4 magnitudo dan 7,8 magnitudo. Gempa itu dipicu oleh pecahnya segmen Enggano yang menjalar dari utara Enggano sampai ujung Siberut. Saat itu tercatat, 25 orang meninggal dunia dan 92 orang lainnya luka-luka akibat dampak gempa. Gempa 2007 dirasakan hingga negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, hingga Thailand.
ADVERTISEMENT