Kenapa Gempa Tasikmalaya Bisa Terasa Begitu Luas?

16 Desember 2017 17:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Masyarakat di daerah Pulau Jawa yang sedang bersiap-siap untuk beristirahat pada Jumat (15/12) malam, dikejutkan oleh guncangan gempa sebesar 6.9 Magnitudo yang terjadi di laut 74 kilometer barat daya Kawalu, Tasikmalaya.
ADVERTISEMENT
Guncangan yang diakibatkan gempa itu terasa mulai dari Jakarta, Bandung, hingga Yogyakarta. Hal itu menyebabkan banyak orang bertanya-tanya, mengapa gempa yang terjadi di daerah Tasikmalaya guncangannya bisa dirasakan di sebagian besar wilayah Pulau Jawa?
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Daryono, memberikan penjelasan mengapa gempa yang terjadi di Tasikmalaya itu bisa dirasakan hingga ke Jakarta.
"Jadi kalau gempa itu lebih dalam, kekuatannya besar maka spektrumnya semakin luas," kata Daryono kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (16/12).
Gempa dalam yang ia maksudkan adalah gempa yang hiposentrumnya (sumber gempa di kedalaman bumi) berada di antara 60 kilometer sampai 300 kilometer di bawah permukaan bumi.
Daryono kemudian mengumpamakan gempa bumi dengan sebuah segitiga, yang satu sudutnya berada di bawah tanah dan dua sudut sisanya berada di permukaan. Jadi semakin tinggi atau dalam sudut di bawah tanahnya maka dua kakinya di permukaan juga akan semakin melebar. Begitu juga dengan gempa bumi.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan bahwa merusak atau tidaknya suatu gempa itu berdasarkan kekuatan gempa tersebut. Tetapi menurut Daryono, gempa dangkal memang lebih merusak dan memiliki potensi besar untuk menjadi tsunami.
"Energinya lebih besar kalau gempa dangkal. Semakin dangkal, semakin besar, semakin merusak," kata Daryono.
Ilustrasi pusat gempa di Tasikmalaya. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pusat gempa di Tasikmalaya. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
Gelombang Perusak Hasil Gempa Bumi
Penyebab utama terjadinya banyak kerusakan saat gempa bumi adalah gelombang seismik yang menghantarkan energi dari pusat gempa dan menyebabkan guncangan di permukaan bumi.
Sebenarnya gelombang seismik sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu gelombang primer, gelombang sekunder, dan gelombang permukaan.
Salah satu yang paling merusak di antara tiga gelombang seismik itu adalah gelombang permukaan. Ada dua jenis dari gelombang permukaan, yaitu Gelombang Rayleigh dan Gelombang Love.
ADVERTISEMENT
Gelombang Rayleigh bergerak bagaikan gelombang di permukaan laut. Banyak orang mengklaim melihat gelombang ini saat terjadi gempa di tempat terbuka seperti lapangan parkir. Mereka mengaku melihat mobil-mobil bergerak naik dan turun seperti kapal yang melewati ombak.
Ilustrasi Gempa (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa (Foto: Thinkstock)
Sementara Gelombang Love bergerak lebih cepat dibandingkan Gelombang Rayleigh dan memiliki daya rusak yang lebih kuat. Daya rusak yang lebih kuat itu disebabkan karena saat bergerak, Gelombang Love menyebabkan permukaan seperti tertarik ke kiri dan ke kanan, membuat tanah bergeser secara horizontal.
Kendati demikian, menurut Daryono salah satu faktor penyebab kerusakan di Tasikmalaya dan Pangandaran tidak hanya disebabkan oleh kekuatan atau magnitudo gempa. Kondisi tanah setempat dan kualitas bangunan sangat menentukan tingkat kerusakan.
"Karakteristik tanah lunak semacam ini dapat menimbulkan resonansi gelombang seismik hingga memicu amplifikasi guncangan gempa bumi. Belum lagi kondisi bangunan yang ada banyak yang tidak memiliki standar aman gempa bumi, maka dengan mudah terjadi kerusakan saat diguncang gempa bumi," kata Daryono.
ADVERTISEMENT
Gempa Tasikmalaya Tercatat di ShakeMap
Untuk mencari tahu seberapa kuat dan luas getaran gempa Tasikmalaya, kamu bisa cek melalui platform ShakeMap yang dibuat oleh United States Geological Survey (USGS). ShakeMap adalah sebuah alat yang digunakan untuk memotret potensi kerusakan dan data lainnya setelah gempa bumi terjadi.
Titik gempa Tasikmalaya (Foto: usgs.gov)
zoom-in-whitePerbesar
Titik gempa Tasikmalaya (Foto: usgs.gov)
ShakeMap juga sangat membantu para geolog dan ahli seismologi untuk mempelajari gempa bumi secara mendetail. Data-data yang tertulis di ShakeMap juga menunjukkan daerah-daerah yang merasakan guncangan gempa sekaligus potensi kerusakannya
Selain itu ada juga informasi mengenai lokasi pusat gempa dan magnitudonya secara mendetail.