Kenapa Kita Gampang Sakit Belakangan Ini? Begini Kata Ahli - Sehatnesia

20 April 2023 19:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang demam dan flu. Foto: Africa Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang demam dan flu. Foto: Africa Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah kamu sekarang lagi sakit atau baru sembuh dari sakit? Tenang, kamu enggak sendirian. Sebab, gak sedikit orang yang lagi sakit saat ini, dan ternyata ada sejumlah faktor penyebab itu semua.
ADVERTISEMENT
Jadi begini, menurut pakar kesehatan, ada berbagai faktor kenapa banyak orang gampang sakit belakangan ini. Salah satunya adalah musim pancaroba yang kini sedang melanda Indonesia.

Pancaroba Bikin Suhu dan Cuaca Gak Konsisten

Di musim pancaroba, perubahan suhu terjadi cukup ekstrem. Perubahan suhu ini dapat mendukung virus atau bakteri penyebab penyakit berkembang biak. Lingkungan berubah menjadi lebih dingin dan kering saat musim pancaroba. Ini juga menyebabkan mukosa atau lapisan jaringan yang membatasi rongga saluran cerna dan saluran napas menjadi kering. Akibatnya virus akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
“Pada prinsipnya, pada musim pancaroba itu kan peralihan antara musim panas dan dingin dengan kondisi cuaca yang ekstrem, ini akan memengaruhi terkait dengan risiko orang yang lebih mudah sakit karena juga dari sisi imunitas menurun, karena dari faktor kelembaban itu sendiri dan cuaca,” kata dr. Ngabila Salama, MKM., Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kepada kumparanSAINS dalam program Sehatnesia.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai oleh masyarakat di tengah pergantian musim ini, salah satunya adalah infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), seperti flu, hidung tersumbat, meriang, batuk, nyeri tenggorokan. Beberapa penyakit lain yang juga harus diantisipasi adalah COVID-19, TBC, difteri, campak, dan rubella.
“Di satu sisi, virus atau bakteri (kuman) lebih mudah masuk ke dalam tubuh manusia, ditambah juga imunitas terganggu karena kecapekan, kelelahan, juga stres, karena biasanya musim penghujan itu situasi menjadi lebih tidak kondusif,” tambahnya.
Ilustrasi cuaca panas. Foto: FREDERIC J. BROWN / AFP

Imunitas Turun, Mudah Terinfeksi Virus - Bakteri

Imunitas menurun ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Dicky Budiman, Epidemiolog dari Griffith University, Australia, turunnya imunitas bisa dipengaruhi oleh dampak dari infeksi COVID-19 atau long covid. Jadi, orang yang sudah dua kali terinfeksi COVID-19 atau lebih, imunitasnya cenderung terganggu.
ADVERTISEMENT
Akibatnya orang tersebut akan lebih mudah terinfeksi virus atau bakteri, termasuk jamur. Dengan begitu, vaksin booster akan sangat penting untuk menciptakan kekebalan tubuh yang lebih baik, terutama dalam mencegah virus corona.

Turunnya Kesadaran Pakai Masker

Selain imunitas yang menurun, hilangnya kebiasaan orang memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan juga berpengaruh pada penyebaran penyakit. Saat ini banyak orang-orang yang sudah tidak memakai masker baik di dalam maupun luar ruangan, bahkan di transportasi umum.
Padahal, menurut Dicky, bicara soal masker itu bukan cuma untuk mencegah COVID-19 saja. Penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) bisa menular karena masuknya virus ke saluran pernapasan lantaran kontak erat. Dengan orang tidak bermasker lagi, maka penyakit akan lebih cepat menular antar-manusia.
ADVERTISEMENT

Mobilitas Tinggi Jelang Lebaran

Aktivitas orang di luar ruangan akan mengalami peningkatan jelang Lebaran, terutama di tempat-tempat perbelanjaan seperti mall, pasar tradisional, dan toko baju. Public space yang padat, ditambah hilangnya budaya memakai masker, menjadi momen yang tepat bagi virus untuk menyebar dari satu orang ke orang lain.
“Aktivitas sosial penduduk atau masyarakat di masa akhir pandemi ini membuat orang sudah tidak pakai masker, sehingga virus menjadi mudah menyebar. Potensi menyebarkan patogen saluran napas lebih besar kemungkinannya, terutama di daerah padat penduduk,” kata Dicky kepada kumparanSAINS dalam program Sehatnesia.

Turunnya Kualitas Kesehatan

Terakhir, adalah melemahnya kualitas kesehatan, khususnya di saluran pernapasan. Ini bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti stres, kecemasan, dan dampak long covid yang membuat kemampuan silia–rambut dalam hidung– menurun dalam membersihkan dahak dan saluran napas.
com-Ilustrasi pentingnya menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh. Foto: Shutterstock
“Pada giliran sama seperti tadi menurunkan imunitas di saluran napas. Ini yang bisa membuat orang terinfeksi. Dan, ini yang tentu penurunan ini menjadi salah satu faktor dari infeksi,” papar Dicky.
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah Biar Enggak Sakit

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar kamu tidak sakit atau gampang sakit, yakni:
Dicky bilang, bagaimanapun, vaksinasi bisa sangat membantu orang dalam mencegah penyakit akibat virus, terutama bagi kelompok yang berisiko, seperti orang yang mobile, karyawan swasta, orang yang punya komorbid, dan lansia.
Imunitas tubuh bisa ditingkatkan dengan cara rutin berolahraga dan memakan makanan sehat seperti sayur, daging, dan buah-buahan. Konsumsi suplemen atau vitamin juga bisa menjadi pilihan agar tubuh tetap bugar.
Dicky mengatakan protokol kesehatan seharusnya menjadi budaya baru bagi masyarakat. Sebab ini adalah salah satu cara ampuh untuk memutus mata rantai penularan penyakit, terutama yang ditularkan lewat pernapasan. Mencegah sakit bisa dimulai dengan kembali memakai masker di tempat-tempat keramaian, seperti transportasi publik, mall, pasar tradisional, dan di ruang kerja.
ADVERTISEMENT
Tidur bermanfaat untuk mengembalikan tubuh mendapatkan energi. Sistem kekebalan akan menghasilkan zat pelindung seperti antibodi dan sitokin saat tidur. Zat ini berperan untuk melawan makhluk asing yang masuk dalam tubuh seperti bakteri dan virus. Kurang tidur dapat membuat sistem kekebalan melemah, membuat penyakit mudah menyerang dan membutuhkan masa penyembuhan yang lama.
*
Program Sehatnesia di kumparan membahas segala hal tentang kesehatan mental, fisik, dan kognisi, dari sudut pandang para ahli dan praktisi.