Kenapa Luka Goresan atau Sayatan Kecil di Kulit Terasa Sangat Menyakitkan?

12 November 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi luka sayatan akibat kertas atau benda tajam lain.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi luka sayatan akibat kertas atau benda tajam lain. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kita sepakat bahwa semua luka menyakitkan, baik luka fisik maupun batin. Namun, apakah kamu pernah mengalami luka goresan atau sayatan tipis, entah karena gak sengaja kena silet atau sisi kertas, tapi rasa sakitnya begitu perih dan hebat?
ADVERTISEMENT
Jika kulit kamu pernah tergores benda-benda tersebut, ternyata ada alasan khusus kenapa luka kecil ini bisa terasa sangat menyakitkan. Pertama, luka sayatan atau goresan biasanya terjadi di bagian sensitif, seperti jari atau lidah.
“Jaringan saraf di bagian tubuh ini dapat membedakan sensasi tekanan, panas, dingin, dan cedera dengan sangat jelas dan spesifik. Otak kita bahkan memiliki area khusus untuk menerima sinyal yang datang dari bagian ini dan mendefinisikannya secara jelas,” jelas Gabriel Neal, Associate Professor Klinis Kedokteran Keluarga di Texas A&M University, dalam sebuah artikel yang dimuat di The Conversation.
“Kemampuan penginderaan luar biasa yang membuat jari, bibir, dan lidah kita begitu piawai dalam melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan, juga membuat cedera menjadi semakin menyakitkan.”
Ilustrasi bekas luka. Foto: Shutterstock
Bagian tubuh sensitif lainnya, seperti wajah atau alat kelamin, juga akan merasakan sakit yang lebih parah. Ini juga alasan kenapa benturan di bagian alat kelamin akan terasa sangat menyakitkan.
ADVERTISEMENT
Alasan lainnya adalah karena bentuk kertas itu sendiri. Sisi selembar kertas tampak seperti tepi lurus yang rapi saat dilihat oleh mata telanjang, tapi jika dilihat lebih dekat, tepi tersebut lebih mirip mata gergaji ketimbang pisau. Saat kertas melukai tangan, ini akan menyebabkan luka robekan yang lebih kecil ketimbang tergores pisau.
“Kedalaman luka cocok untuk mengekspos dan merangsang serabut saraf kulit tanpa merusaknya seperti cedera yang lebih dalam yang dapat merusak serabut saraf secara parah sehingga mengganggu kemampuannya untuk menyampaikan rasa sakit,” kata Neal. “Dengan luka sayatan kertas, serabut saraf menyala, dan berfungsi penuh.”