Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Sebentar lagi umat Kristiani akan merayakan Natal yang jatuh pada 25 Desember. Namun, tahukah kamu bahwa kelahiran Yesus Kristus tidak diketahui dengan pasti? Lantas, kenapa umat Kristen memilih 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus?
ADVERTISEMENT
Ada dua teori utama kenapa Natal dirayakan pada 25 Desember. Teori pertama adalah hipotesis “sejarah agama”, artinya Natal menggantikan satu atau lebih hari raya lain. Teori kedua disebut hipotesis “perhitungan”, di mana orang Kristen menggunakan suatu bentuk perhitungan hingga menemukan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.
Menurut Philipp Nothaft, peneliti sejarah astronomi dan kronologi di University of Oxford’s All Souls College, kedua teori tersebut kemungkinan benar. Berdasarkan catatan kuno, pesta yang didedikasikan untuk Sol Invictus alias dewa matahari diadakan oleh Kekaisaran Romawi setiap 25 Desember. Ini meningkatkan kemungkinan Natal telah menggantikan perayaan tersebut.
Ada juga festival pagan bernama Saturnalia yang dirayakan setiap pertengahan Desember dan berlangsung selama beberapa hari. Permasalahannya, umat Kristiani kemungkinan telah merayakan hari lahir Yesus pada 25 Desember jauh sebelum pesta Sol Invictus diadakan, tulis Paul Bradshaw, seorang profesor emeritus teologi di University of Notre Dame, dalam sebuah artikel yang dibuat di buku berjudul “The Oxford Handbook of Christmas”.
Selain itu, menurut Northaft, ada banyak hari raya Romawi terkait Sol Invictus jatuh pada 25 Desember. Tapi kebanyakan ilmuwan setuju bahwa perayaan tersebut tidak pernah terjadi sebelum 274 M, tahun ketika Kaisar Aurelian Mendedikasikan sebuah kuil baru untuk Sol Invictus di Roma.
ADVERTISEMENT
25 Desember juga merupakan tanggal ketika pengamat Belahan Bumi Utara pertama kali dapat mendeteksi pergerakan Matahari ke utara setelah titik balik matahari musim dingin, yakni David Allen, astronom di Anglo-Australian Observatory, menulis dalam sebuah artikel yang terbit di jurnal Archaeoastronomy pada 1992. Menurut Allen, deteksi gerakan dapat menjelaskan mengapa festival diadakan pada 25 Desember.
Teori lainnya hipotesis perhitungan, didasarkan pada gagasan bahwa umat Kristen menghitung kelahiran Yesus dengan menambahkan sembilan bulan pada hari yang mereka anggap sebagai pembentukan Yesus.
Satu kemungkinan, orang Kristen percaya bahwa hari penyaliban Yesus terjadi pada 25 Maret dan mereka menambahkan sembilan bulan hingga didapat tanggal 25 Desember. Ini artinya, orang Kristen menganggap tanggal penyaliban Yesus sebagai tanggal pembentukan.
ADVERTISEMENT
Salah satu bukti untuk hipotesis ini adalah prasasti abad ketiga di sebuah patung yang memberikan perhitungan kapan Paskah harus dirayakan dengan patung di atasnya yang mencatat bahwa Yesus disalib pada 25 Maret tahun 29.
Masalah di hipotesis perhitungan ini adalah tidak jelas mengapa orang Kristen mengaitkan 25 Maret sebagai tanggal penyaliban dan pembentukan Yesus.
"Ada ketidakpastian di sekitar kedua teori, tapi menurut saya hipotesis perhitungan memiliki sedikit keunggulan," kata Bradshaw, seperti dikutip Live Science. “Mungkin saja kedua teori itu benar. Saya cenderung meyakini bahwa tradisi penanggalan Kristus hingga 25 Desember berakar setidaknya pada awal abad ke-3.”