Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Kenapa Orang Sering Bangun Jam 3 atau 4 Pagi? Ini Penyebabnya Kata Ahli
9 Januari 2024 6:59 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Apakah kamu termasuk orang yang suka bangun setiap jam 3 atau 4 pagi, meski tidak ada alarm sekali pun? Nah, menurut sains, pukul 3 atau 4 pagi adalah waktu terburuk untuk bangun. Kok Bisa? Mari kita bahas.
ADVERTISEMENT
Menurut Greg Murray, Direktur Centre for Mental Health di Swinburne University of Technology, Australia, bangun jam 3 pagi memang sangat manusiawi, tapi itu bukanlah kebiasaan yang baik.
“Sebagai seorang terapis kognitif, saya terkadang bercanda, satu-satunya hal yang baik tentang bangun jam 3 pagi adalah, hal itu memberikan kita semua contoh nyata tentang bencana,” tulis Murray, sebagaimana dikutip dari IFL Science.
Fenomena bangun dini hari dilaporkan menimpa sekitar satu dari tiga orang di seluruh dunia dan kemungkinan lebih banyak yang mengalaminya sejak pandemi dimulai.
Ini karena bangun dini hari berhubungan dengan stres–meski tidak secara langsung, menurut para ahli tidur . Murray menjelaskan, stres tidak membuat kita lebih sering terbangun di malam hari, tapi membuat kita lebih sadar saat kita terbangun.
ADVERTISEMENT
“Kita sebenarnya lebih sering terbangun setiap malam, dan tidur ayam lebih sering terjadi pada paruh kedua malam. Saat kita tidur nyenyak, kita tidak menyadari kita bangun. Tapi jika kita sedikit stres, ada kemungkinan kita terbangun dalam keadaan sadar sepenuhnya,” katanya.
Selain itu, stres bukanlah satu-satunya faktor yang membuat kita terbangun jam 3 pagi. Jadwal yang tidak teratur dan kurang tidur juga dapat memperparah kualitas tidur sehingga membuat kita sering bangun di malam hari.
“Bangunlah pada waktu yang sama setiap hari dan jangan tidur sampai Anda merasa ngantuk,” saran Stephanie Romiszewski, ahli fisiologi tidur dan direktur Sleepyhead Clinic kepada Metro.
“Anda akan menyadari bahwa jika Anda bangun pada waktu yang sama setiap hari, itu akan menjadi waktu rutin Anda. Cobalah untuk tetap berolahraga dan mendapatkan paparan cahaya Matahari di pagi hari. Pastikan Anda juga memiliki waktu untuk bertemu orang. Otak kita perlu untuk memahami bahwa satu-satunya kesempatan untuk tidur adalah di malam hari.”
ADVERTISEMENT
Sampai sini kita mungkin tahu beberapa alasan kenapa kita terbangun di malam hari. Pertanyaan selanjutnya, kenapa bangunnya spesifik di jam 3 atau 4 pagi? Jadi begini, kebanyakan dari kita biasanya tertidur antara jam 23.00 hingga tengah malam, dan bangun antara jam 07.00 atau 08.00 pagi. Saat kita tidur sampai kita terbangun, terdapat batas alami yang membuat kita akan terbangun.
“Sepanjang malam, siklus tidur kita terdapat interval antara rapid-eye movement (REM) dan non-REM. Setiap tahap tidur memiliki ambang batas yang berbeda mengenai seberapa mudahnya untuk dibangunkan,” jelas Aneesa Das, Asisten Direktur Sleep Medicine Program di Ohio State Wexner Medical Center.
“Salah satu penjelasan yang paling mungkin untuk menjawab kenapa kamu bangun pada waktu yang sama setiap malam adalah karena kamu tidur pada waktu yang sama setiap hari dan kemudian kamu mencapai tahap tidur ayam (tidak nyenyak) lalu bangun.”
Kita mungkin menganggap siklus tidur tubuh hanya sebagai pola yang berulang. Namun kenyataannya, kita menghabiskan jangka waktu yang berbeda di setiap malam. Menurut Das, yang terpenting adalah ketika pagi semakin dekat, jumlah waktu yang kita habiskan dalam tidur REM harusnya semakin meningkat. Ini artinya, kita menghabiskan lebih banyak waktu dalam tidur yang relatif nyenyak dan penuh mimpi.
ADVERTISEMENT
Menurut Michael K. Scullin, profesor psikologi dan ilmu saraf dari Baylor University di Texas, AS, untuk mengatasi fenomena ini kita bisa mencoba dengan menyimpan buku catatan di samping tempat tidur dan meluangkan waktu selama 5 menit untuk menuliskan semua hal yang harus dilakukan di esok hari. Kita juga bisa mencoba menuangkan semua kekhawatiran atau pemicu stres yang berkutat di pikiran dalam catatan tersebut. Waktu menulis bisa dilakukan sebelum tidur atau saat kita terbangun di malam hari.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Colin Espie, seorang profesor pengobatan tidur dari Nuffield Department of Clinical Neurosciences di Oxford University. Dia menganjurkan apa yang disebut “putting the day to rest”. Sederhananya, kita disuruh meluangkan waktu sebelum tidur untuk mengingat apa yang terjadi pada hari itu dan membuat rencana untuk hari esok.
ADVERTISEMENT
“Ketika orang terbangun di malam hari, hal yang terlintas dalam pikiran mereka dan mungkin membuat mereka khawatir biasanya dapat ditebak. Artinya, sesuatu yang telah terjadi pada hari sebelumnya atau sesuatu yang akan terjadi pada hari berikutnya,” kata Espie kepada Newsweek.
Oleh karena, saran ahli menulis kejadian di buku catatan bisa dilakukan biar kamu enggak bangun di malam hari. Kalau cara ini tidak berhasil, mungkin sudah saatnya kamu menemui dokter spesialis, terutama jika masalah tersebut sudah mengganggu selama lebih dari tiga bulan. Sebab, nantinya ini bisa menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan.