Kenapa Tinja Bau Busuk? Ini Penjelasannya

12 Januari 2024 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagaimana Tinja Dihasilkan Tubuh? Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bagaimana Tinja Dihasilkan Tubuh? Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apakah kamu pernah penasaran kenapa tinja atau feses berbau busuk? Padahal, makanan yang dikonsumsi kadang punya aroma menggugah selera, tidak berbau busuk atau bahkan harum menyenangkan. Namun, tetap saja kalau sudah jadi feses baunya nggak nahan.
ADVERTISEMENT
Jawaban singkatnya, karena feses adalah produk sisa dari sistem pencernaan.
“Feses pada umumnya tidak harum karena mengeluarkan produk sampingan dari pencernaan Anda,” kata Shelby Yaceczko, ahli gizi klinis di UCLA Health kepada Live Science.
Menurut Emma Laing, profesor klinis dan direktur dietetika di University of Georgia serta juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, skatole atau juga dikenal sebagai 3-methylindole adalah salah satu senyawa dalam tinja yang menyebabkan bau busuk.
Bakteri membuat senyawa ini memecah asam amino L-triptofan di saluran pencernaan. Ada lebih dari 10.000 spesies mikroba yang hidup dalam tubuh manusia, dan faktanya ada lebih banyak sel bakteri ketimbang sel manusia itu sendiri.
Mikroorganisme ini penting untuk pencernaan dan sebagian besarnya merupakan penyebab tinja berbau busuk. Bakteri berbeda mengeluarkan gas yang berbeda, tergantung pada jenis makanan dan zat yang diurainya. Bakteri di saluran pencernaan dan mulut juga berkontribusi pada proses ini.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi sistem pencernaan. Foto: sdecoret/Shutterstock
Karena bakteri memecah apa yang kita makan, faktor-faktor seperti pola makan, konsumsi alkohol, suplemen makanan, dan obat resep dapat memengaruhi bau kotoran. Alkohol gula seperti sorbitol yang sering digunakan dalam permen juga dapat membuat kotoran berbau sangat tidak sedap.
Selain itu, makanan yang mengandung sulfat seperti telur, brokoli, kubis, kembang kol, bawang bombay, kacang polong, dan daging, bisa berkontribusi pada produksi gas belerang yang berbau telur busuk selama proses pencernaan.
Makanan olahan dan bergula yang sulit dicerna menyebabkan bakteri menghasilkan lebih banyak gas sehingga kotoran lebih bau. Dan mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dapat menghasilkan tinja berbau busuk karena merusak usus dan proses pencernaan.
Jika kamu melihat adanya perubahan tekstur dan bau pada tinja, kemungkinan besar ini disebabkan oleh perubahan pola makan atau pengobatan, kata Laing. Proses pencernaan pada akhirnya akan menyesuaikan dan bau yang memburuk biasanya bersifat sementara.
ADVERTISEMENT
Namun, bau sangat busuk yang tak kunjung hilang bisa jadi indikasi adanya masalah kesehatan serius. Penyakit malabsorpsi seperti penyakit radang usus atau penyakit celiac dapat menghalangi tubuh mencerna dan menyerap nutrisi. Akibatnya tinja akan berbau sangat busuk karena mengendap terlalu lama.
Infeksi virus dan bakteri di usus juga bisa menjadi penyebab tinja berbau sangat busuk. Gangguan motilitas menyebabkan tubuh mencerna makanan lebih lambat dari biasanya sehingga membuat kotoran lebih lama berfermentasi. Ini juga menyebabkan tinja bau busuk.
Jika bau busuk yang tak biasa terus berlanjut, terutama disertai gejala seperti diare, darah pada tinja, sakit perut atau demam, segera konsultasi ke dokter.