Kenapa Waktu Terasa Lebih Cepat Berlalu Seiring Bertambahnya Usia?

22 Oktober 2024 7:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi waktu Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi waktu Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Kamu pernah merasa waktu semakin cepat berlalu seiring bertambahnya usia? Baru saja merayakan tahun baru 2024, kini sudah mau masuk tahun 2025. Jika kamu merasakan hal demikian, tenang gak usah panik, kamu enggak sendiri. Ada alasan di balik perasaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertama, ini terkait dengan seberapa banyak informasi baru yang kita serap selama ini. Serangkaian pengujian pada 1960-an yang diuraikan dalam buku berjudul “On the Experience of Time”, ditulis oleh psikolog Robert Ornstein, menunjukkan bagaimana persepsi waktu dapat dibentuk oleh seberapa banyak informasi baru yang diproses otak.
Dalam satu percobaan, ia menunjukkan diagram-diagram dengan berbagai tingkat minat kepada para relawan, sebelum meminta mereka memperkirakan berapa lama waktu yang telah dilalui.
Meski diagram tersebut diperlihatkan kepada para relawan dalam jangka waktu lama, mereka melaporkan bahwa diagram dengan desain yang lebih menarik diperhatikan lebih lama daripada desain yang kurang menarik.
Dalam uji coba terpisah, subjek diminta mendengar audio dengan jumlah informasi bervariasi, dalam bentuk bunyi klik dan suara-suara lain. Mereka kemudian kembali diminta memperkirakan lamanya waktu yang telah dilalui. Hasilnya, lebih banyak bunyi atau informasi yang mereka terima, lebih lama pula waktu yang mereka rasakan.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa hubungannya percobaan ini dengan waktu yang terasa melambat seiring bertambahnya usia?
“Teorinya adalah semakin tua usia kita, semakin akrab kita dengan lingkungan sekitar. Kita tidak memperhatikan lingkungan sekitar rumah dan tempat kerja secara mendetail,” papar Dr. Christian Yates, dosen senior biologi matematika di University of Bath, dalam sebuah artikel di The Conversation.
Ilustrasi wanita lelah bekerja. Foto: Amnaj Khetsamtip/Shutterstock
Namun, bagi anak-anak semuanya baru. Bayangkan betapa senangnya mereka saat naik kereta dan melihat pemandangan di sekitarnya, dibandingkan dengan betapa sedikitnya perhatian yang kita berikan selama perjalanan.
Ide serupa yang diuraikan dalam makalah tahun 2019 mengaitkannya dengan seberapa cepat pikiran kita memproses gambar seiring bertambahnya usia.
“Orang-orang sering kali takjub dengan ingatan hari-hari masa muda mereka. Bukan karena pengalaman mereka jauh lebih dalam atau lebih bermakna, tapi karena pengalaman tersebut diproses dengan sangat cepat.” papar Adrian Bejan, Profesor Teknik Mesin JA Jones di Duke.
ADVERTISEMENT
Saat saraf dan neuron menua dan menjadi lebih kompleks, dibutuhkan waktu lebih lama bagi sinyal untuk melewati jalurnya dibandingkan ketika kita masih muda.
“Pikiran manusia merasakan waktu berubah saat gambar yang dipersepsikan berubah,” tambah Bejan. “Masa kini berbeda dari masa lalu karena cara pandang mental telah berubah, bukan karena jam seseorang berdentang. Hari-hari terasa lebih panjang di masa muda karena pikiran muda menerima lebih banyak gambar dalam satu hari daripada pikiran yang sama di usia tua.”
Gagasan lain adalah bahwa suatu periode waktu–misalnya sebulan– terasa lebih pendek karena kita telah mengalami lebih banyak waktu untuk membandingkannya.
"Teori proporsional masuk akal secara intuitif jika kita mempertimbangkan bagaimana satu tahun dalam rentang hidup seseorang yang berusia 75 tahun mungkin terasa jauh lebih cepat, misalnya, dibandingkan dengan satu tahun dalam kehidupan seorang anak berusia sepuluh tahun," papar Muireann Irish dan Claire O’Callaghan, peneliti ilmu saraf dalam sebuah artikel di The Conversation.
ADVERTISEMENT
"Memori mungkin memegang kunci persepsi waktu, karena kejernihan memori kita diyakini membentuk pengalaman kita terhadap waktu. Kita secara mental merenungkan masa lalu kita dan menggunakan peristiwa bersejarah untuk mencapai rasa keberadaan diri kita di sepanjang waktu."
Artinya, kenapa semakin tua waktu terasa berjalan semakin cepat, karena apa yang terjadi dalam hidup orang dewasa adalah rutinitas yang sama. Ini bikin hidup terasa lebih cepat.