news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kenapa Warna Biru Jarang Ditemukan di Tumbuhan dan Hewan? Ini Penjelasannya

13 Juli 2021 13:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Langit biru cerah. Foto: Ant Rozetsky/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Langit biru cerah. Foto: Ant Rozetsky/Unsplash
ADVERTISEMENT
Sebagai warna paling populer di dunia, tentu kita berpikir warna biru sangat mudah ditemukan. Apalagi ia sangat menonjol di bumi dengan warna laut dan langit yang biru. Tetapi tidak di binatang dan tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Menurut David Lee, penulis Nature's Palette: The Science of Plant Color dan pensiunan profesor di Departemen Ilmu Biologi di Florida International University, Florida, AS, kurang dari 10 persen dari 280.000 spesies tanaman berbunga menghasilkan bunga biru. Kenapa begitu?
Sebagian besar pigmen yang terlihat di hewan adalah hasil dari apa yang mereka konsumsi. Misal, penyebab warna oranye pada salmon karena senyawa oranye (astaxanthin) yang terkandung kril dan udang yang mereka konsumsi.
Atau pada flamingo yang terlahir abu-abu tetapi secara bertahap berubah menjadi merah muda karena mereka memakan krustasea (berupa udang air asin) dan alga (alga merah, biru, serta hijau) yang mengandung pigmen karotenoid. Begitu juga dengan pigmen lain seperti kuning dan merah. Tetapi tidak demikian dengan biru. Bahkan faktanya, warna biru yang kamu lihat bukanlah pigmen sama sekali.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Best Life, pada banyak hewan, warna biru disebabkan oleh struktur molekul dan hasil dari pantulan cahaya. Misalnya kupu-kupu morpho (yang mungkin dikenal sebagai emoji kupu-kupu), mendapatkan warna dari sisik sayap berbentuk pegunungan yang menyebabkan matahari membengkok sedemikian rupa sehingga cahaya biru terlihat di mata kita.
Dan karena warnanya didasarkan pada struktur, begitu sayap diisi dengan sesuatu yang berbeda dari udara, warna biru akan menghilang.
Warna biru pada kupu-kupu morpho. Foto: Pexels
Proses yang hampir sama juga terjadi pada blue jay, burung pengicau yang berhabitat di Amerika Serikat bagian Timur. Bedanya, pada blue jay setiap bulunya terdiri dari manik-manik mikroskopis yang menyebar cahaya dengan jarak sedemikian rupa sehingga hanya cahaya biru yang ditangkap.
Begitu juga dengan makhluk hidup apa pun yang berwarna biru -- termasuk mata biru manusia, disebabkan oleh pantulan cahaya. Satu-satunya pengecualian adalah kupu-kupu obrina olivewing (Nessaea obrinus), yang merupakan satu-satunya hewan yang dikenal menghasilkan pigmen biru.
ADVERTISEMENT
Situasi serupa dapat dilihat pada tumbuhan, di mana pigmen biru juga tidak benar-benar ada. Warna biru ini tampak ternyata menggunakan pigmen merah yang disebut antosianin. Melalui perubahan pH dan pencampuran pigmen, dikombinasikan dengan cahaya alami, tanaman mampu menghasilkan tampilan biru yang terjadi secara alami.
Para ilmuwan sendiri tidak bisa memastikan kenapa hal ini bisa terjadi, tetapi teori yang populer adalah mengembangkan warna biru menjadi bermanfaat (untuk kelangsungan hidup dan cara berkomunikasi) terbukti lebih mudah bagi hewan untuk mengubah bentuk tubuh mereka secara mikroskopis daripada menulis ulang aturan kimia.