Kepiting Langka Ditemukan, Kelaminnya Setengah Jantan Setengah Betina

12 Juni 2021 17:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepiting biru Chesapeake (Callinectes sapidus) dengan kondisi setengah jantan setengah betina. Foto: Dok. Delmarva Discovery Museum
zoom-in-whitePerbesar
Kepiting biru Chesapeake (Callinectes sapidus) dengan kondisi setengah jantan setengah betina. Foto: Dok. Delmarva Discovery Museum
ADVERTISEMENT
Museum di Maryland, AS, kedatangan seekor hewan baru berupa kepiting biru Chesapeake. Satwa ini tampak berbeda dengan rekan sejenisnya, sebab ia memiliki kelamin setengah jantan dan setengah betina.
ADVERTISEMENT
Kondisi yang dialami krustasea itu dinamakan bilateral gynandromorphy. Kepiting dengan kondisi super langka tersebut terakhir dilaporkan muncul di pesisir timur AS sekitar 15 tahun lalu.
Hewan laut ini memiliki capit berujung biru dan merah dan perut bagian bawahnya terbelah tepat di tengah. Biasanya, kepiting jantan memiliki ujung capit berwarna biru dan perut bagian bawah berbentuk huruf T, sedangkan sang betina memiliki ujung capit berwarna merah dan perut bagian bawahnya lebih lebar.
Adalah Jerry Smith pertama kali menemukannya. Smith sendiri adalah seorang nelayan pemburu kepiting selama lebih dari empat dekade.
Ketika menemukan kepiting bernama latin Callinectes sapidus dengan kondisi setengah jantan dan setengah betina, ia tak langsung simpan atau buang. Tapi menghibahkannya ke Delmarva Discovery Museum di Maryland, AS.
ADVERTISEMENT
"Capit jantan jauh lebih biru dan capit betina kurang biru dan ujungnya merah," kata September Meagher, pakar hewan di Delmarva Discovery Museum, seperti dikutip DailyMail. "Capit kepiting kami tidak menunjukkan hal ini secara jelas, tetapi kami semakin memperhatikannya setiap hari saat ia menetap di habitat barunya dan menerima makanan yang kaya nutrisi."
Ilustrasi kepiting biru Chesapeake (Callinectes sapidus). Foto: Riversjr via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
Bilateral gynandromorphy biasanya muncul di awal perkembangan organisme, ketika baru 8 hingga 64 sel yang terbentuk. Meagher menyebut kondisi ini sebagai bentuk kelainan seluler yang terjadi saat kepiting masih dalam bentuk telur.
Pada titik tertentu, sel tidak membelah kromosom kelamin secara khusus, mengarah pada distribusi karakteristik seksual yang tak beragam, mulai dari pewarnaan hingga organ reproduksinya.
Bilateral gynandromorphy tercatat pernah dialami oleh lobster, kepiting, ular, kupu-kupu, lebah, ayam, dan unggas lainnya. Hal ini berpotensi dipengaruhi oleh suhu air atau kadar hormon di dalam rahim sang induk.
ADVERTISEMENT
Para ahli biologi kelautan di Virginia Institute of Marine Science (VIMS), menurut Meagher, tengah meneliti kondisi genetik langka ini untuk lebih memahami pembiakan dan perkembangan seksual pada kepiting C. sapidus.