Kesaksian Orang-orang yang Alami Mati Suri: Ngaku Lihat Sosok Tanpa Wajah

20 September 2023 7:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hantu.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hantu. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh peneliti di NYU Grossman School of Medicine mengungkap kisah para penyintas serangan jantung ketika mengalami kematian sesaat atau mati suri. Beberapa orang yang disurvei mengaku melihat sosok tanpa wajah saat jantungnya berhenti berdetak.
ADVERTISEMENT
Hasil studi ilmuwan NYU Grossman School of Medicine menemukan bahwa beberapa orang yang selamat dari kematian akibat serangan jantung memiliki kesadaran, kewaspadaan, dan pengalaman kognitif saat jantung mereka berhenti berdetak. Mereka memiliki ingatan yang jelas tentang kematian hingga satu jam setelah jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh.
Ini didapat setelah para peneliti mensurvei 567 orang yang mengalami serangan jantung antara Mei 2018 hingga Maret 2020 di AS dan Inggris. Sekitar 10 persen di antaranya–yang menerima perawatan cepat saat serangan jantung– berhasil pulih dari masa-masa kritis. Namun, 4 dari 10 pasien yang selamat mengalami pengalaman kognitif selama cardiopulmonary resuscitation (CPR).
Serangan jantung terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Seseorang yang terkena serangan jantung akan pingsan tak sadarkan diri akibat kurangnya aliran darah secara tiba-tiba.
Ilustrasi serangan jantung saat mengemudi Foto: Shutter Stock
Mereka yang terkena serangan jantung akan meninggal jika tidak segera diobati. Menurut CPR Select, setiap tahunnya dari 350.000 upaya CPR di luar rumah sakit, tingkat kelangsungan hidup pasien bervariasi dari 5 hingga 10 persen. Sementara jika CPR dilakukan di rumah sakit, dari 750.000 kasus serangan jantung ada peluang 20 persen pasien bisa diselamatkan.
ADVERTISEMENT
“Meski dokter telah lama mengira bahwa otak mengalami kerusakan permanen sekitar 10 menit setelah jantung berhenti memasok oksigen, penelitian kami menemukan bahwa otak dapat menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah CPR berlangsung,” kata Sam Parnia, MD, PhD., penulis studi senior yang merupakan profesor madya di Department of Medicine at NYU Langone Health dan direktur penelitian perawatan klinis dan resusitasi di NYU Langone.
Peserta lain mengaku mereka mendengar namanya dipanggil berkali-kali di mana di dekatnya ada setan dan monster.
ADVERTISEMENT
Sekitar 40 persen pasien yang menerima pemantauan otak selama penelitian berlangsung mengalami kembalinya aktivitas otak normal, bahkan setelah satu jam CPR. Data EEG menunjukkan, pasien-pasien itu mengalami lonjakan gelombang gamma, delta, theta, alfa, dan beta –ini semua terkait dengan fungsi mental yang tinggi.
Peneliti mengatakan bahwa otak yang sekarat menghasilkan sistem penghambat alami. Proses ini dapat memicu dimensi realitas baru dan bisa membangkitkan ingatan yang tersimpan, mulai dari masa kanak-kanak hingga kematian.
“Pengalaman ini memberikan gambaran sekilas tentang dimensi kesadaran manusia yang nyata, namun sedikit dipahami yang terungkap setelah kematian. Temuan ini juga dapat membawa pengobatan baru untuk menghidupkan kembali jantung atau mencegah cedera otak dan berimplikasi untuk transplantasi,” kata Parnia sebagaimana dikutip Newsweek.
ADVERTISEMENT
Para peneliti mengatakan, dibutuhkan studi lanjutan untuk memahami lebih jauh pengalaman kematian yang dialami seseorang.