Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Kisah 5 Juta Lego Karam di Laut Inggris pada 1997, Jejaknya Ada hingga Sekarang
15 Februari 2022 8:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sebuah gelombang besar menghantam kapal kargo Tokio Express hingga terlempar dan berguling di dekat pantai barat daya Inggris pada 1997. Itu menyebabkan 62 kontainer yang salah satunya berisi jutaan mainan lego karam.
ADVERTISEMENT
Pada hari yang menentukan tahun 1997, batu bata dan mainan lego dimuat ke Tokio Express di Rotterdam, Belanda, akan dikirim ke New York. Baru 32 kilometer kapal berlayar, gelombang besar tiba-tiba muncul di lepas pantai Cornwall barat.
Selama berabad-abad, gelombang besar ini dianggap sebagai legenda maritim. Namun faktanya, gelombang itu benar-benar nyata dan sialnya dia tidak bisa dilacak ataupun diprediksi kapan akan muncul.
Gelombang jahat sendiri digambarkan sebagai gelombang besar di mana dinding air yang dihasilkan bisa mencapai puluhan meter, datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Kapten kapal Tokio Express menggambarkan gelombang pada saat itu sebagai fenomena sekali dalam 100 tahun.
Ia mengatakan, gelombang mengguncang kapal 60 derajat ke satu sisi dan 40 derajat ke arah berlawanan. Manifes kapal mencantumkan ada sekitar 4.756.940 keping Lego yang hilang di laut, di mana 3.178.807 di antaranya cukup ringan untuk mengapung di permukaan.
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah peristiwa mengerikan itu terjadi, pengunjung pantai Cornwall, Inggris, mulai menemukan lego plastik berwarna warni di sekitar pesisir pantai. Pada 2015, ada laporan orang-orang telah menemukan lego di lebih dari 40 lokasi pantai di Cornwall. Bahkan setelah 25 tahun berlalu, mainan lego masih bermunculan di pantai-pantai tersebut.
Tracey Williams, penjelajah pantai dan penulis buku “Adrift: The Curious Tale of the Lego Lost at Sea”, mengatakan mainan lego yang ditemukan itu muncul dalam bentuk beragam, termasuk gurita, jaket pelampung, tangki selam, sirip menyelam dan kacamata bajak laut, serta beberapa lego bertema terestrial, seperti bunga, sapu penyihir, dan naga.
Williams sendiri sudah mengumpulkan lego pantai tak lama setelah kapal Tokio Express tenggelam. Ia mengumpulkan mainan yang terdampar di South Devon, Inggris. Lebih dari satu dekade kemudian, Williams membuat grup Facebook Lego Lost at Sea, berisi kumpulan orang yang menemukan lego di pantai Inggris.
ADVERTISEMENT
“Apa yang kami temukan sekarang adalah potongan-potongan yang tenggelam serta potongan-potongan yang mengapung. Ini memberi kita wawasan tentang apa yang terjadi pada plastik di lautan, seberapa jauh ia melayang–baik di permukaan laut tetapi juga di sepanjang dasar laut– dan apa yang terjadi padanya saat terurai."
Salah satu masalah besar dari polusi plastik adalah dibutuhkan waktu berabad-abad untuk plastik terurai di lautan, dan saat membusuk ia akan melepaskan bahan kimia yang membahayakan dan mengganggu reproduksi hewan. Menurut sebuah penelitian yang terbit di jurnal Environmental Pollution, lego yang karam ke lautan Inggris membutuhkan waktu sekitar 1.300 tahun untuk terurai secara menyeluruh.