Kisah Bill Haast, ‘Manusia Ular’ yang Pernah 172 Kali Digigit Ular Berbisa

11 Agustus 2020 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
William Edward Haast. Foto: Facebook/William Bill Haast
zoom-in-whitePerbesar
William Edward Haast. Foto: Facebook/William Bill Haast
ADVERTISEMENT
Semua orang juga tahu gigitan ular kobra mampu membuat korbannya lumpuh atau bahkan meninggal dunia. Tapi, apa jadinya jika ada manusia yang kebal terhadap gigitan hewan berbisa? Seperti Bill Haats, pria asal Amerika ini sudah pernah merasakan digigit ular ratusan kali.
ADVERTISEMENT
Pria bernama lengkap William Edward Haast lahir di Paterson, NJ, 30 Desember 1910. Haast pertama kali menangkap ular ketika berusia 7 tahun. Pada tahun 1920, Haast memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan memilih menjadi pawang ular. Ia bergabung dengan komunitas akrobat ular jalanan di Florida.
Pada tahun 1930-an, Haast bekerja Moonshiner Everglades. Pekerjaan itu memberikannya banyak pengalaman dan kesempatan untuk mencari ular di rawa-rawa. Lepas dari pekerjaan tersebut, Haast memilih kembali sekolah dan menjadi mekanik di sebuah maskapai penerbangan Pan American Airways.
Dia terbang ke seluruh dunia, menemukan dan menyelundupkan ular-ular eksotis ke tempat tinggalnya di Florida. Haast memulai karyanya pada tahun 1948, dengan membuka serpentarium Miami. Ia menjadi peternak ular dan sering mengadakan pertunjukkan sebanyak lima kali sehari, termasuk mendemonstrasikan cara mengekstrak racun dari ular berbisa.
Ilustrasi ular kobra. Foto: Shutterstock
Mulai dari ular sanca, iguana, kura-kura seberat 181 kilogram, hingga buaya dipamerkan dalam pertunjukannya. Haast memang telah menunjukkan ketertarikannya pada reptil sejak ia masih kecil. Selain menjadi pemain atraksi jalanan, ia juga dikenal sebagai pemasok racun ular.
ADVERTISEMENT

Digigit ular ratusan kali

Selama hidupnya, Haast telah digigit ular berbisa sebanyak 172 kali. Ketika menjalani bisnisnya di Serpentarium Miami, ia berusaha melampaui sifat reptil yang secara inheren menyeramkan. Haast dikenal sebagai produsen racun mentah terkemuka di negaranya. Racun itu digunakan dalam serum gigitan ular.
Pada 1990-an, Haast berhasil memproduksi 36.000 sampel racun ular ke laboratorium farmasi di negara tersebut setiap tahunnya. Koleksi ularnya mencapai 10.000 ekor, di mana 200 spesies di antaranya merupakan reptil paling beracun, termasuk ular laut, ular pohon Afrika, ular derik, ular kobra, kraits, mamba hijau, ular macan, dan ular berbisa lain di seluruh dunia.
Bill haast. Foto: Facebook/William "Bill" Haast
Haast mengambil ular-ular berbisa itu dengan tangan kosong, membuka rahang mereka dan membiarkan taring ular menembus selaput karet, melepaskan tetesan racun ke dalam botol kaca. Bahaya gigitan ular membuat Haast menciptakan pengobatan bagi dirinya sendiri. Pada 1940-an, ia mulai menyuntikkan racun kobra pada tubuhnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dari hari ke hari, dosis racun yang disuntikkan pada tubuhnya semakin meningkat. Haast berhasil mengembangkan kekebalan tubuh terhadap gigitan ular berbisa dan menganggap gigitan itu sebagai pengobatan.
Kendati begitu, Haast juga pernah beberapa kali digigit ular berbisa hingga kritis. Seperti pada tahun 1954, ketika dirinya dipatok seekor ular krait biru, ular Asia yang masuk dalam jajaran reptil paling berbisa di dunia.
“Saya belum pernah mendengar ada korban gigitan krait yang selamat,” kata Haast kepada Associated Press pada 1996 seperti dikutip Washington Post. “Saya merasa kulit seperti terkelupas dari tubuh saya, seperti setiap saraf di gigi saya terbuka, seperti rambut saya. dicabut dari kepalaku.”
Ular Laut. Foto: Dok. Wikimedia Commons
Hebatnya, Haast dapat pulih dari gigitan mematikan itu. Sedangkan krait mati 10 hari kemudian. Belakangan, darah Haast yang diperkaya antibodi racun memiliki khasiat penyembuhan. Transfusi darahnya mampu membantu menyelamatkan lebih dari 20 nyawa korban gigitan ular di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Pada 1970-an, seorang dokter di Miami bekerja sama dengan Haast untuk mengembangkan obat dari racun ular yang digunakan untuk merawat pasien multiple sclerosis, penyakit parkinson, arthritis dan penyakit lain. Kendati uji coba pertama menunjukkan hasil positif, namun perawatan itu dihentikan dan dilarang oleh Food and Drug Administration.
Haans yakin, rahasia panjang umurnya berasal dari dosis racun yang disuntikkan dan dikontrol dengan baik. Dia pensiun pada umur 92 tahun ketika gigitan ular pit viper Malaysia merenggut jari telunjuk kanannya. Haast meninggal pada 15 Juni 2011 di rumahnya di Punta Gorda, Florida, di usianya yang ke 100 tahun.