Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Kisah Cinta Burung Nigel yang Mati Kesepian
2 Februari 2018 21:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Cinta sejati adalah cinta yang tak terbahasakan. Begitu kira-kira kata filsuf Yunani, Plato, ribuan tahun silam. Namun, tak banyak yang mampu menerapkan petuah cinta sejati ala Plato tersebut. Kita kerap kali justru tergoda untuk mengungkapkan perasaan dan membahasakannya. Cinta sejati pun lenyap dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, apa yang dikatakan Plato itu rupanya benar-benar terjadi di Pulau Mana, Fiji. Cinta sejati itu bukan dialami oleh manusia, melainkan oleh seekor burung ganet. Burung ganet sendiri merupakan burung yang memiliki kemampuan menyelam dan memangsa ikan.
Menurut laman gizmodo , Jumat (2/2), semuanya berawal 20 tahun silam, kala itu para peneliti Selandia Baru menempatkan 80 replika burung ganet palsu di Pulau Mana untuk menarik perhatian burung ganet asli. Sekian lama para peneliti menunggu, akhirnya hanya ada satu burung ganet yang tiba di pulau tersebut pada 2015. Penduduk setempat menamakan burung yang datang itu dengan nama Nigel.
Nigel merupakan burung ganet jantan. Semua replika burung ganet yang ada di pulau tersebut ia kira merupakan burung asli. Nigel pun tak tinggal diam, bertahun-tahun ia memendam rasa cinta kepada salah satu replika burung tersebut. Hingga akhirnya, ia ditemukan tewas tepat di sampingnya.
ADVERTISEMENT
Semasa Nigel hidup, ada banyak kisah yang telah dilaluinya. Nigel memang kesepian, tetapi ia menganggap bahwa cinta dan kekasihnya adalah kenyataan. Ia tak segan membangun sarang di hadapan kekasihnya dari rumput laut dan ranting. Meski kekasihnya itu tak pernah berbicara kepadanya, ia terus mencintainya hingga akhir hayat.
Menurut laporan the guardian, tokoh konservasi Selandia Baru Chris Bell merupakan orang pertama yang menemukan bangkai Nigel minggu lalu.
"Entah dia merasa kesepian atau tidak, yang jelas dia tidak pernah mendapatkan apa-apa lagi, dan itu pasti merupakan pengalaman yang sangat aneh, ketika dia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berpacaran," ungkap Bell.
"Saya rasa kita semua akan berempati untuknya, atas segala situasi tidak berdaya yang dimilikinya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Hal yang lebih tragis lagi, kata dia, baru-baru ini ternyata datang tiga burung ganet lain yang menetap di pulau tersebut. Namun, Nigel rupanya tetap memilih untuk duduk bersama kekasihnya yang merupakan replika tersebut.
Untuk menghormati kematian Nigel, sejumlah orang di pulau tersebut bahkan membuat puisi menyentuh untuknya. Sementara itu, saat ini tubuh Nigel dikirim ke Universitas Massey, Selandia Baru, untuk dilakukan otopsi.
ADVERTISEMENT
Ya, selamat jalan Nigel!