Kisah Ibu Lahirkan Bayi yang Sama Dua Kali, Kok Bisa?

26 Februari 2021 6:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hamil bayi kembar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil bayi kembar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2016, ada seorang ibu di Texas, AS, bernama Margaret Boemer melahirkan anak yang sama sebanyak dua kali. Kisahnya kemudian menjadi viral karena peristiwa macam ini sangat jarang terjadi.
ADVERTISEMENT
Cerita bermula saat Boemer melakukan USG (ultrasonografi) rutin di usia kehamilan ke-16 minggu untuk memastikan keadaan janin di dalam rahimnya baik-baik saja. Namun, dokter justru menemukan kejanggalan yang mengharuskan Boemer diperiksa lebih lanjut.
“Mereka melihat sesuatu dari hasil pemindaian dan dokter masuk serta memberi tahu kami bahwa ada yang tidak beres dengan bayi kami. Dia (bayi) tampaknya menderita teratoma sakrokoksigeal,” kata Margaret di Plano, Texas, dalam sebuah wawancara sebagaimana dikutip CNN.
“Dan itu sangat mengejutkan serta menakutkan karena kami tidak tahu apa arti diagnosis dokter (terhadap bayi).”
Dijelaskan Dr. Darrel Cass, Wakil Direktur Texas Children’s Fetal Center sekaligus profesor pembedahan, pediatrik, kebidanan, dan ginekologi di Baylor College Medicine, teratoma sakrokoksigeal adalah tumor paling umum yang terjadi pada bayi baru lahir.
Tumor yang mengancam nyawa LynLee dapat dilihat di USG ini. Foto: Texas Childrens Hospital
Kendati begitu, tumor ini sangat jarang ditemukan pada bayi dan biasanya lebih sering dialami oleh perempuan ketimbang laki-laki. Tumor dapat terjadi pada satu dari setiap 35.000 kelahiran. Ironisnya, kabar buruk ini menjadi pukulan kedua bagi Margaret, sebab sebelumnya ia telah kehilangan salah satu bayi kembar yang ia kandung pada trimester kedua.
ADVERTISEMENT
“Beberapa dari tumor ini dapat diatasi dengan baik sehingga janin dapat dilahirkan bersamanya (tumor), dan kita dapat mengangkat tumor setelah bayi lahir,” kata Cass. “Tapi beberapa tumor menyebabkan masalah pada janin, terutama pada aliran darah.”
Cass bilang, tumor berusaha tumbuh dengan cara menghisap aliran darah bayi. Di sisi lain, bayi juga berusaha tumbuh sehingga terjadi persaingan antar keduanya. Dalam beberapa kasus, tumor berhasil menang yang mengakibatkan jantung bayi tidak tumbuh dengan sempurna sehingga bayi meninggal.
Dengan adanya tumor besar di tubuh bayi Boemer, ini bisa membahayakan keselamatannya. Untuk itu dokter harus melakukan operasi janin untuk mencegah gagal jantung dengan cara mengangkat tumor di tubuh bayi.
Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. Foto: Shutterstock

Sebuah keajaiban

Kendati tidak mudah, Cass dan rekannya Dr. Oluyinka Olutoye, ahli bedah janin dan anak asal Nigeria, akhirnya melakukan operasi darurat selama lima jam untuk menyelamatkan nyawa si bayi. Boemer dioperasi bedah saat usia kehamilannya menginjak ke 23 minggu 5 hari. Tatkala bayi dikeluarkan dari rahim, ukuran tumor nyaris lebih besar ketimbang janin.
ADVERTISEMENT
“Bagian (operasi mengangkat tumor) pada janin kami lakukan dengan sangat cepat. Ini hanya membutuhkan waktu 20 menit atau lebih. Sebagian besar waktu operasi dihabiskan untuk membuka rahim yang tampak seperti otot besar dilapisi selaput,” kata Cass.
Operasi pengangkatan tumor berjalan mulus. Dokter berhasil mengangkat sebagian besar tumor pada tubuh bayi. Setelah tumor berhasil diangkat, ahli bedah menempelkan kembali bayi ke dalam rahim dan menutup rahim ibunya. “Suatu keajaiban kami bisa membuka rahim dan menutupnya kembali dan semuanya berjalan mulus,” kata Cass.

Dilahirkan untuk kedua kalinya

Boemer harus istirahat selama sisa kehamilannya. Ia membutuhkan waktu beberapa minggu ke depan untuk kembali melahirkan anaknya. Singkat cerita, bayinya yang kini diberi nama Lynlee Hope kembali lahir ke dunia untuk kedua kalinya melalui operasi caesar pada 6 Juni 2016.
ADVERTISEMENT
Hope lahir dengan berat 2,2 kilogram. Staf rumah sakit kemudian membawa Hope yang baru dilahirkan ke unit perawatan intensif neonatal untuk evaluasi. Namun, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dia sehat. Hope kemudian dipindahkan ke ruang perawatan.
Setelah dia lahir, Hope kembali menghadapi cobaan. Dia harus membuang sisa tumor yang mulai tumbuh lagi. “Pada usia delapan hari, dia menjalani lebih banyak operasi dan mereka mampu mengangkat sisa tumor,” kata Boemer.
Kini, Hope bisa lepas dari masa-masa kritis. Dia sehat dan bisa hidup seperti bayi pada umumnya. Boemer juga dapat bernapas lega setelah melewati masa sulit yang mengkhawatirkan. Semoga sehat selalu, ya, Hope!