Kisah Jerapah Putih Terakhir di Dunia, Hidup dengan Alat Pelacak GPS

20 November 2020 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jerapah putih Foto: Ishaqbini-Hirola Community Conservancy via Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Jerapah putih Foto: Ishaqbini-Hirola Community Conservancy via Facebook
ADVERTISEMENT
Spesies jerapah putih terancam punah. Untuk menjaga keberadaannya, jerapah putih terakhir dipasang alat pelacak GPS agar pihak konservasi bisa memastikan keberadaannya masih di sekitar timur laut Kenya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, keberadaan hewan langka ini hanya tinggal satu di dunia ini. Sebelumnya ada dua jerapah putih lain: Satu betina dewasa dan satu ekor anaknya yang berusia tujuh bulan.
Namun keduanya mati dibunuh pemburu liar pada Maret 2020. Bangkainya ditemukan di kawasan konservasi di timur laut Garissa, Kenya, tempat di mana jerapah putih terakhir hidup.
Ishaqbini Hirola Community Conservancy mengatakan, alat pelacak GPS tersebut dipasang di salah satu tanduk jerapah putih pada 8 November 2020 lalu. Lembaga yang mengawasi satwa liar di wilayah tersebut mengungkap, bahwa alat pelacak tersebut akan memberikan informasi terbaru setiap satu jam, terkait keberadaan jerapa putih ini.
"Tempat penggembalaan jerapah mengalamiti hujan lebat baru-baru ini yang menghasilkan limpahan vegetasi yang menjadi pertanda baik bagi masa depan jerapah putih jantan," kata Manajer kelompok konservasi tersebut, Mohammed Ahmednoor, seperti dikutip BBC
ADVERTISEMENT
Jerapah putih pertama kali ditemukan di Kenya pada Maret 2016, sekitar dua bulan setelah ditemukannya penampakan satwa liar yang unik ini di Tanzania. 
Jerapah putih. Foto: Caters News Agency/AFP via Getty Images
Diketahui, jerapah putih terdapat di lebih dari 15 negara di Afrika. Mamalia tertinggi di dunia ini terus menjadi sasasran pemburu untuk diambil kulit, daging, dan bagian badannya. Setidaknya ada sekitar 40 persen populasi jerapah telah menghilang dalam waktu 30 tahun terakhir. 
Berdasarkan data yayasan Africa Wildlife Foundation (AWF), penyebabnya adalah maraknya perburuan dan perdagangan satwa liar yang memberi kontribusi besar terhadap penurunan populasi satwa langka ini. 
Tak hanya jerapah putih, spesies jerapah secara keseluruhan juga telah ditetapkan sebagai spesies rentan dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), dengan populasi yang diperkirakan tersisa 68.293 ekor di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Jerapah putih memilik kondisi kulit yang sangat berbeda dari jerapah pada umumnya yang memiliki corak totol-totol dan didominas warna cokelat. Namun sesuai namanya, jerapah putih memiliki warna tubuh putih dari ujung kepala sampai ujung ekor.
Hal itu terjadi karena hewan langka ini memiliki kondisi genetik yang sangat langka yang disebut leucism, yang membuatnya kehilangan pigmentasi kulit.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.