Kisah Kaum Sodom yang Kotanya Hancur Dihantam Asteroid

30 September 2021 7:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kota Tall el-Hammam di Yordania. Foto: NASA/CC BY-ND
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kota Tall el-Hammam di Yordania. Foto: NASA/CC BY-ND
ADVERTISEMENT
Kaum sodom dikenal sebagai orang-orang yang dulunya menghuni kota Tall el-Hammam di wilayah Yordania, dekat Laut Mati. Baru-baru ini, para peneliti berhasil mengungkap fakta mengejutkan terkait penyebab kehancuran kota Sodom tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang diterbitkan di Nature pada hari Senin (20/9), para peneliti meneliti sisa-sisa Tall el-Hammam untuk mencari tahu apa yang menghancurkan kota kuno sekitar 3.600 tahun yang lalu. Penelitian ini memakan waktu hampir 15 tahun dengan melakukan penggalian yang melelahkan oleh ratusan orang.
Penelitian juga melibatkan lebih dari dua lusin ilmuwan di 10 negara bagian di AS, serta Kanada dan Republik Ceko. Mereka terdiri dari arkeolog, ahli geologi, ahli geokimia, ahli geomorfologi, ahli mineral, ahli paleobotani, ahli sedimentologi, ahli dampak kosmis, dan dokter medis.
Mengutip Science Alert, awalnya para peneliti menduga kehancuran Tall el-Hammam disebabkan oleh kebakaran, peperangan, ledakan gunung berapi, gempa bumi atau petir. Namun, semuanya tidak cocok dengan temuan di lapangan.
ADVERTISEMENT
Investigasi sisa-sisa reruntuhan kota mengungkapkan bukti peristiwa destruktif yang melibatkan suhu tinggi, seperti potongan tembikar dan logam yang meleleh. Bangunan kota yang terbuat dari batu bata lumpur hancur berkeping-keping.
Ilustrasi kota Sodom dan Gomora karya Pieter Schoubroeck. Foto: Kunsthaus Lempertz via Wikimedia Commons
Agar mengetahui apa yang terjadi, peneliti menggunakan Online Impact Calculator untuk membuat model skenario yang sesuai dengan bukti di lapangan. Sistem tersebut memungkinkan peneliti untuk memperkirakan banyak detail dari peristiwa dampak kosmis dan ledakan nuklir.
Hasil penelitian yang muncul cukup mengejutkan. Kota Tall el-Hammam dinyatakan hancur oleh ledakan asteroid kecil.
Asteroid itu awalnya melaju ke arah kota dengan kecepatan sekitar 61.000 kph. Asteroid lalu meledak di atmosfer menghasilkan bongkahan batu-batu kecil di atmosfer sekitar 4 kilometer di atas tanah. Ledakan itu sekitar 1.000 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima.
ADVERTISEMENT
Penduduk kota Tall el-Hammam diyakini langsung terkejut. Suhu udara dengan cepat naik di atas 2.000 derajat Celcius. Pakaian dan kayu segera terbakar. Pedang, tombak, batu bata, dan tembikar mulai meleleh. Hampir seketika, seluruh kota terbakar.
Beberapa detik kemudian, kumpulan batu asteroid kecil menghantam kota. Bergerak dengan kecepatan sekitar 1.200 kph, itu lebih kuat daripada tornado yang pernah tercatat. Angin kencang mematikan meluluhlantakkan kota dan menghancurkan setiap bangunan.
Dari hasil penelitian ini, ada kemungkinan bahwa deskripsi tentang kehancuran kota Tall el-Hammam diyakini diceritakan oleh saksi mata dari generasi ke generasi hingga tercatat sebagai kisah kota Sodom.
Lukisan kota Sodom dan Gomora di Museum Hessisches Landesmuseum Darmstadt, Jerman. Foto: Daderot via Wikimedia Commons

Kehancuran Kaum Sodom dalam kitab suci

Dalam perspektif Islam dan Kristen, kota ini diyakini hancur disebabkan oleh batu api yang jatuh dari langit. Dalam Al-Quran Surat Al-Araf (7) ayat 80 dan Surat Al-Ankabut (29) ayat 28, dikisahkan bahwa penghuni Kota Sodom merupakan kaum pertama di dunia yang melakukan perbuatan menyukai sesama jenis.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi soal kehancuran Tall el-Hammam, diyakini merupakan penghancuran kota tertua kedua dari pemukiman manusia oleh peristiwa dampak kosmis, setelah desa Abu Hureyra di Suriah sekitar 12.800 tahun yang lalu.
Hal yang menakutkan adalah peneliti meyakini hampir pasti ini bukan kali terakhir kota di dunia mengalami nasib yang hancur akibat asteroid. Kekhawatiran ini diperkuat dengan data pada September 2021, ada lebih dari 26.000 asteroid dekat Bumi yang diketahui dan seratus komet dekat Bumi periode pendek.
Tidak ada yang bisa memastikan dari ribuan asteroid itu beberapa diantaranya akan menuju ke Bumi dan bisa saja tergolong berbahaya.