Kisah Ledakan Meteor di Rusia yang Lukai 1.200 Orang dan Rusak Bangunan

14 Mei 2020 9:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Meteor. Foto: pixabay/AlexAntropov86
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Meteor. Foto: pixabay/AlexAntropov86
ADVERTISEMENT
7 tahun lalu, sebuah asteroid Apollo berukuran 20 meter memasuki atmosfer Bumi. Batu raksasa itu kemudian berubah menjadi bola api dan melesat dengan kecepatan 22 kilometer per detik. Titik koordinatnya berada di atas langit kota Chelyabinsk, Rusia.
ADVERTISEMENT
Cuplikan peristiwa di atas bukanlah cerita fiksi atau adegan menegangkan dalam film kiamat. Melainkan peristiwa nyata yang pernah terjadi di Rusia.
Dilaporkan oleh The Guardian, pada 15 Februari 2013, sekitar pukul 09.20 waktu setempat, langit Rusia tiba-tiba berubah menjadi terang benderang. Sebuah benda langit melesat dari udara menuju daratan dengan kecepatan 22 kilometer per detik.
Sinarnya disebut-sebut 30 kali lebih terang dari matahari. Detik-detik jatuhnya meteor terekam kamera CCTV yang terpasang di rumah-rumah warga. Beberapa orang juga sempat merekam kejadian itu menggunakan kamera ponselnya.
Meteor Chelyabinsk meledak di langit Rusia pada 15 Februari 2013. Pernah menjadi bagian batu yang sama dengan sebuah asteroid berjenis Apollo. Foto: Wikimedia Commons
Meteor raksasa mulai memporak-porandakan bangunan saat berada di ketinggian 45 kilometer di atas tanah kota Chelyabinsk, Rusia. Meteor itu lalu meledak di atas langit dengan kekuatan 500 kiloton TNT. Ledakannya menimbulkan gelombang kejut yang cukup untuk menjatuhkan orang-orang yang ada di bawahnya.
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan bangunan dan rumah warga yang juga mengalami kerusakan. Tercatat setidaknya 3.600 jendela apartemen hancur, dan beberapa pabrik roboh. Patung Pushkin yang terdapat di sebuah perpustakaan di kota Yemanzhelinsk juga hancur tertimpa reruntuhan bangunan. Padahal, kota Yemanzhelinsk berjarak 48 kilometer dari titik ledakan meteor.
Akibatnya, 1.200 orang harus dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka karena tertimpa reruntuhan dan serpihan kaca yang pecah. Ada juga yang mengalami luka bakar karena terkena radiasi panas yang dikeluarkan meteor.
Seorang warga di Korkino bahkan harus kehilangan kulit wajahnya karena terbakar radiasi. Beberapa serpihan dari meteor dengan berat enam ton dilaporkan berhasil mencapai tanah. Serpihan tersebut hanya mewakili 0,05 persen dari batuan asli. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai ledakan meteor Chelyabinsk.
Meteor jatuh di Chelyabinsk Foto: wikipedia.org
Ledakan meteor Chelyabinsk menjadi kedua terbesar yang pernah terjadi di era modern. Adapun yang pertama adalah ledakan meteor di Tunguska, Rusia, yang pernah terjadi pada tahun 1908.
ADVERTISEMENT
Sserpihan terbesar dari meteor Chelyabinsk kemudian ditemukan pada Oktober 2013. Bobotnya mencapai 650 kilogram dan hantamannya menyebabkan lubang sebesar 7 meter di Danau Chebarkul.
Beberapa pekan setelah peristiwa ledakan meteor Chelyabinsk terjadi, tim peneliti yang dipimpin oleh Olga Popova, seorang ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengunjungi kota Chelyabinsk dan 50 desa terdekat untuk memetakan tingkat kehancuran akibat ledakan. Hasilnya, gelombang kejut meteor meninggalkan jejak kerusakan mencapai 55 kilometer di kedua sisi lintasan batu.
"Tujuan kami adalah untuk memahami semua keadaan yang mengakibatkan gelombang kejut yang merusak dan menyebabkan lebih dari 1.200 orang dilarikan ke rumah sakit di daerah Chelyabinsk hari itu," ujar Peter Jenniskens, dari Pusat Penelitian Ames NASA di California, AS.
ADVERTISEMENT
Qing-Zhu Yin, seorang penulis penelitian dari University of California, mengatakan bahwa ledakan dan gelombang kejut dari meteor merupakan panggilan bangun tidur yang sangat mengejutkan. “Jika umat manusia tidak ingin berakhir seperti dinosaurus, kita perlu mempelajari peristiwa ini secara rinci,” ujarnya.
Rincian lebih lanjut dari ledakan meteor Chelyabinsk muncul dalam dua laporan di jurnal Nature. Pertama, laporan dari Jiri Borovicka, peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Republik Ceko yang mengatakan bahwa meteor tersebut tampaknya berasal dari asteroid 86039 yang termasuk dalam jenis Asteroid Apollo. Asteroid ini diketahui mengorbit dekat dengan Bumi.
Studia kedua adalah studi yang dipimpin oleh Peter Brown dari University of Western Ontario, yang mengatakan bahwa energi ledakan yang dikeluarkan oleh meteor Chelyabinsk diperkirakan mencapai 400 hingga 600 kiloton TNT. Studi itu juga menyebut, batu ruang angkasa dengan ukuran puluhan meter dan berpotensi menjadi ancaman, mungkin sepuluh kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.