Kisah Li Ching-Yuen, Pria Tertua di Dunia yang Hidup hingga 256 Tahun

21 Oktober 2020 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Li Ching-Yuen Foto: wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Li Ching-Yuen Foto: wikipedia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia senantiasa mendambakan keabadian. Sudah banyak mitos, cerita, dan legenda yang menjabarkan bagaimana manusia melakukan segala hal untuk mencapai keabadian itu, atau sekadar memiliki umur lebih panjang dari orang pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Sejarawan Yunani kuno Herodotus, misalnya, menulis kisah air mancur ajaib di Ethiopia yang konon bisa membuat manusia awet muda saat mandi di air tersebut. Dalam kitab perjanjian lama tentang patriark alkitabiah Metusalah (kakek Nuh) disebutkan bahwa ia meninggal di usia yang terbilang tidak biasa, 720 hingga 969 tahun.
Umur panjang juga didokumentasikan dalam sejarah Jepang Kojiko, di mana para kaisar di sana mampu menjalankan pemerintah selama lebih dari satu abad. Di zaman modern, kisah umur panjang datang dari provinsi Sichuan, China. Dia adalah Li Ching-Yuen yang disebut-sebut sebagai manusia tertua di dunia di zaman modern.
Yuen adalah seorang ahli bela diri dan dukun yang lahir pada tahun 1677 atau 1736-- tanggal lahir sebenarnya tidak pernah diketahui. Dia hidup selama 190 hingga 256 tahun dan meninggal pada 1933. Hal itu diungkap oleh Wu Chung-Chieh, seorang profesor di Chengdu University.
ADVERTISEMENT
Umur yang begitu panjang membuat beberapa orang meragukan kebenarannya. Tapi faktanya, Wu Chung-Chieh menemukan serangkaian bukti berupa catatan pemerintah Kekaisaran China yang mendukung keberadaan Li Ching-Yuen dari tahun 1827 dan 1877.
Provinsi Sichuan, China, yang jadi wilayah tempat tinggal Li Ching-Yuen. Foto: wikimedia.commons
Salah satu catatan yang ditemukan adalah ucapan ulang tahun seseorang kepada Li yang kala itu berusia 150 tahun. Ucapan ulang tahun kembali dibuat saat ia menginjak usia 200 tahun. Penemuan ini kemudian diterbitkan dalam sebuah artikel The New York Times tahun 1928.
Wartawan The New York Times bahkan mencoba menyelidiki kebenaran itu dengan mendatangi kampung halaman Li. Saat tiba di sana, dia menemukan banyak pria tua yang tinggal di sana dan mengatakan bahwa Li sudah dewasa saat kakek mereka masih anak-anak. Dari situ ia yakin, Li tampaknya telah menjadi manusia tertua di dunia.
ADVERTISEMENT

Kisah Li Ching-Yuen

Li menjalani profesinya sebagai dukun di usia 10 tahun, ia mengumpulkan tumbuhan seperti lingzhi, goji berry, ginseng liar, he shou wu, dan gotu kola, yang didapat dari pegunungan China. Ia juga kerap melakukan perjalanan ke Kansu, Sansi, Tibet, Annam Siam, dan Manchuria untuk mengumpulkan tumbuhan dan membuat ramuan dari berbagai tumbuhan.
Pengetahuannya yang luas tentang tumbuhan membuat Li menemukan berbagai khasiat obat yang dapat meningkatkan umur panjang seseorang. Selain membuat jamu-jamuan, dia juga diketahui punya diet unik dengan mengonsumsi jenis jamu dan anggur beras. Li juga memetik jamur liar dengan kandungan tertentu seperti red reish yang diyakini dapat membantu meningkatkan energi dan seksualitas.
Seiring dengan dietnya yang menyehatkan, Li juga sangat percaya pada olahraga dan kebugaran. Menurut salah satu murid Li, ia pernah bertemu dengan pria berusia 500 tahun yang mengajari Li latihan Qigong dan pernapasan. Kedua latihan itu bisa membantu memperpanjang umur hingga mencapai rekor tertinggi. Diet herbal dibarengi dengan latihan Qigong diyakini menjadi kunci rahasia umur panjangnya.
Li Ching-Yuen yang hidup selama 256 tahun. Foto: wikipedia
Pada usia 71 tahun, tepatnya pada 1749, Li bergabung dengan tentara China menjadi seorang instruktur seni bela diri. Di usia yang terbilang tua bagi manusia biasa, Li mampu mengerjakan pekerjaan yang sangat melelahkan. Namun, alih-alih kelelahan, kesehatan Li justru semakin luar biasa.
ADVERTISEMENT
Setelah menjalankan tugas di militer, dia pensiun dan kembali bekerja mengumpulkan berbagai jenis tanaman. Li mulai menjual tanaman dan jamu buatannya kepada orang lain. Ia sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat di sana. Li dikabarkan menikah 23 kali, dan menjadi ayah bagi 200 anak. Saat meninggal pada 1933, ia meninggalkan istri ke-23 yang saat itu berusia 60 tahun.
Pada 1877, ketika pemerintah Kekaisaran China memberi ucapan ulang tahun yang ke 200, Li dipanggil seorang jenderal militer bernama Wu Pei-fu ke rumahnya untuk menanyakan rahasia umur panjang. Li hanya berkata:
“Jagalah hati dengan tenang, duduklah seperti kura-kura, berjalan dengan lincah seperti merpati, dan tidur seperti anjing,” katanya.