Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kisah Peradaban Scythian, si Pembuat Sarung Panah dari Kulit Manusia
2 Januari 2024 15:29 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Alkisah, 2.400 tahun yang lalu, hidup sebuah peradaban manusia bernama Scythian di beberapa wilayah Eropa Timur dan salah satunya ialah Ukraina. Mereka ahli dalam menunggang kuda dan menyulap kulit jadi barang yang bernilai bagus.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, kulit yang mereka gunakan, bukan hanya berasal dari domba, kambing, sapi dan kuda. Ya, mereka juga mengolah kulit manusia jadi kerajinan.
Temuan ini ditulis dalam jurnal di PLOS One. Peneliti menemukan beberapa jenis kulit dari 14 situs berbeda di Ukraina. Mereka menggunakan teknik analisis paleoproteomik untuk mendeteksi jenis kulit apa yang mereka temukan.
Kedengarannya ekstrem, dan benar saja. Para peneliti kaget saat menemukan kulit manusia di antara temuan yang mereka angkat ke permukaan.
Sisa-sisa peradaban skit atau scythian banyak ditemukan di wilayah Eropa Timur. Pemakaman kunonya juga tersebar di wilayah ini dan salah satunya ada di Ukraina.
Bangsa skit dikenal sebagai penunggang kuda yang andal. Dulu, bangsa skit juga melahirkan teknologi, membawa barang dan ide dan menyebar ke penjuru dunia. Mereka adalah kelompok pengembara yang secara genetik beragam di padang rumput Eurasia.
ADVERTISEMENT
Sejarawan populer Herodotus menggambarkan mereka sebagai peradaban yang mampu menembak dari atas kuda. Senjata pilihan mereka saat bertelanjang kaki adalah kapak perang, dilansir Gizmodo.
Mereka dikenal amat memuja kuda mereka. Seperti yang dicatat oleh para peneliti, Herodotus merinci cerita tentang orang Skit yang meminum darah orang yang kalah, menggunakan kepala yang terpenggal sebagai alat tawar-menawar untuk mendapatkan barang rampasan, dan menjahit kulit kepala untuk membuat pakaian.
Herodotus menyebut bahwa banyak juga dari mereka yang mencabut kulit, kuku dll, dari tangan kanan musuhnya yang sudah mati, dan membuat penutup untuk tempat anak panahnya.
Pemeriksaan yang cermat terhadap kulit manusia membuat tim menyimpulkan bahwa potongan kulit tersebut dibuat di bagian atas tempat anak panah mereka.
ADVERTISEMENT
Namun tak semua sarung panah terbuat 100 persen dari kulit manusia. Orang-orang skit mengkombinasikannya dengan kulit binatang.
“Setiap pemanah membuat tempat anak panahnya sendiri menggunakan bahan-bahan yang tersedia saat ini,” tulis tim peneliti.
Penelitian baru terus membentuk kembali citra modern orang skit. Mereka lebih dari sekadar prajurit nomaden yang menakutkan.
Sekalipun hanya sedikit dari prajurit kuno ini yang menggunakan kulit manusia untuk tempat anak panah mereka, karya tersebut tetap memperkuat salah satu klaim Herodotus tentang bangsa Skit.