Kisah Pria Ditemukan Hidup setelah Tenggelam di Dasar Laut Selama 3 Hari

17 Januari 2023 14:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal tenggelam. Foto: Kostas Katsioulis/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal tenggelam. Foto: Kostas Katsioulis/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
10 tahun lalu tepatnya pada 23 Mei 2013, seorang pria bernama Harrison Okene terjebak di dasar laut selama tiga hari setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam. Ajaibnya, dia berhasil diselamatkan di detik-detik terakhir sebelum meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Okene adalah seorang juru masak di kapal tunda bernama Jascon-4. Cerita bermula tatkala kapal kecil yang ditumpanginya terbalik karena dihantam gelombang besar saat melakukan perjalanan menuju kapal tanker minyak terdekat, sekitar 30 km di lepas pantai barat Nigeria.
“Sebelum kami tahu kami tenggelam, kami telah berlayar selama bertahun-tahun, kami mengenal laut, kami tidak pernah memiliki masalah sebelumnya,” ujar Okene kepada Nine News Australia.
Ketika perahu terombang-ambing, Okene bergegas untuk keluar dari kapal, tapi banyak pintu yang terkunci. Dia terjebak di dalam toilet kabin petugas saat air mengalir ke dalam kapal. Okene tak bisa melarikan diri, sementara kapal mulai tenggelam ke dasar laut.
Beruntung saat itu dia menemukan kantong udara yang terpasang utuh di toilet. Meski kapal terus tenggelam, Okene masih bisa bernapas. Dia terjebak di sebuah ruangan sempit dalam keadaan gelap gulita dengan suhu sangat dingin di kedalaman 30 meter di bawah permukaan air.
ADVERTISEMENT
Ironisnya, dalam suhu dingin itu Okene hanya memakai celana pendek, ditambah udara semakin menipis dan tidak ada makanan atau air yang bisa diminum. Dia berada dalam bahaya besar keracunan karbon dioksida serta menghadapi kehausan, kelaparan, dan hipotermia.
Okene terus mencari jalan keluar dari labirin bawah air, menyelam berharap menemukan pintu keluar dan kembali ke kantong udara menggunakan tali saat kehabisan napas. Namun berkali-kali dia mencoba, berkali-kali pula dia gagal. Okene pasrah dan hanya bisa berdoa, berharap bantuan akan tiba meski itu mustahil baginya.
ADVERTISEMENT

Keajaiban tiba

Setelah 60 jam terjebak di dasar laut, dia mendengar ketukan di sisi perahu dan melihat seberkas cahaya di kegelapan. Sebuah tim penyelam turun ke bangkai kapal untuk menemukan mayat di dalamnya. Okene lantas mengulurkan tangannya, dengan pelan menepuk lengan salah satu penyelam bernama Nico van Heerden. Okene sebisa mungkin berusaha untuk tidak membuat Herrden kaget.
“Dia bukan orang pertama yang kami temui. Sebelumnya kami menemukan mayat tiga rekannya yang tewas dalam insiden itu. Sangat tragis.”
Saat ditemukan, Okene mengakut hanya bisa menangis. Tidak bisa berkata apa-apa. Dia bahkan tidak percaya sebuah keajaiban datang kepadanya. Sementara menurut Eric Hexdall, seorang perawat dan direktur klinis kedokteran selam di Duke Center for Hyperbaric Medicine and Environmental Physiologu, pada saat ditemukan Okene ada dalam kondisi hidup dan mati. Beberapa jam saja telat, dia dipastikan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kepada National Geographic, Hexdall mengatakan bahwa di ruangan sempit sekitar 13,5 meter kubik, dibutuhkan sekitar 56 jam agar racun karbon dioksida menyebar ke seluruh area. Okene telah berada di sana selama 60 jam. Jika dia tinggal lebih lama atau sekitar 79 jam, Okene dipastikan bisa tak sadarkan diri akibat racun karbon dioksida.
“Berlawanan dengan kepercayaan banyak orang, ketika orang terjebak di ruang tertutup, bukan kehabisan oksigen yang akan membunuhmu, tetapi napas kamu sendiri yang akan menyebabkan penumpukan CO2,” ujar Alex Gibbs, teknisi pendukung yang bertugas di permukaan.
Sepuluh mayat ditemukan dari kapal selama penyelaman, dan satu orang dinyatakan hilang. Okene adalah satu-satunya yang selamat. Karena terjebak di kedalaman air yang sangat lama, Okene berisiko terkena penyakit dekompresi terutama jika kembali ke permukaan terlalu cepat akibat peningkatan kadar nitrogen dalam darah.
ADVERTISEMENT
Ini adalah kondisi yang sering dialami oleh para penyelam yang disebabkan oleh nitrogen yang larut dalam darah dan jaringan tubuh. Ini dapat menyebabkan nyeri otot dan persendian, pusing, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, ada penanganan khusus agar Okene tidak terkena dekompresi. Saat dibawa ke permukaan dia ditempatkan di ruangan khusus supaya tubuhnya kembali netral. Setelah berhasil pulih, Okene tidak trauma, dia bahkan telah menjadi seorang penyelam profesional.
***
Saksikan konten game changer kumparan mulai 18 Januari - 22 Maret 2023 di berbagai platform kumparan