Kisah Pria Meninggal Dunia karena Gigi Bolong Gak Diobati - Sehatnesia

11 September 2023 15:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coklat tak bikin gigi berlubang. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Coklat tak bikin gigi berlubang. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Temen gue meninggal gara-gara gigi bolong dibiarin, kok bisa?”
Itu kata pertama yang diungkap Trinity di akun Instagram miliknya @trinitytraveler ketika menceritakan teman prianya yang meninggal dunia gara-gara sakit gigi tidak diobati.
ADVERTISEMENT
Trinity yang merupakan seorang penulis sekaligus traveler berkisah soal gigi temannya yang sakit bisa menjadi malapetaka hingga berujung pada kematian.
“Nih, ceritanya true story bahwa gue sedih banget, sih. Ini teman baik gue dan dia seorang cowok, YouTuber terkenal,” kata penulis buku 'The Naked Traveler'.
Awalnya teman Trinity punya gigi berlubang di geraham bawah. Bolong di giginya dibiarkan dan tak pernah diobati. Suatu hari, gigi bolong itu mulai menimbulkan sakit. Namun, si pria tak pernah pergi ke dokter karena takut.
Alih-alih diobati, pria itu lebih memilih minum obat painkiller atau pereda nyeri untuk meredam rasa sakitnya. Ini dilakukannya terus menerus sampai pada suatu hari pipinya membengkak.
Pembengkakan terus menyebar ke leher. Pria itu tetap tak menaruh curiga bahwa bengkak di pipi dan lehernya disebabkan oleh gigi berlubang yang berakibat fatal.
ADVERTISEMENT
“Lama-lama bengkak dari pipi pindah ke leher jadi kayak gondongan. Jadi dia pikir, ‘ah ini gondongan kali ya’. Terus dia ke dokter, dokternya ngasih obat gondongan, dong. Tentu enggak sembuh-sembuh. Jadi sudah seminggu enggak sembuh-sembuh,” papar Trinity.
Bengkak tak kunjung sembuh, nanah mulai keluar. Karena tak kuat menahan sakit, pria itu akhirnya menyerah dan pergi ke UGD untuk memeriksakan kondisinya.
Dia sempat mengisi data BPJS miliknya dan administrasi sebelum mendapatkan perawatan. Namun, di sinilah malapetaka itu dimulai. Dia tiba-tiba ambruk dan langsung dilarikan ke ICU.
Pasien dirawat di ICU dan hasil pemeriksaan dokter menyebutkan dia mengalami kondisi medis yang disebut Descending Necrotizing Mediastinitis (DNM). DNM adalah komplikasi infeksi parah berbahaya yang terjadi di daerah orofaringeal (oral dan faringeal) hingga ke mediastinum (rongga di antara paru-paru dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar) melalui fasia serviks superfisial (tenggorokan).
ADVERTISEMENT
Sederhananya, DNM ini merupakan infeksi parah yang berasal dari gigi atau daerah sekitarnya seperti peritonsilar hingga menyebabkan terkumpulnya nanah dan merambat ke leher sampai rongga dada.
Infeksi yang dialami temannya, kata Trinity, menyebar dan menggerogoti daging hingga bagian dadanya. Ini membuat dokter harus mengangkat bagian-bagian daging yang membusuk.
“Apa yang dilakukan oleh dokter adalah, dagingnya itu kan jadi busuk karena bakteri, jadi harus diambil, sampai sini-nya (menunjukkan bagian dada atas) tuh kopong bolong gitu. Bisa kelihatan dalamnya,” ujar Trinity.
Berhari-hari tak sadarkan diri, tekanan darahnya turun sampai 58 per 20. Pada hari ke-28 dirawat di ICU, si pria dinyatakan meninggal dunia.

Bahaya DNM

Anggota Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), Paulus Januar, mengatakan DNM bisa menjadi salah satu faktor pemicu kematian pada kasus gigi berlubang. Gejala DNM ditandai dengan permasalah penyakit gigi dan mulut, lalu muncul demam, pembengkakan, kesulitan bernapas, hingga nyeri yang hebat di daerah dada.
ADVERTISEMENT
"DNM sumbernya dapat berasal dari tenggorokan atau dapat pula berasal dari rongga mulut dan jaringan di sekitar tenggorokan," kata Paulus, seperti dikutip Antara.
Ilustrasi sakit gigi. Foto: Thinkstock
Ada tiga penyebab utama DNM: Infeksi odontogenik, infeksi jaringan lunak faring, sinusitis, dan trauma serviks.
Di kasus Trinity, DNM pada teman prianya disebabkan oleh infeksi odontogenik, yakni infeksi yang terjadi pada rongga mulut yang disebabkan oleh gigi berlubang dan penyakit periodontal di mana penyakit dapat meluas ke jaringan sekitar hingga daerah wajah, rahang dan leher.
dr. Dhama Shinta Susanti, dokter spesialis bedah thorak dan kardiovaskuler di RS St. Carolus, menjelaskan pada umumnya peradangan di daerah gigi dapat sembuh dengan sendirinya, jika kebersihan rongga mulut dapat dijaga dengan baik. Namun, saat terjadi infeksi berat, hal ini bisa menyebabkan terkumpulnya nanah, merambat hingga leher dan rongga dada.
ADVERTISEMENT
"Infeksi jaringan lunak pada DNM terutama disebabkan oleh strain (bakteri) Streptococcus kelompok β-hemolitik," jelas Dhama, seperti dikutip situs resmi RS St. Carolus.
"Strain ini menghasilkan trypsin-like protease yang dapat mengganggu respons imun di lokasi infeksi. Sebagian besar kasus sering disertai gabungan antara bakteri aerob dan anaerob."

Kasus Pasien DNM Selamat

Sejumlah literatur menyebutkan tingkat kematian akibat DNM adalah 25 hingga 40 persen. Namun, keterlambatan diagnosis dan penundaan perawatan membuat tingkat kematiannya semakin tinggi hingga mengancam jiwa.
Ilustrasi pelayanan rumah sakit. Foto: Thaiview/Shutterstock
Oleh sebab itu, penting bagi pasien untuk segera ke dokter jika mengalami gejala terkait DNM. Sebab, peluang untuk pulih tetap ada, seperti yang dialami oleh seorang pria di Jepang berusia 26 tahun yang studi kasusnya tercatat di jurnal NCBI.
ADVERTISEMENT
Pria yang identitasnya dirahasiakan itu dilaporkan mengalami nyeri di area mandibula (tulang rahang bawah) kanan bawah, yang kemudian rasa sakitnya menjalar dari leher ke dada. Dia juga mengalami demam tinggi.
Berdasarkan pemeriksaan CT scan dan diagnosis radiologi, dokter mengonfirmasi pasien mengalami DNM yang disebabkan oleh infeksi odontogenik. Perawatan intensif dilakukan hingga kondisi pasien membaik dan keluar dari rumah sakit pada hari ke-63.
Studi kasus DNM lain juga dilaporkan di NCBI, kali ini dialami oleh seorang wanita berusia 22 tahun. Dia menderita faringitis parah dengan komplikasi infeksi leher turun ke mediastinum (dada) sehingga menyebabkan DNM.
Perempuan tersebut mengalami serangkaian gejala mulai dari demam, sesak napas, hipotensi, dan detak jantung cepat. Hasil CT scan menunjukkan adanya peradangan dan cairan nanah di daerah tenggorokan hingga dada.
ADVERTISEMENT
Beruntung, si wanita berhasil bertahan setelah dilakukan perawatan intensif yang tepat selama berminggu-minggu, termasuk operasi bedah dan pemberian antibiotik. Dokter menyebut kasus DNM pemindaian CT Scan secara berulang menggunakan tomografi komputer sangat penting untuk mendeteksi dan memantau infeksi yang terjadi.
Ilustrasi sakit faringitis. Foto: Shutter Stock
DNM sendiri memiliki tingkat kematian tinggi jika tidak segera diobati. Kurangnya pemahaman dan abai terhadap gejala sering kali menyebabkan DNM terlambat didiagnosis. Pada gilirannya, ini bisa menyebabkan komplikasi serius termasuk syok septik, empiema bilateral, perikarditis purulen, cedera ginjal hingga kematian.
Beberapa faktor lain yang berisiko meningkatkan DNM, termasuk diabetes mellitus, konsumsi alkohol, neoplasma, radionekrosis, usia tua, kebersihan mulut buruk, dan malnutrisi.
Jadi, sesuai ucapan Trinity, jangan pernah takut untuk pergi ke dokter gigi saat ada masalah dengan gigimu. Karena kesehatan itu lebih penting dari rasa takutmu.
ADVERTISEMENT
“Gue mau cerita ini bukan gimana-gimana ya, tapi ini pelajaran buat kita semua. Bahwa kita jangan pernah menyepelekan sakit gigi. Jadi kalau ada yang bolong-bolong segeralah ke dokter, dibenerin, kan kita enggak tau, bisa kena saraf atau ada bakteri, atau bisa sampai DNM kayak gitu, sampai aduh sudah deh pokoknya ngeri banget,” katanya.