Kisah Tragis Putri Bangsawan Prancis: Dikurung 25 Tahun, Kurus Penuh Kotoran

19 September 2020 18:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ruangan gelap. Foto: needpix
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ruangan gelap. Foto: needpix
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Andai Mademoiselle Blanche Monnier tidak salah memilih calon pasangan, mungkin kisah hidupnya tidak akan dicatat oleh sejarah. Hidup malangnya berawal saat Blanche memilih seorang pria yang tidak disukai sang ibu, Monnier.
ADVERTISEMENT
Nyonya Monnier memang tak pernah merestui cinta Blanche kepada sang pria. Begitupun Blanche yang tak gentar untuk tetap bertahan dengan pilihannya, hingga rela mendekam di sebuah ruangan kecil selama kurang lebih 25 tahun.
Blanche dilahirkan dari keluarga berada dan sangat terhormat di Prancis. Ia tumbuh menjadi wanita cantik yang dikagumi orang-orang di wilayahnya. Pada 1876, ketika dia berusia 25 tahun, Blanche muda jatuh cinta kepada seorang pengacara yang lebih tua. Pria itu tinggal tak jauh dari rumah Blanche.
Namun, sang ibu tak menyukai dengan apa yang dipilih Blanche sehingga ia menentang keinginan itu. Monnier beralasan, Blanche tak mungkin menikahi pengacara yang tak punya duit. Berbagai cara akhirnya dilakukan untuk memisahkan Blanche dengan si pengacara, termasuk melarangnya bertemu. Namun semua usaha itu sia-sia.
Ilustrasi rumah hantu. Foto: Shutter Stock
Bak mati ditelan Bumi, Blanche tiba-tiba menghilang. Tak ada seorang pun yang mengetahui keberadaannya. Singkat cerita, kehidupan di keluarganya kembali normal seolah tidak terjadi apa-apa. Blanche dilupakan oleh semua orang.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun kemudian, pengacara yang dicintai Blanche meninggal dunia. Sementara nasib Blanche tetap menjadi misteri. Hingga suatu hari, di tahun 1901, Jaksa Agung Prancis menerima catatan yang dikirim orang tak dikenal. Catatan anonim itu mengatakan:
Klaim seperti itu jelas mengejutkan pihak kepolisian. Bagaimana tidak, catatan anonim telah menguak cerita mengerikan dan sulit percaya semua orang, di mana Nyonya Monnier yang terhormat mampu melakukan hal keji seperti itu. Terlebih, Monnier sudah dianugerahi penghargaan atas kontribusinya yang murah hati kepada kota oleh Committee of Good Works.
ADVERTISEMENT
Petugas langsung mendatangi rumah Monnier untuk memeriksanya. Meski sempat ditolak, mereka tetap merangsek masuk dan melakukan penggeledahan setiap ruangan di sana.
Di lantai dua salah satu sudut rumah Monnier petugas menemukan sebuah ruangan kecil, gelap, dan berbau busuk. Saat mereka membongkar jendela ruangan, tampak seonggok tulang hidup tengah terbaring lemah di tempat tidur yang dipenuhi dengan kotorannya sendiri.
Mademoiselle Blanche Monnier saat ditemukan dengan tubuh kurus setelah dikurung 25 tahun. Foto: Wikipedia Commons
Wanita malang itu tampak kurus dengan rambut panjang terurai dan setengah telanjang. Ruangannya dipenuhi kotoran yang sudah berkerak, serangga yang berlarian di sekitar tempat tidur, bercampur dengan potongan daging, sayuran, ikan, dan roti busuk.
Ya, dia adalah Blanche yang telah berusia 50 tahun dengan berat hanya 23 kilogram. Selama 25 tahun ia dikurung oleh Ibunya. Selama itu pula Blanche tidak pernah melihat matahari dan putus dari kontak sosial.
ADVERTISEMENT
Perempuan itu tampak seperti hewan yang ketakutan ketika petugas membawanya keluar. Saat itu juga Nyonya Monnier diringkus dan dijebloskan ke penjara. Ia mengakui semua perbuatan tidak manusiawi terhadap putrinya. 15 hari setelah dijebloskan ke penjara, Monnier dilaporkan meninggal dunia.
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di The New York Times pada 9 Juni 1901, selama hidup di ruangan sunyi dan gelap, Blanche diberi makan dari sisa-sisa makanan ibunya.
“Selama waktu itu Blanche dikurung di kamar sunyi, diberi makan dari sisa-sisa meja makanan ibunya. Teman satu-satunya hanyalah tikus yang berkumpul untuk memungut sisa makanan yang dilempar ke lantai. Tidak ada secercah cahaya yang menembus ruangan bahwa tanah itu, dan apa yang dideritanya hanya bisa dibayangkan.”
ADVERTISEMENT