news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Tukang Kayu Bangun Replika Bahtera Nabi Nuh Selama 7 Tahun

7 Januari 2021 7:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Replika Bahtera Nuh yang dibangun Johan Huibers.  Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Replika Bahtera Nuh yang dibangun Johan Huibers. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Bisakah cerita dalam Alkitab menjadi inspirasi dalam melakukan tindakan ekstrem? Ya, mungkin saja bisa. Seperti pria ini yang membangun replika bahtera kapal Nabi Nuh yang dipakai untuk menyelamatkan umat manusia dari air bah dahsyat.
ADVERTISEMENT
Dilakukan pengusaha kayu kaya raya asal Belanda bernama Johan Huibers. Dia membuat bahtera Nuh dengan spesifikasi persis seperti dalam Alkitab. Idenya muncul setelah Huibers mengalami mimpi buruk tentang banjir besar yang melanda Belanda.
“Ketika saya berusia 24 tahun saya menjadi orang beriman dan ketika saya bermimpi tentang banjir, keesokan harinya saya berkata kepada diri saya sendiri, ‘Apa yang dapat saya lakukan? Saya harus membangun bahtera untuk berbicara tentang Tuhan’,” ujar Huibers sebagaimana dikutip Euronews.
Dari mimpi itu ia berpikir mungkin saja banjir baru akan melanda negaranya. Huibers lantas memutuskan untuk membangun bahtera Nuh. Tujuan awalnya untuk menginspirasi anak-anak dengan kisah Alkitab tentang perjuangan Nuh dan pengikutnya dalam upaya menyelamatkan diri dari bencana banjir dahsyat.
ADVERTISEMENT
Kapal pertama lantas ia bangun pada tahun 2004 silam dengan ukuran setengah dari skala Bahtera Nuh. Kapal itu ia gunakan untuk membawa para wisatawan yang berkunjung ke daerah tempat tinggalnya.
Pada 2008, dia mulai membangun bahtera Nuh dengan skala penuh seperti dijelaskan dalam Alkitab. Huibers dan timnya membangun kapal dengan mengelas lambung logam dari 25 tongkang menjadi satu kerangka yang kemudian ditutup dengan pinus Skandinavia.
Kapal berhasil diselesaikan pada tahun 2012 dengan berat 3.000 ton. Adapun bahtera memiliki panjang 130 meter, lebar 29 meter, dan tinggi 23 meter. Pembangunannya menghabiskan 12.000 batang pohon.
Isi Bahtera Nuh ciptaan Huipers. Foto: Wikimedia Commons
Replika Bahtera Nuh berhasil mengalahkan kapal pesiar modern dan langsung menjadi tontonan para wisatawan yang menyambangi Belanda. Bahtera Nuh mampu menampung 4.000 orang dan 15.000 spesies hewan.
ADVERTISEMENT
Di dalamnya terdapat banyak ruangan, mulai dari tempat tidur, ruang teater, restoran, dan fasilitas konferensi untuk menampung 1.500 orang. Menatap ke seberang palka utama bahtera ada sebuah ruangan besar dipenuhi hutan pinus dan dilengkapi hewan-hewan plastik seukuran asli mulai dari zebra, gorila, singa, harimau, gajah, beruang dan hewan lainnya.
Sementara di ruangan lain terdapat kebun binatang berisi hewan hidup yang lebih jinak, seperti kuda poni, anjing, domba, dan kelinci. Di lantai bawah kapal ada tempat penyimpanan makanan untuk jangka panjang.
Bagian kapal juga dilengkapi penampung air hujan untuk minum serta ruangan terbuka untuk kuda berolahraga.Huibers menyebut bahtera itu sebagai ‘museum Alkitab’. "Kami ingin memberitahu orang-orang tentang Tuhan," kata Huibers kepada AFP.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin membangun sesuatu yang dapat membantu menjelaskan Alkitab secara nyata.”
Wujud Bahtera Nuh yang dibagun Huibers. Didesain persis seperti dalam Alkitab. Foto: PxHere
Kini, Bahtera Nuh menjadi tempat wisata dan telah dikunjungi ribuan turis dari mancanegara. Huibers ingin kapal ciptaannya menjadi pusat edukasi anak-anak sekolah untuk mendapatkan pengalaman nyata masuk dalam Bahtera Nuh.
Ia juga yakin, Bahtera Nuh bisa dimanfaatkan jika banjir benar-benar melanda Belanda sebagaimana dalam mimpinya. Sebagaimana diketahui, di masa lalu, Belanda pernah dihantam banjir besar pada tahun 1953 dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.
“Airnya akan datang. Dari pegunungan, dari laut, sampai Jerman. Seperti tahun 1959. Kedengarannya seperti malapetaka dan kesuraman. Tapi aku tidak takut.” ujar Huibers.
Bagaimanapun, kata Huibers, Bahtera Nuh bukan dirancang untuk menyelamatkan hidup dia dan keluarganya. “Kelangsungan hidup saya bukanlah tujuannya. Ini dimaksudkan untuk mendidik, sebagai pengingat bahwa dunia kita sedang berubah, akan terus berubah, seperti yang kita lihat sekarang karena pemanasan global, naiknya permukaan laut, dan kebakaran.”
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.