Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Kisah Wanita Termuda yang Hamil dan Melahirkan di Usia 5 Tahun
9 Agustus 2022 14:12 WIB
·
waktu baca 4 menit![Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1537332373/lyxdhyticouk8gjupckv.jpg)
ADVERTISEMENT
Siapa wanita termuda yang bisa hamil dan melahirkan? Apakah bocah berusia 15 tahun, 12 tahun, atau mungkin 10 tahun? Bukan, tapi rekor itu dipegang oleh bocah berusia 5 tahun yang harus menjalani operasi caesar pada 1939.
ADVERTISEMENT
Linda Medina menjadi orang termuda yang melahirkan dalam catatan sejarah. Menurut situs fakta Snopes, dia harus menjalani operasi caesar pada usia 5 tahun, 7 bulan, 21 hari.
Medina tinggal di Ticrapo, Peru. Pada 1939, orang tuanya harus membawa Medina ke Rumah Sakit Pisco karena diduga ada tumor besar yang tumbuh di perutnya. Medina lantas menjalani pemeriksaan dan dokter menyatakan bahwa gumpalan daging yang bersemayam di dalam perut Medina bukanlah tumor, melainkan bayi berusia tujuh bulan.
Medina diduga telah dicabuli, kendati pelakunya masih belum diketahui karena Medina tidak bisa memberi jawaban yang tepat, termasuk di mana pemerkosaan itu dilakukan, tulis dokter-peneliti Edmundo Escomel dalam jurnal La Presse Médicale pada Mei 1939.
ADVERTISEMENT
Medina melahirkan bayi laki-laki seberat 2,7 kilogram pada 14 Mei 1939 di sebuah rumah sakit di Lima. Bayi itu hanya bisa lahir melalui operasi caesar karena ukuran panggul Medina yang kecil.
Selama prosedur caesar berlangsung, dokter melakukan biopsi sampel jaringan dari salah satu ovarium Medina dan menemukan bahwa jaringan tersebut mirip dengan wanita dewasa. Medina dilaporkan sudah mulai menstruasi pada usia 3 tahun, tetapi laporan itu direvisi karena menstruasi pertama Medina disebut terjadi lebih awal, yakni di usia 8 bulan.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di La Presse Medicale pada Desember 1939, Escomel berteori bahwa anak bisa mengalami pubertas sangat dini karena gangguan kelenjar pituitari–kelenjar berbentuk kacang di dasar otak yang mengarahkan produksi hormon seks.
ADVERTISEMENT
Kenapa hamil di usia muda berbahaya?
Bagaimanapun, wanita yang hamil di usia belasan tahun akan menghadapi risiko medis berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa. Dijelaskan dr. Melissa Simon, profesor dan dokter kandungan-ginekologi di Fakultas Kedokteran Northwesters University Feinberg, di Chicago, AS, sederhananya kehamilan bisa terjadi dari awal ovulasi, yakni titik di mana ovarium mulai melepaskan sel telur matang yang disebut ovum.
“Penting untuk dicatat bahwa Anda dapat mulai berovulasi sebelum Anda mulai mengalami menstruasi pertama, dan pelepasan sel telur tidak selalu disertai dengan gejala fisik yang jelas,” kata Simon.
Umumnya ovulasi dimulai setelah menarche. Menarche biasanya terjadi antara usia 10 dan 16 tahun. Namun penelitian menunjukkan bahwa usia menarche cenderung menurun, yang berarti anak mengalami menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Misalnya, kata Simon, selama kehamilan volume darah dalam tubuh seseorang akan meningkat sekitar 50% dan itu bisa memberi tekanan yang luar biasa pada jantung anak. Tubuh anak yang sedang dalam masa pertumbuhan mungkin akan kekurangan nutrisi penting seperti kalsium karena nutrisi ini akan dialihkan ke janin yang sedang berkembang.
Sementara menurut WHO, dibandingkan dengan ibu hamil di usia 20-an, wanita yang hamil di usia 10 hingga 19 tahun menghadapi risiko lebih tinggi, termasuk tekanan darah tinggi yang bisa membahayakan kehamilan. Ini bisa menyebabkan komplikasi seperti kejang dan koma.
Mereka juga menghadapi peningkatan risiko infeksi sistemik dan infeksi pada lapisan rahim (endometritis nifas), serta anemia di mana jumlah sel darah merah yang sehat dan membawa oksigen dalam tubuh menurun secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Karena panggul anak di bawah umur masih sempit, mereka juga menghadapi risiko kesulitan melahirkan, komplikasi berbahaya di mana bayi tersangkut saat proses melahirkan berlangsung. Persalinan yang terhambat memberi tekanan pada kandung kemih dan uretra sehingga meningkatkan risiko penyakit radang panggul dan infeksi organ reproduksi.
Selain itu, kesulitan melahirkan juga bisa menyebabkan terbentuknya lubang di antara vagina dan kandung kemih atau rektum di mana urine dan feses bocor. Jika ini terjadi maka dibutuhkan operasi bedah untuk memperbaikinya. Mengingat risikonya sangat banyak, maka anak-anak di bawah umur direkomendasikan untuk menjalani operasi caesar agar lahirannya lancar.
ADVERTISEMENT
Tapi, operasi caesar juga tetap memiliki risikonya sendiri, seperti pendarahan hebat, infeksi, dan cedera kandung kemih dan usus, serta jenis sayatan yang dibuat dalam prosedur caesar juga dapat meningkatkan kemungkinan harus dilakukannya operasi caesar pada kehamilan berikutnya. Melakukan operasi caesar lebih dari dua kali bisa meningkatkan risiko plasenta akreta, suatu kondisi yang mengancam jiwa.
“Di samping risiko medis, anak-anak yang hamil juga mengalami trauma mental yang cukup berat. Dengan kondisi mental yang terganggu mereka harus merawat bayi, saya bahkan tak bisa membayangkan beban mental seperti apa yang akan dialami bocah tersebut,” kata Simon.