Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Komet Raksasa Dekati Tata Surya, Terbesar yang Pernah Dilihat di Luar Angkasa
1 Oktober 2021 8:41 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebuah komet raksasa dilaporkan tengah mendekati lintasan Tata Surya kita. Saking besarnya, komet ini pernah dikira sebagai planet kerdil.
ADVERTISEMENT
Komet C/2014 UN271 (Bernardinelli-Bernstein) akan mendekati Matahari meski jaraknya tidak lebih dekat ketimbang di luar orbit Saturnus. Ukurannya yang besar dan jaraknya yang relatif dekat bisa memberikan kesempatan langka bagi para ilmuwan untuk mempelajari objek asli dari Awan Oort, dan menemukan informasi baru tentang pembentukan Tata Surya.
Peneliti mengatakan, banyak tempat Tata Surya bagian luar yang masih menjadi misteri. Sebab, jaraknya sangat jauh dan cukup gelap untuk diamati. Selain itu, benda-benda di dalamnya juga cukup kecil. Jadi, melihat apa yang ada di luar sana melewati orbit Neptunus adalah hal yang cukup menantang.
“Kami punya gambaran umum tentang struktur wilayah ruang di sana, dengan Sabuk Kuiper yang terdiri dari benda-benda es kecil, dan kemudian Awan Oort pada jarak yang lebih jauh, tetapi spesifikasinya lebih sulit untuk ditelusuri,” kata Gary Bernstein astronom dari University of Pennsylvania yang menemukan komet tersebut.
ADVERTISEMENT
“Namun kami mendapatkan lebih banyak informasi dari sumber yang tidak terduga. Salah satunya Dark Energy Survey (DES) yang berlangsung antara Agustus 2013 dan Januari 2019.”
Dalam hal ini, kata Bernstein, para astronom meneliti langit selatan dalam inframerah selama ratusan hari. Termasuk mempelajari objek seperti supernova dan gugus galaksi untuk mencoba menghitung percepatan ekspansi semesta yang dianggap dipengaruhi oleh energi gelap.
Kedalaman, keluasan, dan ketepatan survei tersebut ternyata sangat berguna untuk mengidentifikasi objek-objek di luar Tata Surya dan di luar orbit Neptunus. Awal tahun ini, astronom berhasil menemukan 461 objek yang sebelumnya tidak diketahui di luar Tata Surya dalam data DES.
Salah satu objek tersebut adalah yang ditemukan oleh Bernstein dan Pedro Bernardinelli, seorang astronom yang juga berasal dari University of Pennsylvania. Mereka berdua berhasil menemukan C/2014 UN271. Sekarang, mereka telah menjabarkan komet secara lebih rinci dalam makalah pracetak di The Astrophysical Journal Letters.
"Kami menyimpulkan bahwa C/2014 UN271 (Bernardinelli-Bernstein) adalah komet 'baru'. Artinya, tidak pernah ditemukan sebelumnya dan belum pernah berada pada jarak 18 au ke Matahari sejak keluar dari Awan Oort,” tulis para peneliti sebagaimana dikutip Science Alert.
ADVERTISEMENT
"Memang, ini mungkin komet paling murni yang pernah diamati, karena kami telah mendeteksinya sebelum ia datang dalam orbit Uranus, dan mungkin tidak pernah melakukannya pada orbit sebelumnya."
Berdasarkan analisis, C/2014 UN271 (Bernardinelli-Bernstein) punya ukuran diameter 155 kilometer. Dia memulai perjalanan pada jarak sekitar 40.400 ua (unit astronomi ) dari Matahari. Saat ditemukan, komet itu berada pada jarak sekitar 29 ua dari Matahari. Jarak paling dekat ke Matahari akan terjadi pada tahun 2031, ketika ia akan mencapai jarak 10,97 ua.
Meski tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, para ilmuwan akan mengambil kesempatan untuk mempelajari C/2014 UN271 menggunakan teleskop. Mereka berharap, dengan mempelajari lebih banyak komposisi komet, maka akan memberi informasi lebih banyak tentang awal pembentukan Tata Surya.
ADVERTISEMENT