Kompetisi Riset Call For Research (CFR): Cara LPS Dukung Peneliti Muda

13 Juli 2022 12:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bellinda Azzahra, periset berusia 21 tahun yang kini mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia dengan Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dok. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
zoom-in-whitePerbesar
Bellinda Azzahra, periset berusia 21 tahun yang kini mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia dengan Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dok. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Kegiatan riset di kalangan anak muda perlu didukung agar mampu menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan bisa menyiapkan para generasi muda untuk berkompetisi secara global di masa yang akan datang.
Ya, generasi muda yang aktif melakukan kegiatan penelitian akan terbentuk pola pikir dan mentalnya, sehingga siap dalam menjalankan profesi apapun. Karenanya, kegiatan riset bagi generasi muda perlu terus didukung.
Berangkat dari sini, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar kompetisi riset Call For Research (CFR). Bagi LPS, ajang ini dapat memajukan budaya riset di kalangan anak muda yang sangat penting untuk kemajuan suatu bangsa, terutama dalam bidang sains dan teknologi.
Kompetisi yang rutin digelar sejak 2017 ini pun selalu mendapatkan animo dari para peneliti dan periset muda yang antusias mengikuti ajang ilmiah ini.
Di tahun ini pun, LPS kembali menggelar kegiatan CFR. Tercatat sejak awal dibuka, sudah ada 90 tim yang mendaftar menjadi peserta kompetisi ini. Salah satunya Bellinda Azzahra, periset berusia 21 tahun yang kini mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia dengan Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Bellinda mengaku sejak lama ia memang sudah tertarik untuk mengikuti kompetisi ini. Dalam risetnya, Bellinda pun mengambil topik yang masih baru yaitu integrated reporting.
Integrated reporting merupakan bentuk output akhir perusahaan berupa laporan yang menggabungkan informasi dari laporan keuangan dan laporan keberlanjutan (sustainability report).
“Saya mengambil isu tersebut karena sejalan dengan topik LPS CFR yaitu pengembangan sektor Jasa Keuangan Nasional yang berwawasan lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) untuk Pembangunan Berkelanjutan. Melalui integrated reporting yang baik diharapkan sektor perbankan dapat lebih profesional lagi dalam mendukung pembangunan Nasional yang berkelanjutan,” ujarnya.
Bellinda Azzahra. Dok. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Menurutnya, topik integrated reporting ini cukup menantang karena isu ini masih terhitung baru di Indonesia dan belum banyak yang mengangkat topik penelitian tersebut.
“Saya harus mencari sumber data yang valid karena ini isu baru. Dan standard integrated reporting untuk sektor perbankan yang ada saat ini masih berada pada level global dan bersifat draft, jadi saya harus menginterpretasikan draft tersebut ke dalam landscape ekonomi dan keuangan atau sektor perbankan di Indonesia,” jelas Bellinda.
Tetapi menurut Bellinda, justru hal itulah yang membuatnya semakin bersemangat. Sebab dengan berbagai proses tersebut, pada akhirnya membuat ia dapat meningkatkan skill penulisannya, sekaligus dapat menambah ilmu dan juga networking-nya.
“Pertama, saya bisa meningkatkan skill penulisan saya, dan kedua saya bisa menambah ilmu dan network di mana ketika saya menulis riset ini tentunya saya bisa mengenal dengan banyak orang yang punya pengalaman di bidang riset,” jelasnya.
Lebih lanjut Bellinda mengatakan, dunia riset di Indonesia memang belum bisa disebut sebagai sektor yang ideal seperti beberapa sektor lain dan dapat dikatakan belum semaju di negara lain. Ia juga menegaskan bahwa harus ada optimisme dari para peneliti dan periset, khususnya dari kalangan milenial untuk terus bersemangat menghasilkan riset yang praktikal serta bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia.
“Ajang LPS CFR 2022 ini adalah salah satu wadahnya, sebab LPS sendiri adalah salah satu lembaga pemerintah yang cukup besar di bidang ekonomi dan keuangan. Pendaftarannya juga mudah karena semua sudah terintegrasi, jadi saya tinggal menyiapkan dan mengunduh saja. Apalagi LPS CFR tahun ini lebih terbuka, di mana tidak hanya dapat diikuti secara khusus oleh akademisi atau profesi peneliti tetapi juga oleh masyarakat umum,” jelasnya.

CFR Mendorong Pemulihan Ekonomi yang Resilient

Mengangkat tema “Mendorong Pemulihan Ekonomi yang Resilient di Tengah Tantangan dan Ketidakpastian”, ajang LPS CFR 2022 ini hadir dengan dua sub tema penelitian yang dapat dipilih; Subtema Umum dan Subtema Khusus.
Selain jumlah peserta yang meningkat, hadiah yang diberikan kepada para pemenang LPS CFR di tahun 2022 melonjak dari penyelenggaraan tahun sebelumnya. Total hadiah LPS CFR tahun ini adalah Rp 205 juta.
Sesuai dengan tema yang diusung terdapat dua Sub Tema penelitian dengan beberapa pilihan riset, yaitu Subtema Khusus, diperuntukkan kepada minimal mahasiswa Diploma/Strata 1 (S1). Kemudian, Subtema Umum yang diperuntukkan bagi minimal mahasiswa Diploma/Strata (S1) dan maksimal lulusan Strata 2 (S2).
Adapun, batas pengumpulan Research paper hingga 5 Agustus 2022, peserta yang menjadi pemenang, akan mempresentasikan hasil risetnya pada LPS Research Fair 2022. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dan syarat lengkapnya, dapat diakses di www.lps.go.id.
Tertarik untuk mengikuti kompetisi ini? Yuk, ikutan dan raih kesempatan untuk memberikan sumbangsih yang nyata bagi bangsa dan negara.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)