Kristal Super Aneh Ditemukan di dalam Debu Meteorit Jatuh di Rusia

4 Juli 2022 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kristal aneh yang belum terlihat sebelumnya ditemukan dalam debu meteorit yang jatuh di Rusia.   Foto: The European Physical Journal Plus/Taskaev
zoom-in-whitePerbesar
Kristal aneh yang belum terlihat sebelumnya ditemukan dalam debu meteorit yang jatuh di Rusia. Foto: The European Physical Journal Plus/Taskaev
ADVERTISEMENT
Ilmuwan telah menemukan jenis kristal yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kristal itu bersemayam dalam butiran kecil debu meteorit dari batu luar angkasa yang meledak di atas Chelyabinsk, Rusia, sembilan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Pada 15 Februari 2013, sebuah asteroid berukuran 18 meter dengan berat mencapai 12.125 ton memasuki atmosfer Bumi. Asteroid itu melesat dengan kecepatan mencapai 66.950 km/jam, kemudian meledak di ketinggian sekitar 23,3 kilometer di atas kota Chelyabinsk, Rusia selatan.
Akibatnya, serpihan meteorit kecil menghujani wilayah tersebut. Para ahli menyebut peristiwa itu sebagai peringatan bagi umat manusia akan bahaya yang ditimbulkan dari asteroid ketika memasuki Bumi dan mencapai daratan.
Ledakan meteor Chelyabinsk menjadi ledakan meteor terbesar di atmosfer Bumi sejak peristiwa Tunguska 1908. Menurut NASA, ledakan meteor Chelyabinsk 30 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima.
Meteor Chelyabinsk meledak di langit Rusia pada 15 Februari 2013. Pernah menjadi bagian batu yang sama dengan sebuah asteroid berjenis Apollo. Foto: Wikimedia Commons
Dalam serangkaian foto dan video yang beredar di media sosial, terlihat bagaimana batu luar angkasa itu terbakar dalam kilatan cahaya yang lebih terang dari Matahari, sebelum akhirnya menciptakan ledakan sonik kuat hingga memecahkan kaca dan merusak bangunan, serta melukai sekitar 1.200 orang yang tinggal di kota Chelyabinsk dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam studi terbaru, para peneliti menganalisis beberapa fragmen kecil batuan luar angkasa sisa-sisa dari ledakan meteor yang dikenal sebagai debu meteorit. Meteor biasanya menghasilkan partikel kecil debu saat terbakar di atmosfer. Tapi butir kecil itu hilang, tersapu oleh angin, jatuh ke air, terkontaminasi oleh lingkungan sehingga sulit untuk ditemukan.
Namun menurut NASA, setelah meteor Chelyabinsk meledak, serpihan debu dengan partikel yang lebih besar melayang di atmosfer selama lebih dari empat hari sebelum akhirnya menghujani permukaan Bumi. Beruntung, lapisan salju yang turun sesaat dan sebelum peristiwa terjadi menjebak dan mengawetkan beberapa sampel debu meteorit sehingga ilmuwan bisa mendapatkannya.
Ketika para peneliti memeriksa debu meteor di bawah mikroskop, mereka menemukan kristal buru. Peneliti kemudian memeriksa debu itu di bawah mikroskop elektron yang lebih kuat dan menemukan lebih banyak kristal di dalamnya.
Sebuah model komputer menunjukkan awan debu di atmosfer sisa-sisa ledakan meteor Chelybinsk. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Analisis lebih lanjut menggunakan sinar-X mengungkapkan bahwa kristal terbuat dari lapisan grafit yang mengelilingi nanocluster pusat di kristal. Grafit sendiri adalah suatu bentuk karbon yang terbuat dari lembaran atom tumpang tindih, biasanya digunakan dalam pensil.
Peneliti bilang, nanocluster di pusat kristal kemungkinan adalah buckminsterfullerene (C60), sementara bola atom seperti sangkar adalah polyhexacyclooctadecane (C18H12), sebuah molekul yang terbuat dari karbon dan hidrogen.
Tim menduga, bola kristal terbentuk dalam kondisi suhu dan tekanan tinggi yang tercipta dari meteor pecah, meski mekanisme pastinya belum diketahui. Berikutnya peneliti berharap bisa melacak sampel debu meteorit lain untuk melihat apakah kristal merupakan bentuk yang umum dari meteor pecah atau hanya bisa ditemukan di meteor Chelyabinsk.