Kualitas Udara di Australia Masuk Kategori Berbahaya

11 Desember 2019 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebakaran hutan di Dataran Tinggi Newnes, New South Walles, Australia. Foto: Gena Dray/ via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran hutan di Dataran Tinggi Newnes, New South Walles, Australia. Foto: Gena Dray/ via REUTERS
ADVERTISEMENT
Lahan seluas 2,7 juta hektare di bagian timur Australia dilalap si jago merah selama beberapa pekan terakhir. Akibat peristiwa ini, lahan yang hilang disinyalir tiga kali lipat jumlahnya dibandingkan kebakaran Amazon yang terjadi sepanjang tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Yang mencemaskan, amukan api menjalar ke wilayah yang lebih luas. Selasa (10/12), Science Alert melaporkan kebulan asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan di Negeri Kanguru mengakibatkan udara di langit kota Sydney menjadi tercemar. Kualitas udara di sana merosot tajam dan berada dalam kategori berbahaya. Kota yang dihuni sekitar 4,3 juta jiwa penduduk Australia itu pun masih diselimuti kabut asap beracun hingga kini.
“Kami di Sydney, tentu saja pernah mengalami kualitas udara yang sangat buruk di masa lampau, yang saya pernah jumpai misalnya pada saat terjadi badai debu 2009, saat itu kami memiliki tingkat polusi yang sangat tinggi,” ujar Richard Broome, Direktur Kesehatan Lingkungan di New South Wales, dikutip dari Science Alert.
ADVERTISEMENT
Namun menurut Broome, kabut asap yang menyelimuti selama beberapa bulan terakhir menjadi yang terparah dan belum pernah disaksikan sebelumnya oleh warga. Saat diukur dengan Indeks Kualitas Udara (AQI), kualitas udara beberapa daerah di Sydney pada Selasa (10/12) berada di atas 400.
Ada pula beberapa daerah yang kualitas udaranya berada di angka lebih dari 1.000. Mirisnya lagi, dua daerah lainnya bahkan sudah melampaui 12 kali ambang batas AQI sebab berada di angka 2.000.
"Ini adalah peristiwa penting," kata ilmuwan lingkungan Mark Taylor dari Macquarie University kepada The Sydney Morning Herald menanggapi kualitas udara Australia yang memburuk. "Pemantauan kualitas udara seperti ini mulanya hanya terjadi di tempat-tempat seperti India dan China yang kualitas udaranya kerap melampaui ambang batas aman."
ADVERTISEMENT
Taylor menegaskan, kondisi ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut. Dirinya khawatir kualitas udara yang buruk dan mengandung zat yang bersifat karsinogenik bisa membuat 4 hingga 5 juta orang terpapar. “Tidak bisa dipungkiri, kita tengah hidup di lautan asap dan polutan,” imbuhnya.
Kebakaran hutan di Australia yang menimbulkan kabut asap tebal sejauh ini telah membuat jumlah pasien di rumah sakit yang mengeluh gangguan pernapasan meningkat. Transportasi umum di sana juga terganggu.
Kejadian ini membuat Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, dibanjiri kritik tajam dari banyak pihak, sebab ia terlalu meremehkan dampak perubahan iklim sebagai akibat kebakaran hutan yang sedang berlangsung saat ini. Meski sebenarnya, kebakaran tidak secara langsung disebabkan oleh perubahan iklim, kondisi kebakaran yang sangat berbahaya dipicu oleh kenaikan suhu dan kekeringan yang hebat.
ilustrasi ibu hamil menghadapi polusi udara Foto: Shutterstock